SUKABUMIUPDATE.com - Situs Megalitikum Gunung Padang yang berada di Kabupaten Cianjur menjadi salah satu obyek wisata di Jawa Barat yang kental dengan kisah legenda dan misteri.
Banyak yang meyakini jika situs Gunung Padang masih menyimpan rahasia besar di dalamnya. Hal tersebut juga menjadikan banyak peneliti yang berusaha menguak fakta mengenai situs yang diklaim lebih tua dari Piramida Giza di Mesir itu.
Namun, Gunung Padang bukan satu-satunya tempat wisata di Jawa Barat yang dibalut dengan kisah legenda. Ada juga beberapa tempat lain yang juga memiliki kisah legendanya masing-masing.
Baca Juga: Resep Ayam Rujak Tanpa Santan, Rasa Gurih dan Asamnya Bikin Nagih
Kisah legenda yang menyelimuti tempat-tempat wisata di Jawa Barat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan selain karena memang tempat itu memiliki keindahan alam yang menakjubkan.
Berikut, lima wisata berbalut cerita legenda yang dapat ditemukan di Jawa Barat dikutip dari disparbud.jabarprov.go.id.
1. Gunung Padang (Cianjur)
Jawa Barat menyimpan banyak keajaiban, salah satunya Situs Megalitikum Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur.
Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, Pertama Lawan Kamboja
Oleh beberapa ahli sejarah, Gunung Padang disebut-sebut sebagai situs tertua di dunia mengalahkan Piramida Giza yang ada di Mesir. Situs ini kabarnya ditemukan pada tahun 1891 dan terus diteliti hingga sekarang.
Di sana wisatawan bisa menemukan sisa-sisa bangunan peninggalan zaman megalitikum. Konon kabarnya, masih terdapat banyak sisa bangunan yang tertimbun dalam tanah sehingga menarik perhatian peneliti dari berbagai penjuru dunia.
Situs Gunung Padang diduga sebagai tempat pemujaan dan upacara masyarakat. Bahkan menurut legenda, tempat ini juga pernah disinggahi Prabu Siliwangi untuk bermeditasi.
Baca Juga: Asyik! Testimoni Warga Sukabumi Kemana-mana Pakai Sepeda Listrik
2. Gunung Tangkuban Parahu (Bandung Barat/Subang)
Gunung Tangkuban Parahu sangat erat dengan kisah Sangkuriang. Menurut legenda, gunung ini tercipta akibat kemarahan Sangkuriang yang gagal menikahi Dayang Sumbi.
Sangkuriang tak mengetahui jika Dayang Sumbi sebenarnya merupakan ibu kandungnya sendiri. Namun Sangkuriang bertekad akad menikahi Dayang Sumbi, untuk menggagalkan pernikahan itu, Dayang Sumbi memberi syarat agar Sangkuriang membuat perahu dan telaga yang harus jadi dalam semalam dengan membendung aliran Sungai Citarum.
Sangkuriang nyaris berhasil, sebelum akhirnya digagalkan oleh kecerdikan Dayang Sumbi yang membuat waktu seolah-olah sudah pagi.
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Ini Titik Larangan Berenang di Pesisir Teluk Palabuhanratu Sukabumi
Karena kecewa, Sangkuriang menendang perahu yang dibuatnya dan secara ajaib perahu itu berubah menjadi Gunung Tangkuban Parahu yang dikenal sampai saat ini.
Terlepas dari kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi, gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat itu masih tercatat sebagai gunung api aktif.
Ada tiga kawah yang ada di kawasan ini yaitu Kawah Upas, Kawah Ratu, dan Kawah Domas. Kawah-kawah tersebut terbentuk akibat besarnya letusan gunung beberapa tahun silam.
Baca Juga: Lahir Bulan Desember, Profil Lengkap Pahlawan Jawa Barat Dewi Sartika
Dari tiga kawah itu, Kawah Ratu paling mudah dijangkau dan menjadi daya tarik utama dari destinasi wisata Tangkuban Parahu.
3. Situ Bagendit (Garut)
Danau atau Situ Bagendit merupakan daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Garut. Danau ini juga menjadi salah satu sumber air untuk memenuhi kehidupan masyarakat di sekitar.
Menurut legenda, danau tersebut tercipta akibat keserakahan dari seorang tokoh bernama Nyai Bagendit yang hidup dengan bergelimang harta. Namun ia sangat kikir dan enggan berbagi kepada warga yang tidak mampu.
Baca Juga: Mengenal Flu Unta, Penyakit yang Menyerang Timnas Prancis Jelang Final Piala Dunia 2022
Suatu hari, datang seorang kakek meminta bantuan Nyai Bagendit. Namun kakek itu justru diusir dan dihina. Karena kecewa, kakek misterius tersebut menancapkan tongkatnya ke tanah dan ketika dicabut keluar air secara terus menerus.
Warga yang tinggal di sekitar kediaman Nyai Bagendit berlarian menyelamatkan diri. Nyai Bagendit sendiri terlambat lari sehingga ia dan hartanya tak bisa diselamatkan.
4. Situ Cangkuang dan Kampung Pulo (Garut)
Selain Situ Bagendit, Kabupaten Garut juga memiliki Situ Cangkuang yang tidak kalah populer. Di sini wisatawan bisa menikmati daya tarik danau serta bangunan candi kuno yang diperkirakan sudah berdiri sejak abad 8 M.
Baca Juga: Malam Minggu Masih Gamon? Amalkan 3 Doa Ini untuk Lupakan Mantan
Selain Situ Cangkuang, di lokasi ini juga terdapat Kampung Pulo yang kaya akan sejarah. Menurut cerita turun temurun, dulunya Kampung Pulo dihuni Eyang Embah Dalem Arief Muhammad, seorang penyebar agama Islam yang namanya sudah melegenda.
Eyang Embah Dalem Arief Muhammad memiliki keturunan enam anak perempuan dan satu laki-laki. Sampai saat ini, semua keluarganya tidak ada yang meninggalkan Kampung Pulo karena sudah menjadi tradisi dari leluhur.
Lokasi Kampung Pulo sendiri berada tepat di depan gerbang masuk Candi Cangkuang. Jadi wisatawan bisa mendapatkan banyak daya tarik wisata apabila berkunjung ke tempat ini.
5. Gua Sunyaragi (Cirebon)
Gua Sunyaragi merupakan situs bersejarah peninggalan Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang konon dibangun pada abad ke-17 hingga 18 M. Gua ini didirikan sebagai tempat meditasi para sultan dan keturunannya sehingga dinamakan Sunya (sunyi/sepi) dan Ragi (raga).
Baca Juga: 6 Film Indonesia Paling Banyak Dicari Sepanjang Tahun 2022 di Google
Berbagai cerita legenda hingga mitos-mitos bisa didengar wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Di Gua Sunyaragi, terdapat beberapa tempat yang disakralkan.
Bahkan menurut keterangan juru pelihara setempat, ada satu ruangan yang biasa didatangi sultan zaman dulu untuk bermeditasi dan memberangkatkan sukmanya ke Tanah Suci Mekah.
Beberapa ruangan lain juga memiliki makna khusus tersendiri. Contohnya ruang tamu yang dibangun dengan langit-langit tidak tinggi. Itu dimaknakan agar setiap orang yang datang selalu membungkuk dengan maksud merendahkan diri.
Bangunan lainnya dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai wajah barongsai. Hal tersebut dimaksudkan sebagai penghormatan kepada bangsa Tiongkok yang tinggal di kawasan Cirebon.