SUKABUMIUPDATE.com - "Nganteuran: Resep Perempuan Jampang" merupakan film dokumenter yang diproduksi sebagai salah satu keluaran proyek residensi "Nganteuran (Performative Culinary Arts) dari Tilik Sarira Creative Process yang melibatkan 12 seniman dan peneliti lintas disiplin (Visual, Pertunjukan, Antropologi) dari beberapa daerah di Indonesia.
Mereka telah melakukan penelitian tentang budaya pangan yang diungkap dari proses memasak atau penyajian serta menikmati hasil pangan dan tradisi Nganteuran (mengantarkan makanan) yang memuat proses interaksi dan negosiasi, dijadikan sebagai cara memunculkan data dan pertukaran arsip ketahanan pangan.
Penelitian tersebut berlangsung pada bulan Desember-Februari dengan proses penelitian internal tahap awal dan residensi 12 seniman dan penelitian selama 1 bulan.
Film ini dikerjakan melalui dialog multi perspektif dari latar belakang media yang berbeda dan dibangun dengan cara mendokumentasikan temuan setiap kelompok seniman yang bekerja dengan para perempuan khususnya di empat lokasi yang berbeda, yaitu Gunung Patat, Goa Baduy (Legok Picung), Sungai Cibeureum, dan Pantai Minajaya.
Dengan watak dan potensi medianya, film dokumenter "Nganteuran: Resep Perempuan Jampang" merupakan upaya diseminasi pengetahuan dari hubungan di dalam dan di luar praktik pangan warga, khususnya peran para perempuan di dalam lanskap sejarah lingkungan dan biodiversitas Jampang Kulon.
Nganteuran (dalam bahasa sunda) yang berarti 'mengantarkan', juga dipakai sebagai cara mengungkap pengetahuan dalam proses timbal balik antara perempuan dan lingkungan hidupnya. Seperti melihat bagaimana pentingnya peran air yang bisa dilihat dari masyarakat di bantaran Sungai Cibeureum, siklus pertukaran laut dan darat yang terjadi di Pantai Minajaya, pengetahuan dan pergeseran fungsi lahan
huma pada masyarakat Gunung Patat, juga mitos-mitos dan laku masyarakat yang membentuk wisata edukasi di Goa Baduy (Legok Picung).
Agenda peluncuran film ini diselenggarakan dalam rangkaian seremoni penutupan produksi karya penciptaan NGANTEURAN (Performative Culinary Art).
Dalam seremoni penutupan yang berjudul “Helaran Nganteuran” menyuguhkan ruang interaksi budaya dalam beberapa sesi, yaitu:
(1) Pasar Barter, yaitu pasar kreatif makanan tradisional dari resep dari Sungai Cibeureum dengan pembelian memakai sistem barter (pertukaran) bahan pangan/makanan;
(2) Musium Goah yang berisi instalasi alat dapur dan teknologi pangan dari empat wilayah penelitian;
(3) Riungan Tutunggulan yaitu rampak tumbuk padi dari 50 perempuan;
(4) diskusi karya bersama Irman Firmansyah (Penulis Buku Soekabumi: The Untold Story);
(5) serta pertunjukan dari pegiat seni lokal yaitu Kampung Gondang, Mes Art Company, Karinding Awi Buhun dan Jamsu Hip-Hop Sunda.
Dalam press rilis yang diterima sukabumiupdate.com, peluncuran dan penayangan perdana Film Nganteuran akan digelar pada Sabtu 18 Maret 2023 di Alun-alun Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi.