SUKABUMIUPDATE.com - Menjelang Weekend atau akhir pekan, destinasi wisata mulai ramai dibahas, terutama di kalangan travellers.
Curug Cikaso Sukabumi adalah salah satu wisata Curug yang menawarkan berbagai keindahan dan pemandangan alam yang memanjakan mata.
Wisata Alam Curug Cikaso Sukabumi berada di Kampung Ciniti, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi.
Masyarakat sekitar lebih sering menyebut curug Cikaso meskipun sebenarnya memiliki nama Curug Luhur (Air terjun Tinggi). Hal ini karena aliran air dari curug bersumber dari anak sungai Cikaso dan bermuara di Muara Tegal Buleud Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Sosok Nyi Blorong, Mitos Penunggu Wisata Alam Curug Cikaso Sukabumi
Curug Cikaso terbentuk dari tiga titik air terjun yang saling berdampingan dan memiliki ketinggian sekitar 80 meter dan lebar tebing 100 meter.
Tepat dibawah curug tersebut terdapat kolam luas berwarna hijau kebiru-biruan bak di negeri dongeng, dengan kedalaman sekitar 15 meter.
Namun, pengunjung sangat tidak disarankan berenang di kolam tersebut karena hempasan air terjun bisa membahayakan dan cukup dalam.
Rute menuju Curug Cikaso dapat dijangkau melalui akses ke Jalan Nasional Surade - Tegalbuleud dengan jarak sekitar 8 kilometer.
Para pengunjung yang menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat bisa masuk langsung ke area parkir. Kemudian, untuk masuk ke Curug Cikaso, pengunjung harus naik perahu dan menyusuri Sungai Cikaso hanya sekitar 5 - 10 menit.
Baca Juga: Selain Pantai, Ini 3 Rekomendasi Tempat Berburu Sunset di Sukabumi!
Jika pengunjung tidak ingin naik perahu, maka alternatif lain yang dapat dipilih yaitu melalui pematang sawah milik penduduk sekitar.
Terlepas dari wisata alam yang disajikan, Curug Cikaso punya cerita mistis soal sosok penunggu curugnya.
Salah satu penunggu curug cikaso Sukabumi yang cukup terkenal adalah Prabu Siliwangi.
Konon, Prabu Siliwangi adalah sosok penunggu Curug Aki yang ada di kawasan Curug Cikaso Sukabumi.
Prabu Siliwangi atau Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja lahir di Kawali Galuh (Ciamis) tahun 1401 dan tutup usia pada 31 Desember 1521.
Menurut tradisi lama, masyarakat tidak diperkenankan untuk menyebut gelar raja yang sesungguhnya. Sehingga nama Prabu Siliwangi lebih dikenal masyarakat dibandingkan gelar Sri Baduga Maharaja.
Baca Juga: Fakta Menarik Curug Citambur, Salah Satu Air Terjun Paling Indah di Jawa Barat
Siliwangi berasal dari kata “Silih” yang berarti “bergantian” dan “Wawangi” yang diambil dari nama Prabu Wangi.
Artinya, nama Prabu Siliwangi dipakai karena ia merupakan pengganti Prabu Wangi.
Prabu Siliwangi adalah putra Prabu Dewa Niskala dan cucu dari Niskala Wastu Kancana. Ia menikah dengan seorang wanita bernama Nyi Ambetikasih, putri dari Ki Gedeng Sindakasih atau pamannya sendiri.
Pernikahan Prabu Siliwangi dengan Nyi Ambetikasih dikaruniai 3 orang anak yang bernama Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuwana, Nyimas Rara Santang, dan Raden Kian Santang.
Anak Prabu Siliwangi yang pertama, Raden Walangsungsang mendirikan Kesultanan Cirebon. Kemudian anak kedua, Nyimas Rara Santang memiliki putra bernama Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang mendirikan Kesultanan Banten. Sedangkan anak bungsunya, Raden Kian Santang adalah seorang pendekar yang terkenal sakti di Pulau Jawa.
Kala itu, Prabu Siliwangi dijodohkan dan menikah dengan Nyai Kentring Manik Mayang Sunda, yang mana sang anak bernama Sanghyang Surawisesa diketahui akan mewarisi takhta Kerajaan Pajajaran.
Sumber : berbagai sumber.