SUKABUMIUPDATE.com - Kasus Covid-19 di Kota Sukabumi mulai melandai. Pada Selasa (26/72022), hanya ada lima pasien positif yang masih isolasi. Menurunnya tren kasus tidak bisa dilepaskan dari peran tenaga kesehatan yang berjuang menangani wabah ini sejak ditemukan pertama kali di Kota Sukabumi pada 1 April 2020.
Tiga pemuda Sukabumi mengabadikan perjalanan masuknya Covid-19 ke Kota Sukabumi dalam sebuah film dokumenter berdurasi 41 menit berjudul "Pintu Masuk SARS-CoV-2 (Kota Sukabumi)". Ketiganya adalah Anza Suseno (jurnalis CNN), Bahasaehan (videografer), dan Oksa Bachtiar Camsyah (jurnalis sukabumiupdate.com).
Film dokumenter yang dirilis di YouTube pada Mei 2022 lalu ini mengungkap bagaimana kasus Covid-19 pertama kali menginfeksi di Kota Sukabumi. Saat itu, Maret 2020, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan 300 orang dinyatakan positif Covid-19 di Kota Sukabumi. Ini menjadi jumlah terbesar di Jawa Barat ketika itu.
Diketahui, 300 orang tersebut merupakan siswa Setukpa Lemdiklat Polri. Kepala Divisi Humas Humas Polri saat itu, Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan total siswa Setukpa Lemdiklat Polri ada 1.550 orang, di mana 300 dinyatakan positif rapid test. Sisanya, 1.250 siswa cuti dan pulang ke daerahnya masing-masing.
"Yang 300 ada di Setukpa. Kita lihat sudah dilakukan langkah-langkah. Adanya isolasi mandiri, pemberian vitamin C, ada rontgen, dan olahraga ringan artinya berjemur," kata Argo dalam film dokumenter tersebut.
Selanjutnya, film yang dibuat selama kurang lebih empat bulan mulai Januari 2022 ini menceritakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 lewat tes polymerase chain reaction atau PCR pertama kali ditemukan saat HUT ke-106 Kota Sukabumi atau 1 April 2020. Kasus pertama ini langsung dirilis Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Tuan G menjadi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 pertama di Kota Sukabumi dan diisolasi di RSUD R Syamsudin SH. Hervy Apriliantina, ditugaskan menjadi tenaga kesehatan yang menangani Tuan G. Hevy bercerita manis pahit menjadi garda terdepan melawah Virus Corona ketika sistem penanganan belum terbentuk dengan baik.
Hervy mengungkapkan, selain memastikan pasien dalam kondisi baik dengan mengobati gejalanya, dia juga mesti membangkitkan psikis. "Karena beliau pasien pertama yang dinyatakan positif. Bagaimana kita perawat meningkatkan psikis beliau dan meyakinkan sama-sama berjuang melawan ini semua," ucap Hervy dalam film dokumenter "Pintu Masuk SARS-CoV-2 (Kota Sukabumi)".
Dilema muncul pada diri Hervy ketika terpaksa harus berpisah dengan anaknya yang masih balita demi fokus menangani pasien-pasien awal Covid-19.
"Kesedihan muncul saat dipisahkan dengan anak. Saya takut menulari anak saya karena masih kecil. Ketika saya tahu Tuan G positif, saya langsung telepon suami, meminta anak dititipkan ke ibu saya. Itu hal yang paling sedih saat merawat pasien Covid-19 yang pertama," katanya.
Hervy adalah satu dari sekian banyak tenaga kesehatan yang harus mengorbankan banyak hal demi kesehatan masyarakat. Ia berada di garda terdepan melawan pandemi Covid-19. Film dokumenter "Pintu Masuk SARS-CoV-2 (Kota Sukabumi)" juga memaparkan bagaimana gelombang kedua nyaris melumpuhkan Kota Sukabumi.
Selengkapnya silakan tonton film dokumenter "Pintu Masuk SARS-CoV-2 (Kota Sukabumi)" di sini.