SUKABUMIUPDATE.com - Malang nasib Agista Sidik (12 tahun), anak pasangan suami istri, Epi Kurnaepi (45 tahun) dan Imas Arisda (40 tahun) warga Kampung Padabeunghar RT 07/02, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, ini menderita serangan jantung sejak bayi.
BACA JUGA: Butuh Bantuan, Bayi Dengan Tumor Ginjal di Kota Sukabumi Akan Dioperasi
Kondisi Agista sangat lemah, tidak seperti anak pada umumnya, jantung Agista yang lemah membuat Imas sang ibu harus menggendongnya kemana pun pergi, sehingga Agista yang harusnya sudah duduk di bangku kelas 5 SD, tak menempuh pendidikan layaknya anak lain seusianya.
Menurut Imas, dokter sempat memvonis jika usia Agista hanya akan bertahan hingga dua tahun. Namun nasib berkata lain, Agista mampu bertahan hingga saat ini berusia 12 tahun.
Kesulitan ekonomi yang dihadapi keluarga Agista, membuat mereka tak mampu berbuat banyak meski saat ini Agista sudah rutin menjalani pengobatan dan memperoleh bantuan kesehatan dari pemerintah.
Bahkan Imas dan Epi, terpaksa harus rela menjual rumah miliknya untuk biaya pengobatan anak ketiga dari lima bersaudara ini. Dan tinggal bersama orang tua mereka di gubuk kecil.
"Ibu pengen tabung oksigen, soalnya kalau si aa nya kambuh, itu suka panik digendong ke puskesmas. Kadang di puskemas suka kehabisan oksigen, jadi kalau punya sendiri bisa langsung ada pertolongan pertama," ungkap Imas pilu.
BACA JUGA: Idap Tumor Ginjal, Kesembuhan Adonia Balita Asal Gunungpuyuh Sukabumi Terbentur Biaya
Hal ini juga yang kemudian menginisiasi Komunitas Gerakan Peduli Sesama (GPS) Jampang Tengah, untuk mengumpulkan donasi.
Ketua GPS Jampang Tengah, Annisa Nur Insani, mengatakan mereka berinisiatif untuk dapat membantu Agista.
"Kami akan lakukan pengumpulan donasi untuk dapat membantu Agista membelikannya tabung gas dan perlengkapan lain, targetnya sih 1 minggu," ungkap Annisa kepada sukabumiupdate.com, Senin (25/3/2019).
Annisa juga mengatakan, Komunitas GPS membuka kesempatan bagi para donatur dari manapun yang berniat membantu Agista. Ia juga mengandalkan sosial media dalam penggalangan dana ini.
"Kami sangat terbuka jika ada donatur yang hendak membantunya, karena keluarga Agista ini sangat layak dibantu," pungkasnya.