SUKABUMIUPDATE.com - Candi Borobudur menjadi hangat diperbincangkan setelah muncul rencana menaikan harga tiket yang dianggap terlalu mahal oleh masyarakat.
Namun, melansir dari Tempo.co, rencana penetapan harga tiket yang tinggi untuk pengunjung bisa menaiki Candi Borobudur mendapat dukungan dari arkeolog Hari Suroto dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dia setuju Borobudur adalah warisan cagar budaya bernilai tinggi yang harus dilindungi dan dilestarikan dengan cara yang bisa membatasi jumlah pengunjungnya.
Dia menyebut soal konsep wisata minat khusus versus mass tourism. "Membatasi jumlah pengunjung sehingga Candi Borobudur sebagai cagar budaya tetap lestari," kata peneliti di Balai Arkeologi Papua itu lewat keterangannya, Senin 6 Juni 2022.
Hari mengingatkan apa yang dialami Gua Lascaux di Prancis. Gua Lascaux merupakan warisan dunia UNESCO dan terkenal sebagai situs dengan seni prasejarah tertua dan terbaik di dunia namun ditutup sejak 1963 lantaran kerusakan akibat pariwisata.
"Kini pemerintah Prancis meresmikan gua tiruan yang terletak di sebuah desa tak jauh dari kompleks Gua Lascaux," katanya sambil menambahkan yang paling ideal untuk diterapkan di Candi Borobudur adalah apa yang diterapkan di Gua Lascaux tersebut.
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan mengkaji kembali tarif baru tiket Borobudur. Sebelumnya, dia menyampaikan rencana kenaikan tiket naik ke area stupa Candi Borobudur sebesar Rp 750 ribu untuk wisatawan domestik dan US$ 100 untuk wisatawan mancanegara.
Tarif baru itu dimaksudkan untuk menjaga kelestarian cagar budaya yang telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO itu. Luhut mengaku berdasarkan kajian dari berbagai ahli yang memberikan masukan kepada pemerintah bahwa kondisi situs bersejarah tersebut saat ini mulai mengalami pelapukan.
Menurut Luhut, rencana tarif yang muncul saat ini belum final karena masih akan dibahas dan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo pekan depan. Namun, ia memastikan bahwa rencana kenaikan tarif untuk turis asing menjadi US$ 100 (Rp 1,4 juta) dan tarif pelajar Rp 5.000 tidak akan berubah.
"Sementara, untuk sekadar masuk ke kawasan Candi, tarifnya juga tetap di angka Rp 50 ribu seperti saat ini," kata Luhut.
Berdasarkan masukan lain yang diterima, kata Luhut, pihaknya juga mempertimbangkan untuk menyediakan tarif khusus bagi warga Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Nantinya, semua pengunjung Candi Borobudur diwajibkan untuk melakukan reservasi secara online untuk mengatur aliran pengunjung serta menggunakan sandal khusus upanat supaya tidak merusak tangga dan struktur bangunan yang ada di candi.
SUMBER: TEMPO.CO