SUKABUMIUPDATE.COM - Dog dog lojor, adalah satu dari banyak seni tradisi yang hingga saat ini masih eksis di masyarakat adat banten kidul, khususnya kasepuhan Ciptagelar, di Kabupaten Sukabumi. Sakralitas tradisi menjadikan kesenian yang memadukan atraksi alat musik dan tarian khas banten kidul ini tetap lestari hingga saat ini.
Bagi masyarakat adat, Dog dog lojor diidentikan dengan atraksi riang gembira menyambut panen raya padi. Tak heran jika kesenian ini wajib hadir pada saat syukuran panen raya, atau lebih dikenal dengan tradisi saren taun di masyarakat kasepuhan Ciptagelar.
Dog dog lojor ada pada setiap tahapan tradisi panen raya, mulai dari mipit atau petik padi, hingga membawa padi hasil panen untuk disimpan kedalam lumbung. Hari ini, Minggu (18/9), saat puncak ritual saren taun, para seniman Dog dog lojor memiliki tugas penting yaitu mengiringi arak arakan hasil panen untuk disimpan ke dalam leuit si jimat.
“Sejumlah wisatawan yang kami antar ke Ciptagelar hari ini, ingin menyaksikan ritual puncak saren taun, salah satunya atraksi seni Dog dog lojor yang melegenda,†ungkap salah seorang pemandu wisata budaya di Sukabumi Kiki, kepada sukabumiupdate.com, Minggu (18/9).
Indentiknya dog dog lojor dan panen raya pada masyarakat adat banten kidul, dapat dilihat dari hiasan atas dari alat musik angkung besar atau dog dog, adalah batang padi hasil panen. Tak hanya itu, tarian yang mengiringi alunan musik dog dog adalah gerakan gerakan memanen padi, oleh sejumlah seniman perempuan.
“Salah satu kesan menarik dari acara puncak Saren Taun di Ciptagelar adalah atraksi kesenian buhun banten kidul, mulai dari dog dog lojor, tarian lesung hingga debus. Ini yang membuat banyak wisatawan selalu datang ke sini, saat saren taun, selain memang ingin menikmati kehidupan adat masyarakat Ciptagelar,†lanjut Kiki.