SUKABUMIUPDATE.com - Film Dragon for Sale dikabarkan akan ditayangkan secara serentak di delapan universitas terkemuka di Amerika Serikat pada 1 Mei 2023 waktu setempat.
Kabar penayangan film Dragon for Sale dihimpun di akun Twitter GETSEA (The Graduate Education and Training in Southeast Asian Studies).
Sementara itu diketahui, Dragon for Sale merupakan sebuah film dokumenter yang mengangkat keindahan alam serta sisi gelap pembangunan pariwisata yang mengancam kelestarian alam serta akan mengusik kehidupan warga di Pulau Komodo dan Labuan Bajo, Flores.
Baca Juga: Virgoun Klarifikasi Khilaf Selingkuh Tapi Tak Ada Permintaan Maaf pada Istri
Kemudian, film dokumenter ini juga menyinggung tentang kuatnya gelombang perlawanan warga untuk mempertahankan ruang hidup mereka.
Film Dragon for Sale diproduksi oleh tim Ekspedisi Indonesia Baru, Sunspirit for Justice and Peace dan Sahabat Flores dan telah dirilis pada awal bulan April 2023 lalu dan telah ditayangkan di 28 komunitas warga di seluruh Indonesia atau yang disebut Bioskop Warga.
Selain itu, sejak pertengahan bulan Sejak pertengahan bulan April ini film Dragon for Sale juga sudah bisa ditonton di Rangkai.id, sebuah platform film digital nasional.
Mengutip dari Floresa.co, Christopher Hulshof dari GETSEA mengatakan setelah pemutaran film secara serentak di delapan universitas, akan dilanjutkan dengan sesi diskusi secara hybrid, langsung dan virtual.
Sebagai informasi, acara Screening and Discussion film Dragon for Sale ini diselenggarakan oleh GETSEA dan JSEALAB yang merupakan sebuah pusat kajian untuk Keadilan Sosial di Asia Tenggara yang berbasis di Universitas Wisconsin-Madison.
Sementara itu, delapan universitas yang terlibat dalam acara ini diantaranya yaitu Universitas Wisconsin-Madison, Universitas Cornell, Universitas Michigan, Universitas Washington-Seattle, Universitas Hawaii-Manoa, Universitas Arizona, Universitas Yale dan Universitas North Illinois.
Alasan pemilihan film ini menjadi bahan diskusi secara internasional sendiri dijelaskan tidak lain dan tidak bukan karena adanya rencana pembangunan di Labuan Bajo yang disebut-sebut sebagai 10 Bali Baru dan diberi label sebagai destinasi “super premium.”
Semenara itu dalam pernyataan terbaru dari Ekspedisi Indonesia Baru, film Dragon for Sale akan mengungkap betapa ironisnya pembangunan pariwisata di wilayah itu yang selama ini tidak terlihat di mata para turis yang berwisata ke tempat tersebut
Contohnya seperti penyisihan warga lokal, pembahasan hak masyarakat adat, perusakan hutan, sumber daya air, privatisasi partai, dan penguasaan bisnis oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuasaan.
Hal itulah yang membuat Chris menyebut jika film Dragon for Sale sebagai “sebuah serial yang sangat kuat” dan karena itu “menjadi amat penting untuk disaksikan oleh sebanyak mungkin audiens di tingkat internasional.”
Sumber: Floresa.co