SUKABUMIUPDATE.com - Siapa yang merindukan aksi lucu dan seru trio legendaris Warkop DKI? Film yang populer dari tahun 79-an hingga awal tahun 2000an ini memang sulit untuk dilupakan.
Kabar gembiranya untuk penggemar film Warkop DKI, yang mungkin menemani Anda di masa kecil hingga dewasa ini bisa Anda saksikan lagi platform streaming Netflix.
Dan berikut kami bagikan lima daftar film Warkop DKI yang bisa Anda tonton kembali untuk sambil menunggu waktu buka puasa atau yang kerap disebut ngabuburit, seperti melansir dari Suara.com.
Baca Juga: Sinopsis Film Siberia: Perselingkuhan Keanu Reeves, Tayang di Bioskop Trans TV
1. Atas Boleh Bawah Boleh (1986)
‘Atas Boleh Bawah Boleh’ merupakan film ke-17 yang dibintangi oleh trio Warkop DKI. Film bergenre komedi yang dirilis pada tahun 1986 tersebut menceritakan peristiwa naas tapi mengerikan yang menimpa trio Dono, Kasino, Indro saat pergi berburu.
Saat itu, Pak Lurah menolong dan membawa Dono yang tiba-tiba pingsan ke rumahnya. Di sana, ia bertemu dengan putri Pak Lurah dan mulai jatuh hati padanya.
Malangnya, wanita tersebut ternyata memiliki kepribadian yang buruk. Bahkan, dono kembali celaka saat berusaha kabur dari kejaran wanita tersebut.
Ia kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat oleh kedua sahabatnya. Di sana, mereka bertemu dengan Suster Susy (Eva Arnaz) yang begitu cantik dan menggoda.
Begitu memesonanya kecantikan Suster Susy, Dono, Kasino, dan Indro pun bersaing untuk mencuri perhatiannya dan menaklukkan hatinya.
2. Depan Bisa Belakang Bisa (1987)
Film Warkop DKI paling populer lainnya adalah film yang berjudul ‘Depan Bisa Belakang Bisa’. Dalam film yang tayang di tahun 1987 ini, Dono, Kasino, Indro berperan sebagai detektif swasta yang membuka jasa biro bernama ‘Depan Bisa Belakang Bisa’.
Karena memiliki reputasi yang cukup baik, mereka mendapat tugas dari seorang investor asal Jepang yang bernama Satomata untuk menjadi petugas keamanan di acara pameran permata.
Di waktu yang bersamaan, ketiganya juga direkrut oleh perusahaan asuransi untuk mengawasi Satomoto.
Karena tawaran pekerjaan tersebut, mereka yakin kalau Satomoto merahasiakan suatu informasi penting terkait perhiasan yang akan dipamerkan.
Tanpa sepengetahuan Dono dan Kasino, Indro rupanya diam-diam mengiyakan tawaran pekerjaan dari perusahaan asuransi tersebut.
Parahnya lagi, Michiko (Eva Arnaz) ikut campur dalam jalannya penyelidikan tersebut hingga mengacaukan semuanya.
3. Makin Lama Makin Asyik (1987)
Di tahun yang sama, trio Warkop DKI juga membintangi film lain dengan judul ‘Makin Lama Makin Asyik’. Kali ini, Dono, Kasino, dan Indro dikasihkan sebagai anak kos di Jakarta.
Sama-sama jahil, ketiga sahabat ini kerap kompak melakukan hal-hal konyol, seperti memasang alat perekam di tempat pacaran ibu kos mereka, Tante Sarah (Susy Bolle).
Suatu hari, keponakan Tante Sarah yang bernama Erna (Meriam Bellina) datang tanpa diduga. Rencananya, gadis cantik itu akan ikut ngekos di rumah tantenya itu.
Melihat wanita secantik itu tinggal bersama mereka, Dono, Kasino, dan Indro pun langsung berlomba-lomba memperebutkan hati Erna.
4. Godain Kita Dong (1989)
'Godain Kita Dong' menceritakan kehidupan percintaan Kasino dan Indro. Rupanya Keduanya iri dengan Dono yang baru saja pulang dari Amerika dan memiliki pacar wanita bule.
Tapi siapa sangka, ternyata Dono sebenarnya sudah dijodohkan oleh kedua orang tuanya.
5. Bisa Naik Bisa Turun (1991)
‘Bisa Naik Bisa Turun’ merupakan film yang sangat populer pada masanya karena memiliki alur yang lucu.
Film ‘Bisa Naik Bisa Turun’ menceritakan kisah Dono, Kasino, dan Indro yang menjalani pelatihan untuk menjadi satpam. Tapi ternyata sang pelatih merupakan pasien rumah sakit jiwa.
6. Masuk Kena Keluar Kena (1992)
'Masuk Kena Keluar Kena ' menceritakan tentang Dono, Kasino, dan Indro yang tersesat di sebuah pulau asing.
Di pulau tersebut mereka bertemu sebuah suku dan nyaris dinikahkan dengan anak-anak kepala suku. Namun beruntung ketiganya berhasil kabur.
Itulah enam film Warkop DKI yang bisa Anda tonton ulang di Netflix untuk teman ngabuburit di bulan Ramadan ini.
Sumber: Suara.com (Wahyu Panca Handayani)