SUKABUMIUPDATE.com - Usai tidak menghalangi Dadang Suherman (62 tahun) untuk tetap menekuni hobinya memelihara hewan. Tapi bukan ayam atau burung yang dipelihara Dadang melainkan ular. Pria yang tinggal di Kampung Barospeuntas RT 005/ 005, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi itu, merupakan penghobi reptil.
PNS yang purnabakti sejak 31 Desember 2021 ini kerap disapa Mang Udil. Dia terlihat begitu menyayangi hewan peliharaannya yaitu ular dan kadal.
Ular yang dipelihara Dadang itu dari keluarga phyton dengan nama latin Molurus Albino dan masyarakat mengenalnya dengan nama ular sanca bodo. Namun ular yang dimiliki Dadang berbeda dari yang lain karena berwarna kuning.
Reptil lain yang dipelihara Dadang adalah kadal raksasa yang biasa di sebut kadal tegu. Kadal ini berasal dari negara Argentina.
Dadang menuturkan, memiliki hobi terhadap reptil sudah sejak lama. "Saya rasa umur bukan halangan untuk kita tetap menekuni hobi maupun menggali ilmu sebagaimana hobi yang kita tekuni. Jika dulu saya lebih sering memilih hewan peliharaan reptil itu iguana, namun kesini-kesini saya belajar tentang cara perawatan ular,” ujar Dadang.
Secara otodidak, Dadang belajar bagaimana cara memberi makan ular, bagaimana cara interaksi dengan ular.
“Bisa dibilang otodidak, hanya saja saya rasa pengetahuan tidak hanya sampai di situ dan mulailah saya belajar lebih dari komunitas untuk menambah pengetahuan tentang reptil ini,” ujar Dadang.
Dengan belajar itu dia menjadi tahu bahwa tidak semua jenis ular itu membahayakan. Pengetahuan itu juga bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Dadang memberikan pengetahuan yang dia miliki kepada masyarakat di kampungnya tentang jenis dan peran penting ular terhadap ekosistem. Diantaranya begitu berguna bagi sebagian petani yang mempunyai ladang. Sebab kata Dadang, jika populasi ular menipis di ladang maka hama seperti tikus akan semakin banyak karena rantai makanan di alam tidak stabil.
Dia pun mengajak generasi muda untuk menjadi pecinta binatang. Sebab keberadaan binatang begitu penting bagi kelestarian lingkungan.
Menurut dia, binatang yang dianggap berbahaya, buas dan ganas dapat menjadi jinak apabila tahu cara memperlakukannya.
“Harapan saya kepada generasi penerus khususnya pemuda maupun pemudi yang memiliki hobi pecinta satwa, mari bergabung untuk bisa mencintai binatang khususnya reptil,” pungkas Dadang.
Reporter: CRP 1