SUKABUMIUPDATE.com - Suku Baduy jadi salah satu suku asli Indonesia yang masih sangat menjaga adat istiadat leluhur. Terjaganya adat istiadat asli nenek moyang Suku Baduy membuat banyak orang tertarik mengetahuinya dan tak sedikit yang mengunjungi wilayah Suku Baduy.
Ada banyak tradisi suku baduy yang menarik untuk disaksikan salah satunya Seba Baduy. Dan akhir bulan April ini menjadi waktu yang pas untuk menyaksikan secara langsung tradisi tahunan tersebut.
Melansir dari Tempo.co, tradisi Seba Baduy akan kembali digelar tahun ini pada 27-30 April 2023. Acara tahunan yang diadakan masyarakat adat Baduy di Kabupaten Lebak Banten itu selalu mengundang minat wisatawan.
Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Banten yang Populer, Tak Hanya Kampung Baduy
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin mengatakan pihaknya menargetkan 30 ribu wisatawan domestik dan mancanegara pada perayaan yang digelar di Pendopo Lebak dan Alun-Alun utara Multatuli Rangkasbitung itu. "Perayaan Seba Baduy 2023 tahun ini akan dihadiri para duta besar negara sahabat agar banyak wisatawan mancanegara," kata dia dalam keterangannya, Rabu, 26 April 2023.
Daya tarik wisatawan saat Seba Baduy
Imam mengatakan wisatawan dapat menyaksikan langsung tradisi Seba Baduy di Gedung Pendopo Kabupaten Lebak. Di sana, masyarakat Baduy akan bertemu dengan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya beserta pejabat pemerintah daerah setempat.
Tradisi Seba Baduy adalah tradisi yang merupakan wujud syukur sekaligus menjalin silaturahmi dengan pemerintah daerah yang melindungi masyarakat Baduy dalam mengelola usaha pertanian dan keamanan. Dalam hal ini, masyarakat Baduy berjalan untuk bertemu gubernur dan bupati yang disebut sebagai "bapak gede" atau kepala pemerintahan.
Baca Juga: Mengenal Kawalu Suku Baduy, Wisatawan Dilarang Berkunjung saat Upacara Ini Berlangsung
Selain itu, wisatawan dapat melihat pameran yang menampilkan produk UMKM masyarakat Baduy. Lokasi gerai pameran dipusatkan di Jalan Alun-alun utara Multatuli Rangkasbitung.
Beragam produk UMKM yang ditampilkan antara lain kain tradisional, tas koja, batik, lomar, baju kampret, selendang, madu hutan dan lainnya. Harga produk UMKM itu dijual mulai Rp 25 ribu hingga Rp 750 ribu.
Menurut Imam, perayaan Seba Baduy tahun ini dinamakan Seba Gede atau Seba Besar yang dihadiri sekitar 1.500 warga Baduy Dalam dengan kekhasan berpakaian putih, celana putih dan lomar atau kain penutup kepala yang juga berwarna putih.
Mereka yang tinggal di Kampung Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik itu masih menjalankan adat istiadat setempat, termasuk berpergian ke manapun berjalan kaki dan dilarang naik kendaraan.
Baca Juga: Sederhana dan Nikmat, Inilah 3 Makanan Khas Baduy
Masyarakat Baduy luar juga turut serta. Mereka memiliki kekhasan pakaian hitam, celana hitam dan lomar berwarna biru. Warganya menerima modernisasi dan dapat berpergian menggunakan angkutan, mobil dan sepeda motor.
"Kami berharap Seba Baduy tahun 2023 berjalan lancar dan sukses," kata Imam.
Tetua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Jaro Saija mengatakan masyarakat Baduy wajib melaksanakan upacara adat Seba Baduy sebagai bentuk rasa syukur. Mereka juga akan memberikan hasil pertanian ladang selama setahun, seperti padi huma, buah-buahan, petai, gula merah, makanan khas adat dan pisang kepada kepala pemerintahan.
"Dengan Seba Baduy itu tentu dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa juga nilai -nilai toleransi,dimana bangsa ini memiliki keberagaman suku, budaya, sosial dan agama," kata Jaro Saija.
Sumber: Tempo.co