SUKABUMIUPDATE.com - Suku Baduy jadi salah satu suku asli Indonesia yang masih sangat menjaga adat istiadat leluhur.
Terjaganya adat istiadat asli nenek moyang Suku Baduy membuat banyak orang tertarik mengetahuinya dan tak sedikit yang mengunjungi wilayah Suku Baduy.
Namun, melansir dari Tempo.co, wilayah Baduy Dalam ditutup sejak 24 Januari 2023 hingga 23 April 2023. Sebab, saat itu, Suku Baduy Dalam menggelar ritual Kawalu.
Baca Juga: Sederhana dan Nikmat, Inilah 3 Makanan Khas Baduy
Mengutip cimahikota.go.id Baduy atau Kanekes adalah salah satu desa di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Di dalamnya terdapat suku Baduy atau urang Kanekes.
Populasinya kurang lebih 26.000 jiwa dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam.
Mengutip laman kebudayaan.kemendikbud.go.id, Kawalu berasal dari kata walu yang artinya balik atau pulang.
Baca Juga: Pabrik Kicimpring Preman Pensiun 8 Didatangi Mas Pur dan Tisna TOP, Ada Apa?
Upacara ini juga biasa disebut ngukus atau membakar dupa untuk mengiringi sesajen pemujaan. Biasanya di setiap acara Kawalu selalu dilakukan pembakaran dupa sebagai bentuk pemujaan terhadap leluhur.
Mengutip laman resmi Provinsi Banten, Tradisi Kawalu merupakan upacara adat Suku Baduy yang dilangsungkan sebelum upacara Seba.
Adapun tahapannya yaitu, upacara Ngalanjakan, upacara Kawalu, upacara Ngalaksa, dan upacara Seba. Upacara ini sebagai puncak dari upacara-upacara adat yang dilakukan orang Kanekes.
Baca Juga: 6 Bahasa Tubuh Wanita Jatuh Cinta, Salah Satunya Selalu Tersenyum Padamu
Upacara Kawalu ini dilakukan Suku Baduy bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Hyang Karesa atas berhasilnya panen padi huma (ladang) orang Kanekes setiap tahunnya. Oleh karena itu, upacara Kawalu biasa dilangsungkan setelah masa panen.
Perwujudan rasa syukur ini dilakukan orang Baduy dengan puasa selama 1 hari. Bulan suci Kawalu ini diselenggarakan selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Kasa, bulan Karo dan Bulan Katilu setiap tahunnya.
Puasa yang dilaksanakan Orang Kanekes hanya berlangsung satu hari dalam satu bulan, tepatnya terjadi pada tanggal 17 bulan Kasa yang disebut Kawalu Tembey atau Kawalu pertama, tanggal 18 bulan Karo disebut sebagai Kawalu Tengah dan tanggal 17 bulan Katilu disebut sebagai Kawalu Tutug.
Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu You & I Oleh Diego Gonzales
Pelaksanaan puasa Kawalu Orang Kanekes dimulai pada pukul lima sore hari sebelum hari H, dan berakhir pada pukul lima sore hari keesokan harinya.
Selama melaksanakan puasa mereka tidak diperkenankan untuk makan dan minum dari awal pelaksanaan puasa hingga menjelang buka puasa.
Adapun makna dibalik pelaksanaan puasa di bulan Kawalu ini ialah untuk menyucikan diri dari nafsu jahat. Setiap tanggal 15 bulan Kasa, sebelum berpuasa, seluruh orang Kanekes wajib membersihkan lingkungan.
Baca Juga: Pikat Turis Timur Tengah, Karang Kontol Sukabumi Diserbu Wisatawan saat Libur Imlek
Pada hari itu, mereka dilarang memakan ataupun mengolah padi hasil panen. Mereka hanya diperbolehkan menggiling padi dengan cara tradisional yang disebut nutu.
Dalam mempersiapkannya, seluruh warga Suku Baduy bergotong royong. Upacara Kawalu wajib diikuti oleh seluruh warga Kanekes baik laki-laki, perempuan, anak muda, hingga orang tua.
Sementara, lansia dengan keterbatasan fisik dan perempuan yang sedang datang bulan tidak diwajibkan untuk mengikuti upacara Kawalu.
Baca Juga: Spesifikasi Motor Grand Filano Hybrid Skutik Baru Bergaya Klasik, Cek Harganya!
Bagi masyarakat Baduy, upacara Kawalu merupakan upacara yang suci. Maka larangan tersebut wajib dipatuhi. Jika tidak akan mengakibatkan Kabendon atau sanksi adat yang dipercaya dapat mendatangkan musibah untuk orang yang melanggarnya.
Sumber: Tempo.co/Novita Andrian