SUKABUMIUPDATE.com - Legenda Tangkuban Parahu adalah salah satu cerita rakyat yang sangat terkenal dari Jawa Barat, Indonesia. Karena mengisahkan asal usul dari terbentuknya gunung tersebut yang memiliki bentuk unik menyerupai perahu terbalik.
Gunung Tangkuban Parahu, dengan keindahan alamnya serta cerita dibaliknya selalu berhasil menjadi daya tarik wisata memikat bagi banyak orang agar datang dan menyaksikan langsung bentuk gunung yang menyerupai perahu terbalik tersebut.
Legenda Gunung Tangkuban Parahu tidak hanya menjadi bagian dari kebudayaan lokal, tetapi juga mampu menarik perhatian banyak wisatawan karena memiliki keindahan alam serta kisah menarik yang menyertainya.
Baca Juga: 10 Rutinitas Sehat yang Bisa Menurunkan Kadar Kolesterol Tinggi dalam Darah
Menurut legenda, pada zaman dahulu, di sebuah kerajaan yang terletak di kawasan pegunungan Jawa Barat, hiduplah seorang putri sangat cantik dan bijaksana bernama Dayang Sumbi. Ia merupakan putri dari seorang raja yang sangat dihormati bahkan memiliki kecantikan yang tiada tandingannya. Selain itu, Dayang Sumbi juga dikenal sebagai wanita dengan pikiran cerdas serta berbudi luhur.
Tentu semua ini berhasil menarik perhatian banyak pria yang ingin meminangnya sebagai istri. Akan tetapi, Dayang Sumbi lebih memilih untuk hidup sederhana di sebuah desa, jauh dari kehidupan istana yang mewah. Di desa itu, ia menjalani kehidupan dengan tenang dan damai, menghabiskan waktu dengan tenunan serta kegiatan sehari-hari lainnya.
Suatu hari, ketika Dayang Sumbi sedang menenun merasa sangat lelah dan tidak sengaja menjatuhkan alat tenunnya. Lalu, ia membuat sebuah janji bagi siapapun yang berhasil mengambil alat tenun miliknya akan dijadikan suami bila itu laki-laki, atau menjadi saudaranya kalau seorang perempuan.
Baca Juga: 8 Cara Menjaga Kualitas Tidur yang Baik untuk Penderita Gula Darah
Tak disangka, kalau yang mengambil alat tenun miliki Dayang Sumbi itu adalah anjing peliharaannya bernama Tumang.
Ternyata, Tumang bukanlah anjing biasa melainkan penjelmaan dari seorang dewa. Sesuai dengan janjinya, Dayang Sumbi menikahi Tumang, lalu dari pernikahan tersebut lahirlah seorang anak laki-laki yang tampan dan kuat bernama Sangkuriang.
Sangkuriang tumbuh menjadi pemuda yang gagah serta pemberani. Sejak kecil, ia sering pergi berburu di hutan bersama Tumang. Suatu hari, dalam perjalanan berburu, Sangkuriang merasa kesal karena tidak berhasil mendapatkan buruan.
Dalam kemarahannya, ia menembak mati Tumang, yang dianggapnya tidak berguna dan terus menggonggong. Sangkuriang saat itu tidak tahu bahwa Tumang merupakan ayah kandungnya sendiri. Ketika pulang ke rumah dan memberi tahu ibunya tentang kejadian tersebut, Dayang Sumbi sangat marah dan kecewa.
Baca Juga: Simpel, Ini Cara Buat Air Cuka Apel dan Kayu Manis Untuk Turunkan Gula Darah
Karena diliputi kemarahan yang besar, Dayang Sumbi memukul Sangkuriang di bagian kepala hingga meninggalkan. Sebelum mengusirnya, ia memberitahu sang anak bahwa Tumang adalah ayah kandungnya.
Sangkuriang yang kecewa sekaligus tidak percaya kalau Tumang adalah ayahnya, pergi dari rumah. Beberapa tahun kemudian, setelah diusir dari rumah, Sangkuriang dewasa mengembara dan secara tidak sadar kembali ke tempat asalnya tanpa mengenali daerah tersebut.
Pada saat itu juga, Dayang Sumbi yang telah lama ditinggalkan anaknya masih hidup dan tetap awet muda berkat kekuatan magis yang diduga dari daging Tumang. Suatu hari, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita cantik dan langsung jatuh cinta padanya.
Baca Juga: 6 Minuman Terbaik Untuk Atasi Kadar Gula Darah Tinggi, Bisa Dibuat di Rumah!
Tanpa mengetahui bahwa wanita tersebut adalah ibunya sendiri, Sangkuriang melamar Dayang Sumbi. Namun, Dayang Sumbi akhirnya mengenali Sangkuriang melalui luka di kepalanya.
Dari situ, Dayang Sumbi berusaha keras untuk menggagalkan rencana menikah dengan Sangkuriang tanpa mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya. Bahkan, ia memberi syarat yang hampir mustahil dilakukan agar pernikahan dengan anaknya sendiri bisa gagal.
Dia meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah danau dan perahu besar dalam waktu satu malam. Sangkuriang yang memiliki kekuatan supranatural, menerima tantangan tersebut dan hampir menyelesaikannya.
Baca Juga: Bebas Nyeri Sendi, 8 Jenis Obat Herbal yang Aman Dikonsumsi Penderita Asam Urat
Namun, Dayang Sumbi berdoa kepada para dewa untuk menggagalkan usaha Sangkuriang demi tidak menikahinya. Para dewa pun mendengar doanya, lalu membuat fajar datang lebih cepat.
Melihat tugasnya belum selesai karena sinar matahari mulai muncul serta Dayang Sumbi bilang ia sudah gagal, Sangkuriang marah besar dan menendang perahu yang sedang dibuatnya hingga terbalik.
Perahu terbalik di tengah danau tersebut berubah menjadi sebuah gunung yang kini dikenal sebagai Gunung Tangkuban Parahu.
Legenda Tangkuban Parahu mengandung banyak pelajaran berharga tentang pentingnya hubungan keluarga, kesetiaan, dan konsekuensi dari tindakan kita. Selain itu, kisah ini memperlihatkan bagaimana keajaiban serta unsur magis sering kali menjadi bagian penting dari cerita rakyat Indonesia.
Baca Juga: Cara Meracik Rebusan Kayu Manis untuk Menyembuhkan Penyakit Gula Darah Tinggi, Simpel!
Selain itu, cerita legenda ini juga menyampaikan sebuah pesan tentang hubungan keluarga bisa rusak akibat perbuatan tidak benar seseorang. Kisah Tangkuban Parahu mengandung unsur magis serta keajaiban yang merupakan ciri khas dari cerita rakyat Indonesia.
Kini, Gunung Tangkuban Parahu sendiri merupakan salah satu objek wisata terkenal di Jawa Barat, dengan daya tarik gunungnya yang menyerupai perahu terbalik tersebut untuk menarik banyak pengunjung agar bisa melihat bentuknya
Itulah sebagian dari kisah legenda Tangkuban Parahu yang sampai sekarang sering dijumpai para wisatawan.