SUKABUMIUPDATE.com - Hari Raya Idul Adha di Indonesia jatuh pada hari Kamis (29/6/2023) mengacu pada keputusan pemerintah. Saat lebaran haji ini, hewan kurban disembelih dan akan dibagikan pada masyarakat sekitar.
Daging kurban yang dibagikan saat Idul Adha pun bermacam-macam, salahsatunya daging kambing.
Daging kambing kurban tersebut akan diolah menjadi hidangan khas Idul Adha mulai dari gulai hingga sate.
Daging kambing adalah daging dari kambing yang berwarna lebih merah daripada daging sapi. Daging ini memiliki tinggi protein dan rendah lemak.
Baca Juga: 10 Onomatope Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi: Ngahiliwir hingga Ngagebrét
Merujuk niyis.co.uk via Tempo.co, daging kambing memiliki rasa yang kuat dan unik. Cita rasa inilah yang membedakan daging kambing dengan daging hewan kurban lainnya.
Rasa daging kambing juga bisa berbeda-beda tergantung cara memasaknya. Misalnya, daging kambing yang direbus akan mempunyai rasa berbeda dengan daging kambing dipanggang.
Daging kambing juga tergolong daging tanpa lemak sehingga tidak selembut jenis daging merah lainnya. Namun, daging kambing bisa menjadi sangat empuk, jika dimasak dengan benar.
Secara keseluruhan, daging kambing kurban merupakan sumber nutrisi yang baik, termasuk protein, zat besi, vitamin B12, seng, dan potasium. Selain itu, daging kambing rendah lemak total dan lemak jenuh dibandingkan dengan bentuk daging merah lainnya.
Baca Juga: Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Daging Kambing Berlebihan? Begini Kata IDI!
Daging kambing juga merupakan sumber protein terbaik yang penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan serta otot, seperti tercatat dalam Healthline. Cita rasa daging kambing yang nikmat ternyata disukai pula oleh Nabi Muhammad SAW, khususnya bagian paha.
Berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dalam Shahih Bukhari Muslim: kumpulan Hadist tersahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim sekaligus, Nabi Muhammad ketika menghadiri sebuah undangan dibawakan paha kambing dan menyukainya. Kemudian, Nabi Muhammad menggigitnya satu gigitan.
Lebih lanjut, Nabi Muhammad menjelaskan daging paha kambing mudah dicerna dan mudah dimasak.
Baca Juga: 5 Cara Menyimpan Daging Kurban Agar Awet dan Tahan Lama, Boleh Dicuci?
Merujuk Syarah Shahih Muslim Jilid 2 : Kitab Iman, Kitab Thaharah, Kitab Haidh dalam keterangan al-Qadhi Iyadh, Nabi Muhammad menyukai paha kambing karena lebih lezat dan memiliki resiko penyakit lebih rendah.
Nabi Muhammad juga menyukai paha kambing karena mudah dicerna dan mudah dimasak. Namun, perlu diperhatikan bahwa mengkonsumsi daging kambing tidak boleh berlebihan karena Allah tidak menyukai segala sesuatu yang berlebihan.
Tidak hanya paha kambing, terdapat bagian lain pada kambing yang sehat dikonsumsi, seperti leher dan pundak. Kedua bagian daging kambing ini paling enak karena memiliki bentuk yang kurus dan keras sehingga hanya perlu dimasak perlahan agar empuk.
Proses memasak slow cooking atau secara lambat akan membuat rasa daging kambing berkembang sehingga menjadi lebih terasa.
Baca Juga: Jejak Ponpes Al Zaytun di Cisaat Sukabumi, Panji Gumilang Diduga Islamophobia
Leher dan pundak juga menjadi bagian terbaik dari daging kambing untuk diolah menjadi semur dan kari karena dapat dimasak perlahan dalam saus serta menyerap semua rasa.
Sumber: Tempo.co