SUKABUMIUPDATE.com - Ketupat Lebaran Indonesia dalam perkembangannya menyebar ke negara lain, mulai dari Brunei, Malaysia, Singapura hingga Thailand selatan. Menu kuliner khas Lebaran yang memiliki bentuk seperti lontong.
Ketupat atau kupat adalah salah satu makanan dari bahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda (janur), atau ada juga yang menggunakan daun palma.
Di samping nasi yang disajikan dalam anyaman daun kelapa, Ketupat biasanya disiapkan bersama opor ayam. Ketupat sendiri termasuk salah satu menu yang harus ada saat menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Baca Juga: Profil Iestri Kusumah: Influencer Sukabumi, Duta Pariwisata Jawa Barat 2023
Namun, tahukah Updaters kenapa Ketupat Jadi Makanan Khas Lebaran? Simak Sejarahnya di bawah ini seperti dikutip dari sciencedirect via Suara.com!
Kupat, makanan tradisional yang dibungkus daun kelapa ini biasanya menjadi salah satu sajian yang ada di meja makan saat Lebaran atau upacara adat tertentu.
Sejarah Ketupat
Ketupat merupakan makanan tradisional yang dibuat dari beras, dibungkus dengan daun kelapa muda yang dianyam terlebih dahulu. Beras yang sudah dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa muda atau dikenal dengan sebutan "Janur" dalam bahasa Jawa kemudian harus direbus terlebih dahulu.
Memang, cara membuat ketupat ini prosesnya cukup lama, sekitar lima jam bahkan bisa lebih.
Beras yang digunakan untuk membuat Ketupat bukan beras biasa tetapi beras jenis ketan. Sebelum dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa, beras juga harus sudah melalui proses perendaman dalam air selama kurang lebih 30 menit.
Baca Juga: Bukan Nyi Roro! Kanjeng Ratu Kidul Roh Dewa Pemimpin Gaib Pantai Selatan
Bahkan sebelum daun kelapa muda dianyam, daunnya juga harus sudah direndam dulu di dalam air. Tujuannya supaya tidak mudah robek ketika dianyam.
Proses menganyam daun kelapa muda biasanya juga memakan waktu, sehingga orang-orang pada dewasa ini lebih suka membeli saja daripada membuat sendiri daun ketupat. Setelah Ketupat matang, biasanya orang-orang akan menyantap ketupat bersama dengan lauk seperti kari ayam, rendang, dan sate.
Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu dari sembilan wali Islam Jawa atau walisongo, pada abad ke-15, terutama di kabupaten Demak yang terletak di Jawa Tengah. Ketupat disajikan di hari pertama Idul Fitri setelah shalat ied, berdoa dan silaturahmi ke rumah saudara serta teman.
Ketupat sangat erat kaitannya dengan tradisi perayaan dan pesta Idul Fitri. Hampir setiap rumah di jaman dulu akan sibuk menenun daun kelapa muda menjadi ketupat.
Setelah Ketupat dibuat, biasanya masyarakat akan berbagi dengan tetangga/keluarga/kerabat sebagai simbol kebersamaan.
Baca Juga: Kapan THR PNS 2023 Cair? Cek Aturan Tunjangan Hari Raya dan Gaji Ke-13
Ketupat tidak hanya tersebar di Jawa tetapi juga menjangkau seluruh Indonesia dan negara lain, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei. Hal ini karena penyebaran agama Islam. Penyebaran Islam telah membawa serta salah satu tradisi budaya, yaitu menyajikan Ketupat selama pesta Idul Fitri.
Ketupat melambangkan permintaan maaf dan berkah, sebagai simbol nafsu yang dibungkus oleh hati nurani. Artinya, manusia harus mampu menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya.
Itulah Sejarah Ketupat yang diperkenalkan Sunan Kalijaga sehingga menjadi hidangan khas ketika Idul Fitri.
Sumber: Suara.com/Mutaya Saroh