SUKABUMIUPDATE.com - Terik matahari Selasa (7/3/2023) siang di sekitar Jalan Stasiun Timur, Kota Sukabumi tak menyurutkan semangat Dedi (55 tahun) untuk mencari nafkah dengan menjual air lahang yang dia pikul dalam 2 bambu besar.
Lahang merupakan minuman tradisional Jabar yang memiliki rasa manis dan wanginya khas. Biasanya, penjual lahang akan menambahkan es di dalam bambu tersebut, sehingga minuman ini cocok dinikmati ketika cuaca panas.
Lahang atau air nira tersebut didapatkan dari pohon aren yang disadap. Selain bisa dikonsumsi sebagai penghilang dahaga, air nira digunakan sebagai bahan baku gula merah.
Baca Juga: Pelajar Tawuran di Simpenan Sukabumi Digunduli dan Dihukum Sujud di Kaki Ortu
Dulu penjual lahang dengan mudah bisa ditemui di pusat-pusat keramaian di Kota Sukabumi. Namun, saat ini penjual lahang sudah jarang.
Hal itu dibenarkan Dedi. Bahkan hanya dia saja yang tersisa sebagai pedagang air Lahang di Kota Sukabumi.
"Dulu banyak yang jualan [lahang] disini (Kota Sukabumi), kalau sekarang sudah gak ada, tinggal saya aja sendiri" ungkap Dedi kepada sukabumiupdate.com.
Warga Kampung Cikiray Kaler, Kecamatan Cisaat itu berjualan lahang sejak tahun 2013. Pekerjaan tersebut awalnya dilakoni oleh kakaknya kemudian diteruskannya.
Dedi berjualan setiap hari di Pasar Stasiun Timur dan di Lapang Merdeka Kota Sukabumi pada saat hari libur. Minuman penghilang dahaga itu dijual dengan harga Rp 3.000 per gelas.