SUKABUMIUPDATE.com - Sutradara ternama Indonesia, Joko Anwar, akan segera merilis film terbarunya berjudul Pengepungan di Bukit Duri atau The Siege at Thorn High yang ditujukan bagi para pencinta film Tanah Air.
Film ini, yang mengusung genre aksi-thriller, menjadi karya ke-11 dalam perjalanan karier Joko Anwar, sekaligus menandai kolaborasi perdananya dengan studio Hollywood, Amazon MGM Studios. Ini juga menjadi proyek pertama MGM Studios bersama rumah produksi dari Asia Tenggara untuk film layar lebar.
Dalam pembuatannya, Joko kembali bekerja sama dengan rumah produksi lokal Come and See Pictures, yang sebelumnya telah terlibat dalam beberapa karyanya.
Berbeda dari karya-karya sebelumnya yang banyak berfokus pada horor dan drama, film ini mengangkat tema yang kuat seperti kekerasan, diskriminasi, dan perjuangan seorang guru di tengah situasi sosial yang penuh gejolak.
Dihimpun dari akun Instagram pribadinya, Joko Anwar menyampaikan dalam konferensi pers pada 30 Januari 2025 bahwa film ini merupakan bentuk ekspresi dari kegelisahannya terhadap krisis keteladanan di Indonesia, khususnya dalam profesi guru.
Joko Anwar juga mengutarakan makna dan harapan dari Film Pengepungan di Bukit Duri. “Sejauh ini, film ini adalah karya yang paling bermakna bagi saya,” ucapnya.
Ia juga berharap Film Pengepungan di Bukit Duri akan menjadi karya yang tidak hanya kuat secara sinematik, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam.
Sementara itu Tia Hasibuan Produser Come and See Pictures mengatakan mengapa film ini menggunakan talenta-talenta muda. “Di Come and See Pictures, kami selalu melibatkan talenta-talenta baru dalam setiap produksi, baik di depan maupun di belakang layar,” kata Tia.
“Untuk Film Pengepungan di Bukit Duri, proses casting kami jalankan dengan serius dan cukup panjang karena ini adalah film pertama kami, juga film pertama Bang Joko, yang melibatkan banyak pemeran remaja. Kami dibantu oleh casting director dan akhirnya menemukan para pemain yang menurut kami paling cocok untuk mewujudkan karakter-karakter dalam cerita,” ujarnya.
Film Pengepungan di Bukit Duri ini Diperankan oleh Talenta-talenta muda yang berbakat. | Instagram/@jokoanwar.
Skrip Telah Ditulis Sejak Tahun 2007
Joko Anwar adalah otak dari film ini dan skrip film ini juga sudah ditulis sejak lama dan Tia Hasibuan sendiri mulai membacanya sejak tahun 2007.
Dari tahun tersebut hingga mencapai produksi di tahun 2024, sudah melalui banyak proses penyesuaian, terutama karena isu-isu yang diangkat tetap relevan dan membutuhkan pembaruan agar sesuai dengan konteks zaman sekarang.
Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri
Mengambil latar waktu tahun 2027, Pengepungan di Bukit Duri menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia yang berada di titik kritis akibat maraknya diskriminasi dan kebencian berbasis ras.
Di tengah situasi genting tersebut, Edwin (diperankan oleh Morgan Oey) menerima tugas sebagai guru pengganti di SMA Duri, sebuah sekolah yang menampung para siswa bermasalah. Namun, niat awalnya untuk mengajar sekaligus mencari keponakannya yang hilang berubah drastis ketika ia terjebak dalam situasi berbahaya yang mengancam keselamatannya.
Sekolah tempat Edwin mengajar perlahan berubah menjadi medan kekacauan, di mana ketegangan antar siswa memuncak menjadi kekerasan brutal. Bersama seorang guru lain bernama Diana (diperankan oleh Hana Pitrashata Malasan), Edwin berjuang untuk bertahan hidup di tengah kekisruhan yang melanda tidak hanya sekolah, tetapi juga kota secara keseluruhan.
Sepanjang film, penonton akan diajak menyaksikan rangkaian aksi intens serta dilema moral yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam kondisi yang ekstrem.
Lebih dari sekadar film aksi, Pengepungan di Bukit Duri juga mengangkat isu-isu sosial yang relevan, seperti ketidakadilan, diskriminasi, serta kebencian rasial yang dapat merusak pondasi kehidupan bermasyarakat dan memicu kekerasan di berbagai aspek kehidupan.
Jadwal Tayang dan Pemain
Film ini dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 17 April 2025. Dibintangi oleh deretan aktor muda berbakat seperti Morgan Oey, Hana Pitrashata Malasan, Omara Esteghlal, Endy Erfian, dan Fatih Unru, para pemeran akan menghidupkan karakter-karakter yang kompleks dalam narasi yang penuh ketegangan dan emosi.
Sumber: Instagram Joko Anwar