SUKABUMIUPDATE.com - Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata pantai Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi tak lengkap rasanya jika tak membawa pulang oleh-oleh khas Palabuhanratu, salah satunya adalah De'eng Layur (Dendeng ikan Layur).
Ikan layur yang biasanya dinikmati dengan cara di bakar ataupun di goreng ternyata bisa disajikan dalam bentuk de'eng, dendeng. De'eng Layur telah menjadi ikon kuliner khas Palabuhanratu yang tak hanya dikenal di tingkat lokal, namun sampai ke luar kota bahkan ke luar negri.
Produk De'eng yang satu ini merupakan hasil karya seorang ibu rumah tangga, Ismawati (39 tahun) warga asal Kampung Cikadu RT 06/02, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu. Awalnya Ismawati hanya mencoba membuat De'eng untuk konsumsi sendiri, namun banyak orang tertarik dengan makanan ini, sehingga ia memutuskan untuk memproduksinya dalam jumlah banyak.
Baca Juga: MUI Ajak Warga Sukabumi Baca Qunut Nazilah Untuk Kemerdekaan Palestina
"Awalnya iseng aja bikin untuk konsumsi sendiri bikin 8 kilogram, pas di posting banyak yang pesan, Allhamdulilah sampai sekarang sudah satu tahun berjalan, modal awal usaha itu Rp 250 ribu," ujar Ismawati kepada sukabumiupdate.com, Jumaat (20/10/2023).
Ismawati mengatakan, proses pembutan De'eng sendiri membutuhkan Ikan Layur yang segar dan rempah-rempah dari mulai kunyit, lengkuas, ketumbar, garam, asem jawa, dan bawang putih.
"Pembuatan itu maksimal tiga hari, soalnya kita dari hari pertama bersihin ikan layur segar terus bumbuin, lalu di marinasi, lalu biarkan satu malam di lemari pendidingan biar bumbunya meresap, baru besok harinya di jemur, tergantung cuaca kalau panasnya bagus, satu hari juga udah jadi (deeng layur)," terangnya.
Ismawati mengungkapkan bahwa De'eng Layur ini merupakan oleh-oleh ciri khas Palabuhanratu. Ternyata ia tidak hanya prosuksi Deeng saja, ada juga prosuksi makanan ringan.
Baca Juga: Sarana Pendidikan dan Keagamaan, Reses Hendar Darsono di Cimahi Sukabumi
"Awalnya produksi cemilan, cuman berinovasi lagi ke De'eng Layur biar ciri khas oleh-oleh Palabuhanratu gitu, jika ada wisatawan yang memerlukan oleh-oleh ada di Dapur ma-is, ada Pangsit, ada Sistik ada Rangining Rembo dengan berbagai parian rasa; rasa udang, rasa terasi, kencur serta rasa bawang," ungkapnya.
Terkait pemasarannya, kata Ismawati, Selain ada yang datang ke rumah, juga dipasarkan secara online. "Sudah menjangkau keluar kota, juga ke luar negeri; Malaysia, Dubai, Saudi. Kebanyakan sih dalam negeri; Bekasi, Cianjur dan Palembang," sambungnya.
Dari omset penjualan De'eng Layur tersebut, Kata Ismawati, bisa menghasilkan hingga Rp 5 juta perbulan. "Untuk de'eng layur perbulan 5 jutaan, yah kita masih usaha kecil kecilan baru pemula. Kita jual dengan harga 25 ribu per satu kemasan berisi 170 gram," tandasnya.
Baca Juga: Ketua KPK Tak Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya di Kasus Pemerasan SYL, Ini Alasannya
Jika berminat mencoba De'eng Layur dari Dapur Mais, kata Ismawati, bisa menghubungi melalui kontak WhatsApp: 083811779192 atau Instagram: @is.mawati177 dan Facebook @Ismawati Wati.