Lebih dari 7 Tingkatan! Menjelajahi Keindahan Curug Bibijilan, Surga Tersembunyi di Sukabumi

Jumat 08 November 2024, 10:58 WIB
Curug Bibijilan di Kampung Lebak Nangka, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa/Riko Firdaos

Curug Bibijilan di Kampung Lebak Nangka, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa/Riko Firdaos

SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi menyimpan banyak pesona alam yang menawan, salah satunya adalah Curug Bibijilan yang terletak di Kampung Lebak Nangka, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Destinasi wisata alam ini tidak hanya menawarkan pemandangan air terjun bertingkat yang memukau, tetapi juga menyimpan sejarah dan cerita yang menarik.

Apong (53 tahun), seorang warga lokal sekaligus pengelola Curug Bibijilan, bercerita bahwa dulunya tempat ini adalah hutan belantara yang menjadi sumber air bagi warga sekitar. “Kalau sejarah Bibijilan itu dulunya hutan belantara ya. Cuma ada juga yang orang tua dulu itu (warga sekitar) memang (mengambil air) ke sini, ke Bibijilan semua, Kampung Lebaknangka semua, karena kan di sini susah air, jadi kalau musim kemarau (mengambil air) airnya ke sini ke Bibijilan,” ungkapnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis, 7 November 2024.

Curug Bibijilan memiliki keunikan tersendiri karena airnya bukan berasal dari sungai, melainkan langsung muncul dari Goa Siluman yang ada di kawasan tersebut. “Namanya juga kan Curug Bibijilan. Jadi Curug Bibijilan itu kan sumbernya bukan dari sungai yang mengalir ya, tapi keluarnya itu dari dalam goa (Goa Siluman). Jadi keluar dari dalam goa, disebutlah kalau istilah Sunda kan Bibijilan,” ujarnya sambil menjelaskan asal-usul air yang mengaliri curug ini.

Baca Juga: Dispar Sukabumi Bentuk Tim untuk Akomodasi Inovasi di Sektor Pariwisata dan Ekraf

Sebelum ditetapkan sebagai objek wisata oleh Perhutani pada 2002, Curug Bibijilan sebenarnya sudah dikenal oleh masyarakat luar desa sejak 1980-an. Saat itu warga sekitar mulai membersihkan akses jalan dan menyediakan area penitipan barang sederhana. "Dari tahun delapan puluhanlah mulai ada yang main dari luar, orang-orang luar desa sini aja. Cuma udah gitu dikelola dulu sama warga sekitar sini, dikelola begitu aja, dibersihin jalan, ada (tempat) untuk penitipan barang. Setelah ini barulah sama Perhutani diresmikan menjadi wisata Curug Bibijilan sampai sekarang,” jelas Apong.

Sejak diresmikan, Curug Bibijilan memberikan dampak positif bagi perekonomian warga sekitar. Banyak penduduk lokal yang kini memiliki pekerjaan sebagai pengelola wisata. “Kita pengelola di sini yang tadinya susah untuk mencari pekerjaan ya mungkin sekarang ada kerjaan untuk mengelola wisata di sini,” ungkapnya.

Bagi para pengunjung, Curug Bibijilan menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Suara gemuruh air yang jatuh di antara pepohonan rindang dan udara sejuk khas pegunungan memberikan suasana yang menenangkan dan menyegarkan. Selain itu, air yang jernih di setiap tingkatan curug juga mengundang wisatawan untuk bermain air atau berfoto. Kondisi alam yang masih terjaga menambah daya tarik tempat ini sebagai destinasi wisata alam yang sempurna untuk melepas penat dari hiruk-pikuk kota.

Kepopuleran Curug Bibijilan semakin meningkat berkat berbagai unggahan di media sosial. “Yang paling signifikan tuh sekarang, karena mungkin karena viral ya, banyak yang bikin konten kayak gitu, jadi semua orang yang ke sini itu banyak yang liat dari YouTube, dari Facebook, kan banyak berita-berita. Jadi agak naiklah. Kalau dulu kan yang main itu hanya hari Sabtu dan Minggu (weekend), tapi sekarang setiap hari hampir ada,” ujar Apong.

Biaya masuk ke area Curug Bibijilan cukup terjangkau yakni Rp 10 ribu per orang, sudah termasuk biaya parkir kendaraan. Selain itu, yang orang ketahui mengenai Curug Bibijilan ini adalah objek wisata yang identik dengan air terjun tujuh tingkat, namun Apong menyebut Curug Bibijilan ini ternyata memiliki 14 tingkatan, tetapi tidak pernah diakses oleh para wisatawan karena jalan yang kurang memadai.

Curug Bibijilan itu kalau curugnya yang sering dijamah dan dijangkau oleh pengunjung paling tujuh curug. Kalau semuanya sampai ke bawah sih banyak, ada 14, ada berapa banyak ya, cuma jalannya susah (akses jalan). Jadi jalannya itu terjal banget. Sementara yang kejangkau itu, yang agak gampang, ya tujuh curug,” katanya.

Apong menyampaikan harapannya agar akses menuju seluruh tingkatan curug dapat diperbaiki. “Harapan kami (pengelola) untuk ke depannya sih ada pengelolaan untuk jalan (akses menuju 14 curug) supaya lebih gampang lagi. Ada pembangunan agar suasananya lebih enak. Terus ke pemerintah juga harapan kami untuk bangun jalan ke sini. Kalau dibangun kan lebih bagus gitu (akses jalan menuju wisata Curug Bibijilan), karena pemerintah sendiri juga suka berkunjung ke sini dan jalannya masih jelek,” ujar dia.

Reporter: Turangga Anom (Magang)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa