SUKABUMIUPDATE.com - Candi Borobudur menjadi salah satu warisan budaya yang dimiliki Indonesia dan sempat menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Melansir dari Tempo.co, sebelum seindah dan semegah seperti saat sekarang, Candi Borobudur yang dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra itu sempat terbengkalai cukup lama.
Diperkirakan hal ini terjadi karena adanya sejumlah bencana, seperti gempa bumi, erupsi Gunung Merapi, hingga tanah longsor. Bahkan, dalam manuskrip abad XVIII, Borobudur pernah hilang dari catatan sejarah.
Barulah menjelang 1814 saat Kerajaan Inggris mengambil-alih wilayah pendudukan Belanda, Candi Borobudur kembali ditemukan. Kisah penemuannya tertuang dalam buku berjudul Candi Borobudur (1976) yang ditulis oleh Soekmono, seorang ahli purbakala Universitas Indonesia (UI) sekaligus pernah menjabat sebagai Kepala Proyek Pelita Pemugaran Candi Borobudur.
Dalam buku yang diterbitkan UNESCO tersebut, Soekmono menjelaskan sejarah awal mula penemuan Borobudur dilakukan oleh Letnan Jenderal Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles. Kabar keberadaan adanya candi bernama Borobudur Raffles dengar saat melintas ke Semarang.
Tak butuh waktu lama, dirinya langsung mengutus Hermanus Christiaan Cornelius untuk menyelidiki candi tersembunyi itu.
Setibanya di lokasi yang dicari, Cornelius mendapati sebuah bangunan besar yang tersembunyi di suatu tempat yang tak jauh dari pertemuan Sungai Elo dan Sungai Progo. Dengan mengerahkan 200 penduduk, dirinya segera membersihkan semak belukar dan batu-batu liar di sekitar lokasi.
Secara perlahan, wujud Candi Borobudur yang semula hanya bangunan besar pun mulai terlihat jelas. Dari situlah Candi Borobudur berhasil ditemukan kembali setelah sekian lama terkubur.
Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dilakukan pemugaran secara berencana atas Candi Borobudur. Di bawah pengarahan insinyur Belanda, Theodoor van Erp, stupa-stupa yang masih berserakan disusun kembali.
Pun jalur jalan ditata ulang di atas teras-teras serta berbagai relief ukiran dikembalikan pada kedudukan aslinya. Dirinya berhasil mengembalikan sebagian besar kejayaan Borobudur pada waktu silam.
Setelah Indonesia merdeka, pada 1955, pemerintah meminta bantuan kepada UNESCO untuk menangani masalah Candi Borobudur. Selanjutnya pada 1960, Borobudur dinyatakan dalam keadaan darurat dan UNESCO dilibatkan lebih aktif dalam upaya pelestarian ini.
Upaya penyelamatan Candi Borobudur dilakukan secara besar-besaran sejak 1971. Hingga akhirnya, UNESCO memasukkan Candi Borobudur sebagai salah satu Situs Warisan Dunia pada 1991.
SUMBER: TEMPO.CO/HARIS SETYAWAN