SUKABUMIUPDATE.com - Kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu jadi destinasi favorit wisatawan menghabiskan waktu libur Natal 2023 dan tahun baru atau Nataru 2024. Hal itu dibuktikan dengan tingginya tingkat okupansi hotel maupun penginapan di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi tersebut dibanding hari libur biasanya.
Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sukabumi dari tanggal 22 sampai dari 26 Desember 2023, tingkat hunian di wilayah Ciletuh dan Ujunggenteng menyentuh angka 90 persen. Lalu wilayah selatan (Palabuhanratu, Cisolok dan sekitarnya) mencapai angka 80 persen. Jumlah tersebut diprediksi akan naik jelang perayaan malam tahun baru mendatang.
“Untuk wilayah selatan ini alhamdullilah 80 persen, jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi memang 80 persen itu datanya berdasarkan sumbernya dari anggota PHRI. Kalau ditambah non-anggota itu pasti bisa sampai 90 atau 100 persen,” kata Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) PHRI Kabupaten Sukabumi, Yudha Suryadharma, kepada sukabumiupdate.com, Minggu (24/12/2023).
Baca Juga: 10 Rekomendasi Hotel di Sukabumi untuk Liburan Natal dan Tahun Baru
Sementara itu untuk wilayah utara (Cicurug, Parungkuda dan sekitarnya), lanjut Yudha, hanya mencapai 60 persen. Hal itu menurutnya, karena tren kunjungan wisatawan sekarang lebih banyak ke arah pantai selatan.
Yudha menuturkan, salah satu faktor adanya lonjakan okupansi hotel di Pantai Selatan Sukabumi pada libur nataru tahun ini, diperkirakan dampak dari dibukanya Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi 2.
“Jadi wisatawan merasa bahwa jarak dari Jabodetabek menuju Sukabumi atau Palabuhanratu semakin lebih dekat. Dampak utamanya itu. Selain itu juga objek-objek wisata di Sukabumi yang mulai terekspose dari akun sosial media,” jelasnya.
Menurut Yudha, hotel maupun penginapan di wilayah Geopark Ciletuh utamanya yang menjual pemandangan, tergolong full-booked karena terbantu dengan tengah populernya destinasi wisata di kawasan tersebut di mata wisatawan.
“Di situ ada anggota PHRI seperti hotel Cipunaga, Bukit Sunset hingga Bukit Soca Itu full semuanya. Kebanyakan fullnya oleh grup, family (keluarga). Jadi memang sudah booking dari beberapa hari sebelumnya. Family gathering kebanyakan,” tuturnya.
Adapun lama tinggal para tamu hotel tersebut, kata Yudha, rata-rata dua malam.
“Misalkan dari hari Jumat, dia check out hari Minggu, terus ada yang datang hari Sabtu, keluar biasanya Senin, gitu. Ya, ada juga sih memang yang sehari. Tapi tergantung kalau kayak saya misalkan di Puri (Surya Rawakalong), kita kan momen nataru ini kan harga range itu kan sama dan beberapa hotel juga yang tidak naik, itu rata-rata dua hari,” ujarnya.
“Kalau sehari sih jarang ya. Mungkin kalau sehari mungkin untuk hotel yang bintang ya. Seperti SBH (Samudera Beach Hotel) contohnya. Kalau di kita yang masih kategorinya non-bintang, dua hari alhamdulillah,” sambungnya.
Terkait keselamatan tamu hotel, Yudha sudah mengintruksikan kepada setiap penginapan yang tergabung di PHRI agar memasang media publikasi seperti spanduk, banner hingga baliho yang berisi himbauan agar tidak berenang di pantai.
“Terus juga untuk (himbauan) sapta pesona, untuk menjaga lingkungan, berupa kebersihan, itu sudah disampaikan, dikomunikasikan,” tandasnya.