Sejarah Sate Maranggi, Salah Satu Makanan Khas Sunda yang Populer Hingga Kini

Rabu 06 Juli 2022, 14:45 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Siapa yang tidak tahu sate maranggi, salah satu makanan khas Jawa Barat yang terkenal nikmat ini ternyata memiliki cerita atau sejarah cukup unik.

Sate Maranggi sendiri merupakan salah satu jenis kuliner khas Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Makanan ini biasanya terdiri dari potongan daging berbentuk dadu. Potongan daging tersebut disatukan sejajar dengan cara ditusukan pada bilah tusuk bambu kemudian diberi bumbu lalu dipanggang hingga matang.

Melansir dari Tempo.co, istilah maranggi dalam bahasa Sunda merupakan istilah petukangan, yaitu seorang ahli pembuat sarung keris.

Baca Juga :

Irvan Setiawan, peneliti dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat dalam karya ilmiahnya berjudul Sate Maranggi: Kuliner Khas Kabupaten Purwakarta, mengungkapkan hanya sedikit bukti sejarah yang dapat dikemukakan mengenai asal mula sate maranggi. 

Dari salah satu sumber, kata “Maranggi” dalam Sate Maranggi merupakan nama panggilan yang ditujukan pada seorang penjual Sate Maranggi, yaitu Mak Anggi. dari Jawa Tengah. Sekitar tahun 1960-an, ia berjualan sate dengan menggunakan tenda di daerah tempat tinggalnya, yakni daerah Cianting. 

Masyarakat pada waktu itu, kerap menyebutkan nama Sate Maranggi untuk merujuk tempat Mak Anggi berjualan. Tambahan huruf “R” dalam “MaRanggi” digunakan untuk mempermudah pengucapan dalam memberikan nama kuliner tradisional tersebut.

Tidak diketahui secara pasti kapan Sate Maranggi mulai tenar. Data yang diperoleh dari informan Irvan menjelaskan bahwa Bustomi Sukmawirdja atau biasa disapa Mang Udeng, telah berjualan Sate Maranggi sejak tahun 1962 di Kecamatan Plered.

Informasi tersebut pun menyaingi informasi lokasi asal mula Sate Maranggi yang oleh beberapa sumber disebut berasal dari Kecamatan Wanayasa.

Adapun tahun awal adanya Sate Maranggi di Wanayasa adalah lebih muda dibandingkan dengan angka informasi keberadaan Sate Maranggi di Plered, yakni tahun 1970. Informasi awal mula adanya penjual sate di Wanayasa datang dari seorang perempuan dengan nama panggilan Mak Unah.

photoSate Maranggi Kedai Mang Rahmat di Jalan Suryakencana, Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi - (istimewa)</span

Mak Unah menyebutkan telah berjualan sate sejak sekitar tahun 1970. Namun ia tidak lantas menamai dagangannya dengan nama Sate Maranggi. Beliau hanya menyebutkan Sate Panggang. 

Mak Unah juga telah mengetahui bahwa sebelumnya di Plered juga telah ada yang berjualan sate, yaitu Mang Udeng.

Daging yang digunakan kala itu merupakan daging sapi atau kerbau. Mak Unah sebelumnya juga menggunakan bahan daging yang sama. Sekitar tahun 1965, beliau mencoba menggunakan jenis daging lain dalam racikan bumbunya, yaitu daging domba.

Menurut beliau bahwa racikan bumbunya yang dimasak dengan menggunakan daging domba terasa lebih enak jika dibandingkan dengan jenis daging lain.

Berdasarkan penjelasan tadi, terdapat sinergi antara Wanayasa dan Plered yang mencuatkan nama Maranggi, sebuah kuliner yang kemudian mengemuka dan menjadi ikon Kabupaten Purwakarta.

Memang dalam melihat angka tahun, Wanayasa lebih muda dibandingkan dengan Plered. Namun dilihat dari jenis daging yang digunakan membuat kedua daerah tersebut dapat dikatakan sebagai awal mula adanya Sate Maranggi di Kabupaten Purwakarta. 

Bisa dibilang, Wanayasa merupakan “pencipta” dari Sate Maranggi dengan menggunakan bahan dasar daging domba, sedangkan Plered merupakan “pencipta” Sate Maranggi dengan menggunakan bahan dasar daging sapi dan kerbau.

