Sisi Gelap Wisata di Geopark Ciletuh Sukabumi yang Katanya Tercipta Saat Tuhan Tersenyum

Sabtu 06 Juli 2024, 15:22 WIB
Sisi gelap obyek wisata di kawasan geopark ciletuh Sukabumi | Foto : Istimewa

Sisi gelap obyek wisata di kawasan geopark ciletuh Sukabumi | Foto : Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Geopark Ciletuh, sering digambarkan sebagai salah satu mahakarya alam Sukabumi yang "tercipta saat Tuhan tersenyum,". 

Selain menjadi destinasi wisata dengan suguhan panorama yang memanjakan mata, Geopark Ciletuh juga kerap menjadi lokasi penelitian. Di sana terdapat 50 situs geologi yang bisa dikunjungi untuk mempelajari berbagai hal tentang kekayaan alam Sukabumi.

Namun, di balik keindahan dan keunikan Geopark Ciletuh, ternyata menyimpan sisi gelap yang kadang luput dari perhatian wisatawan dan masyarakat umum.

1. Tambang Emas Ilegal

Geopark Ciletuh-Palabuhanratu mencakup delapan kecamatan di wilayah Kabupaten Sukabumi, yaitu Kecamatan Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Waluran, Ciracap, dan Surade, dengan luas wilayah 126 ribu hektar atau 30,3% dari luas wilayah Kabupaten Sukabumi.

Salah satu sisi gelap di kawasan obyek wisata Geopark Ciletuh Palabuhanratu adalah tambang emas ilegal yang sudah menjadi fenomena sejak lama, terutama di Kecamatan Ciemas yang merupakan area inti kawasan Geopark Ciletuh. Tambang emas ilegal tidak hanya berbahaya bagi para Gurandil (penambang rakyat), tetapi juga memicu kerusakan lingkungan.

Meskipun keberadaan tambang ilegal tersebut sepintas tidak mengganggu kenyamanan para wisatawan, dalam jangka panjang sangat berpotensi mengganggu berbagai ekosistem lingkungan dan hayati di kawasan Geopark Ciletuh.

Baca Juga: Darurat Sampah di Jalur Geopark Ciletuh Sukabumi, Ini Kata DLH

2. Sampah

Sisi gelap berikutnya di kawasan Geopark Ciletuh Sukabumi adalah soal sampah. Dari kejauhan, nampak pemandangan indah terhampar, dan jalan berkelok menjadi sensasi tersendiri saat dilintasi.

Geopark Ciletuh menjadi salah satu kawasan yang selalu ramai didatangi, terutama saat musim liburan. Apalagi kawasan ini juga menjadi satu-satunya Geopark di Jawa Barat yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia yang mesti dijaga dan dirawat keberadaannya.

Sampah menjadi persoalan yang membutuhkan perhatian serius dari para pemangku kepentingan. Bahkan salah satu pantai bahkan sempat viral karena menjadi tempat gunungan sampah.

Kesadaran masyarakat soal sampah dan kebersihan juga menjadi catatan penting, seringkali ditemukan sampah menumpuk di beberapa tempat di pinggir jalan menuju kawasan Geopark Ciletuh.

3. Ketidaksiapan Infrastruktur

Geopark Ciletuh dengan luas tak kurang dari 126 ribu hektar dikenal dengan pemandangan alamnya yang memukau, mulai dari pantai, air terjun, sungai, perbukitan, hingga beragam destinasi tersembunyi lainnya yang menarik untuk dikunjungi.

Namun, soal infrastruktur di Geopark Ciletuh masih belum memadai untuk menampung lonjakan wisatawan. Jalan-jalan menuju lokasi wisata seringkali rusak dan berbahaya, terutama selama musim hujan, selain itu fasilitas umum seperti toilet dan tempat sampah juga sangat minim, membuat pengalaman berwisata kurang nyaman dan menyebabkan wisatawan sering kali membuang sampah sembarangan.

Baca Juga: Jadi Narsum di Geofest 2024, Wabup Sukabumi Bicara Soal Pengelolaan Geopark Ciletuh

4. Dampak Ekonomi dan Sosial

Dampak ekonomi dan sosial dari pariwisata di Geopark Ciletuh tidak selalu positif. Meskipun ada peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata, banyak masyarakat lokal yang merasa tidak mendapat manfaat langsung.

Sebaliknya, mereka harus menghadapi kenaikan harga barang-barang pokok dan tanah akibat spekulasi tanah yang dilakukan oleh investor luar daerah.

Selain itu, pariwisata masif juga mempengaruhi budaya lokal. Adat istiadat dan tradisi yang dulunya menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat kini semakin terpinggirkan, tergantikan oleh budaya konsumerisme yang dibawa oleh arus wisatawan.

5. Menjamurnya Vila Ilegal

Sisi gelap lainnya adalah fenomena menjamurnya vila ilegal di sekitar Geopark Ciletuh. Vila-vila ini sering kali dibangun tanpa izin dan merusak lingkungan sekitar. Selain itu, keberadaan vila ilegal juga mengganggu tata ruang dan merusak pemandangan alami kawasan tersebut.

Itulah sederet sisi gelap yang ada di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu Sukabumi. Untuk mengatasi berbagai permasalahan ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan wisatawan.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:00 WIB

Menyatu dengan Alam di Curug Sawer, Hanya 30 Menit dari Kota Sukabumi

Tersembunyi di tengah hutan yang rimbun, Curug Sawer ini menawarkan keindahan alam yang masih asri dan suasana yang tenang.
Curug Sawer adalah salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Sumber : Screenshot YouTube/@Kemanapedia).
Entertainment18 Januari 2025, 09:50 WIB

Sherina Munaf Gugat Cerai Baskara Mahendra Usai 4 Tahun Menikah

Kabar mengejutkan datang dari kehidupan rumah tangga penyanyi Sherina Munaf dan musisi Baskara Mahendra. Setelah hampir empat tahun menikah, Sherina resmi menggugat cerai Baskara ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Sherina Munaf Gugat Cerai Baskara Mahendra Usai 4 Tahun Menikah (Sumber : Twitter/@akuratco)