SUKABUMIUPDATE.com - Pantai Nini, atau lebih tepatnya Pantai Karang Nini, adalah sebuah destinasi wisata pantai yang terletak di Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Pantai ini menawarkan keindahan alam yang masih sangat alami dengan pasir putih lembut, deburan ombak yang menenangkan, dan pemandangan sekitar yang hijau asri.
Berjarak sekitar 80 kilometer dari pusat Kota Ciamis, perjalanan menuju Pantai Karang Nini memakan waktu sekitar dua jam. Meski cukup lama, setibanya di pantai, lelah perjalanan akan terbayar lunas ketika menginjak pasir pantai yang halus.
Apalagi, latar belakang hutan jati yang masih alami menambah keindahan dan kesegaran tempat ini. Pantai Karang Nini memiliki ciri khas berupa garis pantai yang panjang, dengan sebagian area dihiasi oleh batuan karang.
Di sela-sela karang tersebut, pengunjung dapat melihat beragam biota laut yang tertinggal ketika air laut surut. Pantai ini berbeda dengan pantai-pantai lain di kawasan Pangandaran, karena suasananya yang lebih tenang dan sepi, sehingga cocok sebagai tempat beristirahat dan melepas penat.
Harga tiket masuk ke Pantai Karang Nini tergolong ramah di kantong. Pengunjung hanya perlu membayar Rp5.000 per orang untuk masuk. Selain itu, tersedia biaya parkir sebesar Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Kawasan wisata Pantai Karang Nini dilengkapi berbagai fasilitas, seperti papan petunjuk, pos jaga, pondok wisata, loket, area parkir, jalan setapak, instalasi air, tempat sampah, shelter, menara pengintai, papan informasi, mushola, dan beberapa kantin atau warung.
Pantai Karang Nini menyimpan legenda menarik yang menjadi asal usul namanya. Menurut cerita, nama “Karang Nini” berasal dari kisah sepasang kakek dan nenek (aki dan nini dalam bahasa Sunda).
Konon, sang kakek yang sedang sakit terpaksa melaut demi memenuhi kebutuhan makanan. Meski nenek sudah melarang, kakek tetap pergi saat cuaca memburuk, dengan angin kencang, petir menyambar, dan hujan deras yang mengguyur.
Nenek merasa gelisah dan tak tenang, hanya bisa memikirkan keselamatan suaminya. Di tengah lautan, kakek menyesal tidak mendengarkan nasihat istrinya. Perahunya dihantam badai hingga hancur, membuatnya tenggelam dalam pusaran ombak besar.
Nenek, yang cemas dan berharap suaminya selamat, berlari ke pantai dan memanggil-manggil namanya. Setelah menunggu beberapa hari, sang kakek tidak juga kembali. Nenek pun memohon kepada Tuhan agar dipertemukan dengan kakek, baik dalam keadaan hidup atau mati.
Tiba-tiba, muncullah sang kakek dihadapan sang nenek. Dalam tangisnya, nenek berdoa agar tetap bersama kakek. Seketika, tubuh si nenek berubah menjadi batuan karang bersamaan dengan kakek.
Hingga kini, karang-karang tersebut masih bisa dilihat di Pantai Karang Nini, meskipun bentuknya tidak lagi seutuh dulu. Karang yang menyerupai kakek dikenal sebagai “Bale Kambang.”