SUKABUMIUPDATE.com - Berbicara soal Gereja, tahukah kamu jika Gereja tertua di Indonesia ada di Jakarta? Yah namanya adalah Gereja Sion.
Gereja Sion, yang dikenal sebagai gereja tertua di Indonesia, terletak di Jakarta. Didirikan pada tahun 1695, gereja ini menjadi yang pertama dan paling bersejarah di tanah air.
Desain arsitekturnya memadukan gaya Portugis dengan sentuhan Yunani klasik, menciptakan tampilan yang megah dan unik.
Gereja ini juga disebut sebagai Portugeesche Buitenkerk atau Gereja Portugis, berlokasi di sudut Jalan Pangeran Jayakarta dan Mangga Dua Raya.
Gereja Sion menyimpan berbagai kisah menarik yang merefleksikan perjalanan panjang sejarahnya.
Bangunannya berdiri kokoh di atas pondasi dari 10.000 kayu dolken, yang hingga kini masih mampu menopang gereja dengan baik.
Di dalamnya, terdapat enam pilar yang dipercaya melambangkan enam malaikat penjaga gereja.
Pada lantai dua gereja, terdapat sebuah alat musik orgel bersejarah yang merupakan hibah dari Putri Pendeta John Morit Moore pada tahun 1860.
Orgel ini masih dimainkan hingga sekarang, namun hanya ada tiga orang Indonesia yang mampu memainkannya.
Di samping gereja terdapat lonceng tua, yang menjadi lonceng tertua ketiga di Indonesia. Lonceng ini telah ada sejak tahun 1675, dua dekade sebelum gereja selesai dibangun.
Dahulu, lokasi Gereja Sion merupakan area pemakaman bernama Jassen Kerkhof, yang berarti makam. Dari ribuan makam yang ada, kini hanya tersisa 11, termasuk makam Gubernur Jenderal Belanda ke-20, Hendrik Zwaardecroon.
Pada awal pendiriannya, gereja ini diperuntukkan bagi tawanan Portugis Mardijkers. Namun, khutbah pertamanya disampaikan dalam bahasa Belanda oleh Pendeta Theodarus Zas setelah gereja selesai dibangun.
Gereja ini sempat ditutup selama masa pendudukan Jepang, kemudian dibuka kembali pada tahun 1946 oleh Pendeta Inggris Charles Poire.
Ia mengganti namanya menjadi Gereja Sion pada tahun 1951, sebelum akhirnya berganti nama menjadi Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Jemaat Sion pada tahun 1965.
Bangunan utama Gereja Sion berbentuk persegi empat, dengan tambahan bangunan berbentuk persegi panjang.
Gereja ini menghadap ke utara, memiliki gaya interior baroque, dan eksterior yang dipengaruhi arsitektur Romawi kuno. Ruangannya mencakup area ibadah, mimbar, balkon, dan kantor gereja.
Selain itu, gereja ini memiliki kursi besar berukir dari abad ke-17, tujuh jendela besar, lantai tegel dari batu andesit, dan atap berbentuk trapezium. Pintu utama berada di sisi utara, sementara pintu lainnya berada di sebelah barat.
Keindahan Gereja Sion terlihat pada detailnya, seperti hiasan mimbar, balkon yang dilengkapi orgel dengan ukiran sulur, serta tympanum dan pilar-pilar semu di setiap pintu aksesnya.
Pada tahun 2017, Gereja Sion resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 193/M/2017, menegaskan statusnya sebagai warisan sejarah yang bernilai.
Sumber: Kemdikbud/Pemprov DKI