SUKABUMIUPDATE.com - Masyarakat yang akan membeli untuk keperluan jelang bulan Ramadan tahun 2024. Disarankan bisa memilah kurma yang akan Anda beli karena kurma produk Israel tersebar di berbagai negara termasuk Indonesia.
Melansir dari suara.com, seperti negara timur tengah lainnya, kurma menjadi salah satu komoditas yang menguntungkan bagi Israel.
Namun perlu diketahui, ternyata, kurma yang diproduksi di Israel ditanam di Lembah Jordan, sebuah area yang sangat subur di Tepi Barat. Di tanah Palestina ini, banyak lahan pertanian yang dikuasai oleh pemukiman ilegal Israel, termasuk kebun kurma.
Selain itu, produksi kurma di Israel juga menggunakan sumber daya alam yang dicuri, seperti air yang sebenarnya milik Palestina.
Para pekerja Palestina, terpaksa bekerja di pemukiman ilegal karena keadaan ekonomi yang sulit. Israel juga diduga sengaja memberikan upah yang sangat murah dan menekan para pekerja.
Baca Juga: Stok Jagung Langka dan Mahal, PINSAR Desak Pemerintah Turun Tangan
Berikut daftar merek kurma Israel
Carmel Agrexco
Hadiklaim
Jordan River
King Solomon
Rapunzel
Shams
Bomaja
Desert Diamond
Delilah
Urban Platter
Star Dates
Sincerely NUts
Edeka
Anna and Sarah
Galilee
Ventura
Nava Fresh
Food to Live
Mehadrin
Shah Co
King of Dates
Merek-merek Hadiklaim dan Carmel Agrexco beserta anak perusahaannya semuanya beroperasi di pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat.
Kedua perusahaan tersebut dilaporkan menggunakan pekerja anak dan membayar upah pekerja Palestina di bawah standar minimum. Kurma produksi Israel kadang tidak hanya diberi label "Made in Israel", tetapi juga "Made in the West Bank" atau "Made in the Jordan Valley". Kurma dengan label tersebut hampir selalu diproduksi di pemukiman ilegal.
Baca Juga: KPU Rajin Langgar Kode Etik, Ini Fakta Pelanggaran dan Sanksi untuk Hasyim Asy'ari
Al Jazeera melaporkan, sejak Israel menguasai Tepi Barat Palestina pada tahun 1967, mereka juga mendirikan perkebunan kurma di pemukiman ilegal di Lembah Yordan.
Berdasarkan data dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB pada tahun 2017, Israel memproduksi 136.956 ton kurma yang ditanam di tanah pendudukan, dengan nilai ekspor mencapai 181,2 juta dolar AS.
Bisnis ini dianggap sangat eksploitatif karena sebagian besar operasinya dilakukan di pemukiman ilegal yang melibatkan pekerja Palestina. Petani kurma Israel juga dituduh mempekerjakan anak-anak Palestina di bawah umur.
Memetik kurma di Lembah Yordan diketahui sebagai pekerjaan yang sangat berisiko. Para pekerja harus melakukan pekerjaan tersebut di ketinggian dan bekerja selama berjam-jam dengan risiko kematian. Namun, mereka tidak mendapatkan layanan kesehatan atau kompensasi yang layak.
Sejak tahun 2021, menurut data Layanan Riset Ekonomi Departemen Pertanian Amerika Serikat, tidak ada ekspor kurma dari Palestina di Gaza.
Ini disebabkan oleh blokade Gaza yang mencegah warga Palestina mengekspor kurma lokal mereka, seperti kurma Deir Al Balah yang terkenal. Sementara itu, Israel terus menjadi salah satu eksportir kurma terbesar ke Amerika Serikat. Pada tahun pasar 2022/2023, Israel berhasil mengekspor kurma senilai setidaknya 12 juta dolar AS ke AS.
Sumber : suara.com