SUKABUMIUPDATE.com - Edi Ruswandi, atau akrab disapa Edi Sanca sudah tak asing lagi di telinga pecinta reptil jenis ular di Sukabumi. Bapak dua anak berusia 40 tahun ini adalah personel Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Sukabumi.
Selain menjinakkan api, Edi Sanca sering ditugaskan saat harus mengevakuasi ular liar yang mengancam keselamatan masyarakat. Ya, Edi juga dikenal orang yang mampu menjinakkan ular-ular liar.
Paling baru, Rabu, 24 Maret 2021 kemarin, pria asal Gang Titiran Kota Sukabumi ini kembali beraksi saat mengevakuasi ular sanca atau piton 3,5 meter di belakang pabrik es Saripetojo.
Ditemui sukabumiupdate.com, Kamis (25/3/2021) di Mako Damkar Kota Sukabumi, Edi Sanca dalam waktu kurang lebih 24 jam sudah bisa menjinakkan ular sanca batik yang sehari sebelumnya ia evakuasi.
Ular dengan berat kurang lebih 20 kilogram itu sama sekali tak melawan saat tangan Edi memegangnya. Sampai-sampai Edi bisa membuat ular liar itu diam saat diusap kepalanya, mirip-mirip seperti orang sedang mengelus kepala kucing.
Ular sanca itu memang sementara ia amankan dulu, sebelum nanti dilepasliarkan di salah satu kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sambil menunggu koordinasi BKSDA.
"Saya memang punya cara sendiri saat menjinakkan ular. Kalau piton ini relatif tidak terlalu sulit. Banyak dihandle, dipegang. Meskipun kalau sudah sebesar ini, 3,5 meter memang cukup sulit. Usianya sekitar empat tahunan," kata Edi sembari tangan kirinya memegang badan ular, sementara tangan kiri mengelus kepala ular.
"Karena saya mungkin sudah terbiasa, karena dari SMP sudah mulai suka dengan reptil, termasuk ular. Karena hobi. Tapi kalau belum tahu caranya lebih baik jangan coba-coba. Kalau ketemu sebaiknya hubungi yang berwenang atau menghindar saja," imbuhnya.
Tak terhitung sudah berapa kali Edi kena gigitan ular. Mulai dari gigitan ular berbisa seperti kobra, sampai yang tak berbisa namun bisa merobek kulit seperti sanca.
"Kalau digigit ular mah sudah risiko. Yang penting harus tahu dulu cara penanganan dan pertolongannya gimana. Kalau kata dokter WHO, kalau kena gigitan ular berbisa itu harus diimobilisasi, atau di-gips di bagian tubuh yang kena gigitan. Itu bisa bertahan sampai 24 jam," sambungnya.
Meski sudah berulang kali menjinakkan ular, Edi Sanca menyebut masih ada jenis ular yang tetap sulit dijinakkan saat ia berniat mengevakuasi.
"Yang venom itu susah. Seperti ular weling (Bungarus candidus), King Cobra (Ophiophagus hannah), pokoknya itu sangat susah dijinakkan. Kalau Sanca Jawa (Malayopython reticulatus) masih bisa," pungkas Edi Sanca.