SUKABUMIUPDATE.com - Situs Batu Panjang adalah tempat yang menarik sekaligus penuh misteri, karena hingga kini sejarah pasti tentangnya belum diketahui. Namun, situs ini diyakini sebagai peninggalan zaman prasejarah, tepatnya pada era megalitikum.
Situs ini terletak di tanjakan Jahim, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dalam area hutan pinus yang dikelola Perhutani. Situs Batu Panjang ini memiliki kemiripan dengan Situs Gunung Padang di Cianjur, terutama dalam hal bentuk dan susunan batu-batunya.
Di lokasi ini, pengunjung dapat melihat ratusan batu dengan bentuk panjang, persegi, lonjong, dan pipih. Beberapa di antaranya tersusun bersilangan atau berserakan, bahkan ada yang berdiri tegak. Panjang batu-batu tersebut rata-rata mencapai 3 meter dengan diameter sekitar 40 sentimeter, dan beberapa batu tersusun melingkar di bawahnya.
Penduduk Desa Cibeureum, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, mempercayai bahwa tempat ini merupakan Situs Budaya Batu Panjang. Ciri kabuyutanya bisa dilihat dari pepohonan hutan alami yang masih terjaga, terutama di antara dominasi pohon pinus yang membuatnya mudah dikenali.
Di pintu masuk situs, terdapat sekelompok batu panjang yang tersusun bertumpukan. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Batu Kendang karena bentuknya yang mirip alat musik kendang. Banyak batu panjang dan besar tersebar di sekitar situs ini.
Mengutip laman perhutani, menurut Pak Idi Shahidin, penjaga situs selama 20 tahun, tempat ini memiliki aura mistis. Beberapa orang percaya bahwa batu-batu panjang disana sebenarnya adalah bentuk lain dari ular jadi-jadian, dan konon ular tersebut terkubur di bawah tumpukan batu-batu tersebut.
Selain cerita seram, masyarakat juga mempercayai mitos lain terkait situs ini. Mereka meyakini bahwa siapa pun yang mampu "ngadeupaan" (mengukur dengan kedua tangan) salah satu batu panjang di situs tersebut akan mendapatkan kemudahan rezeki. Mitos ini diyakini akan lebih kuat jika dilakukan pada bulan Mulud.
Di balik mitos yang menyelimuti Situs Batu Panjang, tempat ini secara nyata membawa rezeki bagi masyarakat setempat. Mereka mendapatkan penghasilan dari biaya parkir yang dikenakan kepada pengunjung yang ingin melihat situs ini secara langsung.
Harga parkirnya tidak ditentukan secara pasti, melainkan berdasarkan keikhlasan pengunjung. Sebagian dari hasil tersebut digunakan untuk menjaga kebersihan area situs.
Situs Budaya Batu Panjang ini sendiri adalah kumpulan batu, dengan sebagian besar berbentuk panjang, sehingga dinamakan Situs Batu Panjang. Beberapa penduduk setempat juga menyebutnya sebagai Situs Batu Kendang, karena terdapat sebongkah batu panjang yang disangga oleh dua batu kecil lainnya, menyerupai alat musik kendang.
Apa yang bisa dilihat di Situs Batu Panjang Jahim merupakan bukti penting dari peninggalan budaya zaman megalitikum (megas berarti besar, lithos berarti batu). Pada masa megalitikum, batu-batu ini digunakan dalam berbagai bentuk, seperti monolit, tumpukan batu, atau susunan yang diatur secara khusus, biasanya untuk keperluan ritual atau upacara religius.
Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa kabuyutan Batu Panjang memenuhi unsur tradisi megalitikum. Adanya menhir yang masih berdiri tegak dan dolmen yang berupa susunan batu memberikan gambaran bahwa pada masanya, situs ini merupakan tempat sakral, terutama untuk pemujaan terhadap Hyang (Sembah-Hyang) dan simbol-simbol lain yang berkaitan dengan kesuburan.
Sumber: Perhutani