SUKABUMIUPDATE.com - Keberadaan crawfish atau lobster air tawar di rawa Cibodas seakan tak pernah habis. Walaupun hampir setiap hari kolam alami Kampung Legok Nyenang, Desa Cibodas Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi, didatangi warga.
Bagi masyarakat Kadudampit yang suka memancing mungkin sudah tak asing lagi dengan rawa cibodas. Siang menjelang petang, kolam yang dipenuhi tanaman eceng gondok ini selalu didatangi para angler atau mancing mania, bahkan banyak yang dari luar Kadudampit.
Mereka berburu lobster beureum atau crawfish/crayfish/crawdad, satwa air berkaki 10 penghuni rawa Cibodas.
Baca Juga: Dirjen Imigrasi: Syarat Rekomendasi Kemenag untuk Mengurus Paspor Umrah Sudah Dicabut
Menangkap lobster air tawar di rawa menjadi hiburan yang menyenangkan. Bisa dipancing pakai joran, jebakan ikan, bahkan tidak sedikit yang menangkap lobster pakai tangan.
“Kalau saya pakai biasanya mancing pakai joran,” ungkap Jaenal (63 tahun).
Kakek warga Bhayangkara Kota Sukabumi ini adalah salah satu pengunjung tetap rawa cibodas. Walaupun jarak rumahnya dengan lokasi mancing lobster ini tidak dekat.
Baca Juga: Hati-hati! Jembatan Cikereteg Longsor, Kendaraan Berat Diarahkan ke Tol Bocimi
Menurut Jaenal, berburu lobster merah di rawa cibodas sudah dilakukannya sejak kecil. “Klo sekarang kan waktu luang saja, klo pas lagi libur jadi buruh bangunan,” ucapnya.
"Ya saya mah dari dulu juga hobi mancing. Kesana kemari,nyari ikan ikan dan udang,” sambung Jaenal.
Selain dikonsumsi, lobster air tawar ini juga laku dijual, lanjutnya. “Biasanya ada yang mau pelihara di kolam atau aquarium, dijual seribu rupiah per ekor yang rada gede.”
Baca Juga: Lonceng Gereja Sidang Kristus Sukabumi: Buatan Belanda, Sepabrikan Notre Dame de Paris
Kakek 4 cucu ini termasuk ahli dalam mancing lobster air tawar. Ia bisa dapat hingga 1 kg setiap kali mancing di rawa Cibodas.
“Dibawa pulang untuk jadi kawan nasi, enaknya masak bumbu sambal. Jangan lupa direbus dulu, biar kulitnya mudah ngelupas,” beber Jaenal.
Bagi orang awam rawa Cibodas cukup seram karena dipenuhi tanaman air. Namun justru ekosistem tersebut menjadi rumah yang nyaman bagi hewan air, seperti lobster air tawar, ikan dan belut.
Baca Juga: Buntut Kasus Penganiayaan, Universitas Prasetiya Mulya DO Mario Dandy
Menurut Jaenal lobster rawa cibodas itu alami, tidak ada yang secara khusus membudidayakannya di lokasi tersebut. Lobster masuk dari air sungai di pinggir rawa yang kemudian berkembang biar dengan cepat.
Dilansir dari banyak sumber, Lobster air tawar merupakan salah satu dari banyak krustasea (ordo Decapoda, filum Arthropoda) yang merupakan keluarga Astacidae (Belahan Bumi Utara), Parastacidae, dan Austroastracidae (Belahan Bumi Selatan).
Secara bentuk, krustasea ini terlihat seperti lobster yang ada di lautan, karena memang masih berkerabat. Spesies air tawar ini memiliki lebih dari 500 jenis di seluruh dunia.
Baca Juga: Bacaan Doa Iftitah Lengkap dengan Arti serta Keutamaannya Membuka Pintu Langit
Hampir semua jenis crayfish hidup di air tawar, meskipun beberapa spesies hidup di air payau atau air asin. Tawar. Lobster air tawar memiliki kepala dan dada yang menyatu, serta tubuh yang tersegmentasi. umumnya, spesies ini memiliki warna kuning pasir, hijau, merah, atau coklat tua.
Punya Kepala moncong yang tajam, dan mata majemuk pada tangkai yang bisa digerakkan. Eksoskeleton atau penutup tubuh tipis, tapi kuat. Sepasang kaki depan dari lima pasang kaki memiliki penjepit yang besar dan kuat (chelae).
Ada lima pasang pelengkap yang lebih kecil di perut, kebanyakan digunakan untuk berenang dan sirkulasi air untuk pernapasan. Lobster air tawar biasanya menghuni sungai dan danau, mereka suka bersembunyi di bawah batu atau batang kayu. Satwa air ini aktif pada malam hari, sambil memakan sebagian besar siput, larva serangga, cacing, dan amfibi, beberapa di antaranya makan tumbuh-tumbuhan.
Baca Juga: Masjid Al Jabbar Bakal Ditutup Sementara, Ridwan Kamil Ungkap Alasannya
Reporter: Restu (Kontributor)