SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi menyimpan banyak pesona alam yang menawan, salah satunya adalah Curug Bibijilan yang terletak di Kampung Lebak Nangka, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Destinasi wisata alam ini tidak hanya menawarkan pemandangan air terjun bertingkat yang memukau, tetapi juga menyimpan sejarah dan cerita yang menarik.
Apong (53 tahun), seorang warga lokal sekaligus pengelola Curug Bibijilan, bercerita bahwa dulunya tempat ini adalah hutan belantara yang menjadi sumber air bagi warga sekitar. “Kalau sejarah Bibijilan itu dulunya hutan belantara ya. Cuma ada juga yang orang tua dulu itu (warga sekitar) memang (mengambil air) ke sini, ke Bibijilan semua, Kampung Lebaknangka semua, karena kan di sini susah air, jadi kalau musim kemarau (mengambil air) airnya ke sini ke Bibijilan,” ungkapnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis, 7 November 2024.
Curug Bibijilan memiliki keunikan tersendiri karena airnya bukan berasal dari sungai, melainkan langsung muncul dari Goa Siluman yang ada di kawasan tersebut. “Namanya juga kan Curug Bibijilan. Jadi Curug Bibijilan itu kan sumbernya bukan dari sungai yang mengalir ya, tapi keluarnya itu dari dalam goa (Goa Siluman). Jadi keluar dari dalam goa, disebutlah kalau istilah Sunda kan Bibijilan,” ujarnya sambil menjelaskan asal-usul air yang mengaliri curug ini.
Baca Juga: Dispar Sukabumi Bentuk Tim untuk Akomodasi Inovasi di Sektor Pariwisata dan Ekraf
Sebelum ditetapkan sebagai objek wisata oleh Perhutani pada 2002, Curug Bibijilan sebenarnya sudah dikenal oleh masyarakat luar desa sejak 1980-an. Saat itu warga sekitar mulai membersihkan akses jalan dan menyediakan area penitipan barang sederhana. "Dari tahun delapan puluhanlah mulai ada yang main dari luar, orang-orang luar desa sini aja. Cuma udah gitu dikelola dulu sama warga sekitar sini, dikelola begitu aja, dibersihin jalan, ada (tempat) untuk penitipan barang. Setelah ini barulah sama Perhutani diresmikan menjadi wisata Curug Bibijilan sampai sekarang,” jelas Apong.
Sejak diresmikan, Curug Bibijilan memberikan dampak positif bagi perekonomian warga sekitar. Banyak penduduk lokal yang kini memiliki pekerjaan sebagai pengelola wisata. “Kita pengelola di sini yang tadinya susah untuk mencari pekerjaan ya mungkin sekarang ada kerjaan untuk mengelola wisata di sini,” ungkapnya.
Bagi para pengunjung, Curug Bibijilan menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Suara gemuruh air yang jatuh di antara pepohonan rindang dan udara sejuk khas pegunungan memberikan suasana yang menenangkan dan menyegarkan. Selain itu, air yang jernih di setiap tingkatan curug juga mengundang wisatawan untuk bermain air atau berfoto. Kondisi alam yang masih terjaga menambah daya tarik tempat ini sebagai destinasi wisata alam yang sempurna untuk melepas penat dari hiruk-pikuk kota.
Kepopuleran Curug Bibijilan semakin meningkat berkat berbagai unggahan di media sosial. “Yang paling signifikan tuh sekarang, karena mungkin karena viral ya, banyak yang bikin konten kayak gitu, jadi semua orang yang ke sini itu banyak yang liat dari YouTube, dari Facebook, kan banyak berita-berita. Jadi agak naiklah. Kalau dulu kan yang main itu hanya hari Sabtu dan Minggu (weekend), tapi sekarang setiap hari hampir ada,” ujar Apong.
Biaya masuk ke area Curug Bibijilan cukup terjangkau yakni Rp 10 ribu per orang, sudah termasuk biaya parkir kendaraan. Selain itu, yang orang ketahui mengenai Curug Bibijilan ini adalah objek wisata yang identik dengan air terjun tujuh tingkat, namun Apong menyebut Curug Bibijilan ini ternyata memiliki 14 tingkatan, tetapi tidak pernah diakses oleh para wisatawan karena jalan yang kurang memadai.
“Curug Bibijilan itu kalau curugnya yang sering dijamah dan dijangkau oleh pengunjung paling tujuh curug. Kalau semuanya sampai ke bawah sih banyak, ada 14, ada berapa banyak ya, cuma jalannya susah (akses jalan). Jadi jalannya itu terjal banget. Sementara yang kejangkau itu, yang agak gampang, ya tujuh curug,” katanya.
Apong menyampaikan harapannya agar akses menuju seluruh tingkatan curug dapat diperbaiki. “Harapan kami (pengelola) untuk ke depannya sih ada pengelolaan untuk jalan (akses menuju 14 curug) supaya lebih gampang lagi. Ada pembangunan agar suasananya lebih enak. Terus ke pemerintah juga harapan kami untuk bangun jalan ke sini. Kalau dibangun kan lebih bagus gitu (akses jalan menuju wisata Curug Bibijilan), karena pemerintah sendiri juga suka berkunjung ke sini dan jalannya masih jelek,” ujar dia.
Reporter: Turangga Anom (Magang)