SUKABUMIUPDATE.com - Situ Bagendit menjadi salah satu wisata unggulan di Jawa Barat. Danau indah ini terletak di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.
Danau ini juga terletak di dataran tinggi yang menjadikan Situ Bagendit memiliki udara segar lengkap dengan latar gunung tinggi menjulang.
Situ ini buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 dengan tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang (dewasa) dan Rp 5.000 per orang (anak-anak).
Pengunjung juga bisa menyewa rakit untuk ke tengah danau dengan kisaran biaya Rp 50.000 sampai 60.000 per jam.
Baca Juga: Menikmati Segarnya Minuman Khas Jawa Barat di Kampung Lahang Sukabumi
Selain terkenal dengan keindahan alamnya, Situ Bagendit juga terkenal dengan cerita legenda yang menyelimutinya yang sekaligus menjadi daya tarik tersendiri untuk orang-orang datang berkunjung.
Melansir dari laman disparbud.jabarprov.go.id, menurut masyarakat yang tinggal di Kabupaten Garut, keberadaan Situ Bagendit tak lepas dari kisah Nyi Endit yang diceritakan secara turun temurun.
Kisah itu berawal dari sosok Nyi Endit (Nyai Bagendit), seseorang yang diceritakan hidup bergelimang harta.
Namun, meski kaya raya, Nyai Endit ini tidak disukai oleh masyarakat desa. Pasalnya, perempuan itu dikenal memiliki sifat kikir dan tidak pernah peduli dengan warga di sekitar kediamannya (para tetangganya).
Dalam satu kisah juga diceriatakan, Nyai Bagendit kerap meminjamkan uang kepada mereka yang membutuhkan namun harus dikembalikan dengan bunga yang sangat tinggi. Bahkan Nyai Bagendit tidak segan menggelar pesta meriah di saat masyarakat desa sedang kesulitan makanan akibat paceklik panen.
Baca Juga: Menikmati Terasering hingga Curug di Desa Wisata Purwabakti Bogor
Akibat kesombongannya itu, alam semesta menghukum perempuan kikir tersebut. Berawal saat ada orang tua yang meminta dikasihani olehnya, Nyai Bagendit justru berlaku kasar kepada orang tersebut.
Bukannya mendapat belas kasih, orang tua itu justru diusir ketika Nyai Bagendit sedang asyik menghitung emas dan harta kekayaan lainnya.
Dengan penuh kekecewaan, orang tua itu menancapkan tongkat kayu ke dalam tanah di halaman rumah Nyai Bagendit. Tongkat tersebut kemudian dicabut, dan seketika keluar air dengan sangat deras.
Baca Juga: Bersantai di Tugu Nusa Indah, Wisata Keluarga di Sukabumi
Di saat itu juga, hujan lebat mengguyur desa sehingga membanjiri rumah-rumah warga. Masyarakat pun panik dari berlari menyelamatkan diri. Namun tidak dengan Nyai Bagendit. Dia yakin kediamannya tidak terendam air, sehingga tetap asyik menghitung harta-hartanya.
Sayangnya, perkiraan Nyai Bagendit keliru. Secara perlahan rumahnya yang megah terendam air hingga Nyai Bagendit gagal menyelamatkan diri.
Genangan air tersebut akhirnya berubah menjadi sebuah danau. Dari kisah itu, masyarakat akhirnya menamakan danau yang dimaksud dengan sebutan Situ Bagendit.
Terlepas dari legendanya yang beredar secara turun temurun, danau ini banyak dimanfaatkan warga sebagai sumber mata pencaharian.
Selain sebagai tempat mencari ikan, warga sekitar juga memanfaatkan potensi pariwisata dengan menjadi tour guide, menjual souvenir, atau membuka jasa penginapan.
Baca Juga: Wisata Situ Sangkuriang, Hidden Gem di Timur Bandung yang Masih Asri
Kini Situ Bagendit menjadi destinasi wisata berkelas dunia. Terlebih setelah direvitalisasi menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat atas instruksi Presiden Joko Widodo.
Situ Bagendit sekarang dilengkapi berbagai fasilitas seperti jalur pedestrian, dermaga, spot selfie, area kuliner, playground, masjid, serta amphitheater untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seni budaya.