SUKABUMIUPDATE.com - Rebung, bahan makanan tinggi nutrisi ini sudah tidak asing lagi bagi warga di pesisir Pantai Selatan Sukabumi. Bahkan di musim penghujan ini, rebung menjadi kuliner favorit warga Pajampangan karena sedang musimnya.
"Memang saat ini lagi musim rebung, seiring dengan musim penghujan," kata Siti Aisah (35 tahun) warga Cikangkung Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi kepada Sukabumiupdate.com, Kamis (5/1/2023).
Diketahui, bahan olahan makanan ini diambil dari tunas pohon bambu. Dan rebung yang biasa warga Pajampangan santap kebanyakan ternyata berasal dari bambu betung atau awi bitung.
Baca Juga: Motor Mogok Akibat Isi BBM Tercampur Air Seperti di Karawang, Ini Cara Mengatasinya
Dikutip dari wikipedia, Bambu betung atau bahasa latinnya Dendrocalamus asper adalah salah satu jenis bambu yang memiliki ukuran lingkar batang yang besar.
"Rebung yang sering diolah jadi bahan makanan dari tunas bambu jenis bitung, ada juga dari bambu lengka. Namun kebanyakan dari rebung jenis awi bitung," ujar Siti.
Siti menyebut biasanya ia membeli bambu betung dalam bentuk bongkahan tunas. Bahan tersebut ia dapat dari tetangganya yang merupakan petani bambu betung.
Baca Juga: Viral Qoriah Disawer Saat Baca Al-Quran di Atas Panggung, Netizen: Gak Sopan!
"Harganya bervariatif, kalau di perkampungan dijual berupa bentuk bongkahan tunasnya, tergantung besar dan kecilnya ukuran, biasa Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu. Kalau sudah dibersihkan, diiris iris, dan sudah direbus biasanya Rp 10 ribu per liter," jelasnya.
Siti menuturkan, rebung atau iwung nikmat disajikan sebagai sayur lodeh, lalapan dan sayur bening.
"Tekstur renyah mirip daging ayam. Rebung dari awi bitung bedanya ada manis-manisnya," pungkasnya.