SUMBER: TEMPO.CO/HATTA MUARABAGJA

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi Memilih31 Januari 2025, 02:09 WIB

Termasuk Sukabumi, Nasib 11 Sengketa Pilkada Di Jabar Diputuskan 4-5 Februari

Mahkamah Konstitusi (MK) dijadwalkan akan membacakan putusan dismissal terhadap setiap sengketa Pilkada 2024. Dari seluruh sengketa yang ada, sebelas diantaranya terjadi di Jawa Barat, pada 4-5 Februari 2025.
Hakim MK dalam sidang perdana sengketa hasil Pilbup Sukabumi 2024. (Sumber : YouTube/Mahkamah Konstitusi)
Keuangan30 Januari 2025, 22:49 WIB

Fokus 3 Program Prioritas, Pemprov Jabar Kaji Efisiensi APBD 2025 hingga Rp4 Triliun

3 Program yang menjadi prioritas Pemprov Jabar di APBD 2025 adalah pembangunan jalan, elektrifikasi dan pembangunan ruang kelas baru.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin saat memimpin rapat pembahasan tindak lanjut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBD 2025, Kamis (30/1/2025). | Foto: Humas Jabar
Sukabumi30 Januari 2025, 22:41 WIB

Izin Tak Kunjung Diurus, DPMPTSP Sukabumi Tegas Minta Proyek Tambak Udang Di Minajaya Ditunda

Kepala DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, mengatakan surat teguran tertulis sudah dilayangkan sebanyak dua kali kepada pihak perusahaan PT. Berkah Semesta Alam selaku pengembang proyek Pembesaran Crustasea Air Payau.
Lokasi proyek tambak udak di Minajaya, Desa Buniwangi, Surade, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Aplikasi30 Januari 2025, 22:33 WIB

Dinkes Kabupaten Sukabumi Sosialisasi Penggunaan e-Katalog Versi 6.0, Ini Tujuannya

Sosialisasi ini agar proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Dinas Kesehatan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Kegiatan sosialisasi Dinkes Kabupaten Sukabumi terkait implementasi e-Katalog versi 6.0 (Sumber Foto: Turangga Anom)
Sukabumi30 Januari 2025, 21:30 WIB

Kades Di Lengkong Sukabumi Kembali Didemo Soal ADD, DPMD Minta Warga Tunggu Hasil Inspektorat

Aksi demontrasi warga ini merupakan kedua kalinya menuntut transparansi penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), serta PBB.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa DPMD Kabupaten Sukabumi, Hodan Firmansyah saat memberikan penjelasan kepada para demonstran | Foto : Ragil Gilang
Kecantikan30 Januari 2025, 21:00 WIB

6 Manfaat Eksfoliasi Sebelum Tidur Malam, Bantu Kulit Tampak Lebih Cerah!

Meski bagus untuk dilakukan, jangan Eksfoliasi terlalu sering, namun cukup 2-3 kali seminggu agar kulit tidak iritasi.
Ilustrasi. Eksfoliasi membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. (Sumber : Freepik/@freepik)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 20:58 WIB

Dalam Bentuk 4 Komitmen, DPRD Kawal Aspirasi Guru Honorer R3 Kabupaten Sukabumi

DPRD Kabupaten Sukabumi memahami apa aspirasi para guru honorer R3 dan siap memperjuangkan kepastian hukum bagi mereka.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali saat menunjukan hasil kesepakatan audiensi dengan perwakilan forum guru honorer R3. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:27 WIB

Penyerahan Ijazah Gratis Tuai Kekhawatiran dari Kepsek Sekolah Swasta di Sukabumi

Kebijakan Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi soal penyerahan ijazah gratis disebut bisa matikan sekolah swasta jika tidak dibarengi dengan solusi yang bijak.
Kepala SMK Jamiyyatul Aulad Palabuhanratu Sukabumi, Andriana (kiri), saat menyerahkan ijazah gratis kepada siswanya, Kamis (30/1/2025). Hal itu sesuai permintaan Dedi Mulyadi. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:24 WIB

Pengunjung Minta Maaf Usai Viral, Akui Tak Sengaja Keluhkan Tarif Di Pantai Citepus Sukabumi

Setelah video tersebut viral dan memicu banyak reaksi dari warga, pengunggah video yang diketahui bernama NH (38), seorang warga Desa Gunung Karamat, Kecamatan Cisolok, akhirnya memberikan klarifikasi dan meminta maaf
Pengunjung Pantai RTH Citepus Palabuhanratu Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Musik30 Januari 2025, 20:00 WIB

16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada

Februari 2025 menjadi bulan cukup padat untuk Indonesia karena akan ada konser dari musisi Internasional baik itu Korea Selatan maupun Amerika Serikat.
16 Konser Musisi Internasional di Jakarta pada Februari 2025, Setiap Minggu Ada (Sumber : Instagram/@mecimapro)