SUKABUMIUPDATE.com – Industri film Indonesia sampai saat ini terus berkembang dengan karya-karya beragam yang sangat mencerahkan dan juga menghibur. Meskipun demikian, beberapa film mungkin belum mendapatkan pengakuan sebesar yang seharusnya didapatkan, sehingga seringkali dianggap film underrated.
Artikel ini akan mengulas beberapa film Indonesia yang dinilai memiliki kualitas yang tinggi namun belum sepenuhnya dikenal luas dan sering dikatakan film underrated, berikut ini daftarnya seperti dirangkum sukabumiupdate.com dari berbagai sumber.
1. Posesif (2017)
Film yang diarahkan oleh Edwin ini menceritakan kisah cinta yang begitu kompleks dan gelap antara dua orang remaja. Posesif berhasil menyuguhkan visual yang kuat dan akting yang memukau. Namun sayangnya, film ini terlalu intens dan kontroversial bagi sebagian penonton, sehingga tidak mendapatkan perhatian sebanyak yang seharusnya didapatkan, dan film ini bisa dikatakan sebagai film underrated.
Baca Juga: Pemkab dan Pemkot Sukabumi Kerja Sama Atasi Kesenjangan Antarwilayah
2. A Copy Of My Mind (2015)
Kini, sutradara Joko Anwar mempersembahkan “A Copy Of My Mind” sebagai perpaduan drama romantis thriller politik. Film ini menggambarkan kisah cinta di tengah ketegangan politik Jakarta. Meskipun mendapatkan banyak pengakuan di beberapa festival film internasional, popularitasnya di dalam negeri mungkin tidak setara dengan kualitasnya.
3. Tabula Rasa (2014)
"Tabula Rasa" film yang disutradarai oleh Adriyanto Dewo ini mengeksplorasi dinamika keluarga dengan latar belakang sosial-politik yang sangat kuat. Film ini berhasil menciptakan sebuah narasi yang dalam dan penuh makna, namun jarang dibahas secara luas di media massa. Tema yang diangkat dan pesan yang disampaikan pun sangat kompleks sehingga membuat film ini terlupakan oleh para penonton.
4. Kartini (2017)
Meskipun menceritakan kisah sejarah seorang tokoh wanita di Indonesia yaitu RA. Kartini, film garapan Hanung Bramantyo ini kurang mendapatkan sorotan yang sesuai. Penampilan yang mengesankan dari aktris kenamaan yaitu Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini dan visual filmnya yang indah, seharusnya film ini lebih banyak mendapat perhatian dan lebih dikenal.
5. Jalanan (2013)
Dokumenter “Jalanan” karya Daniel Ziv ini menyoroti tentang kehidupan tiga anak jalanan di Jakarta. Film ini memenangkan berbagai penghargaan di berbagai festival internasional, namun dalam negeri, film ni kurang mendapatkan apresiasi yang setara. Cerita yang menyentuh hati dan eksplorasi mendalam terhadap kehidupan di jalanan seharusnya menjadikannya lebih dikenal.
Baca Juga: Terdampak Gempa Gunung Salak, Disdik Sukabumi Tinjau Kondisi SDN Pandan Arum
6. Solo, Solitude (2016)
Dengan penggambaran atmosfer kota Solo yang memukau, “Solo, Solitude” arahan Yosep Anggi Noen ini membawa penonton ke perjalanan yang penuh misteri. Sayangnya, film ini mungkin terlalu eksperimental untuk sebagian penonton dan kurang mendapat perhatian yang seharusnya.
7. Rudy Habibie (2016)
Meskipun membawa kisah hidup seorang tokoh yang sangat besar di Indonesia yaitu BJ Habibie, film “Rudy Habibie” kurang mendapat perhatian yang seharusnya. Kualitas produksi yang tinggi dan akting Reza Rahadian yang memukau seharusnya menjadikannya lebih menonjol di kancah perfilman Indonesia.
Keberhasilan suatu film tidak selalu dapat diukur dari seberapa besar pendapatannya di box office. Banyak film Indonesia yang memiliki kualitas dan nilai artistik yang tinggi, namun belum tentu mendapat perhatian yang sebanding. Dan melalui eksplorasi film-film yang dinilai underrated, diharapkan penonton dapat menemukan dan mengapresiasi lebih banyak lagi karya-karya berkualitas dari perfilman Indonesia.
Film-film ini membuktikan bahwa keberhasilan sejati terletak dalam kedalaman cerita, karakter, dan pesan yang disampaikan, bukan hanya sekedar popularitas sesaat.