SUKABUMIUPDATE.com - Saminem (50 Tahun), seorang wanita tangguh yang menghidupi keluarganya dengan menjadi penjual cilok keliling.
Setiap sore sekitar pukul 16.00 WIB, Saminem berangkat memikul cilok dari rumahnya di Kampung Cikukulu 2 RT 07/02, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, untuk berdagang keliling kampung. Dia akan pulang ketika hari menjelang malam.
BACA JUGA: Saminem, Wanita Penjual Cilok Asal Cicantayan Sukabumi Memimpikan Pulang Kampung
Pendapatan dari berjualan ini tak menentu. Apabila daganganya laris, Saminem bisa mengantongi Rp 100 ribu lebih. Kalau tak hanya yang beli kadang Rp 70 ribu sampai Rp 50 ribu.
Pendapatan dari berdagang cilok ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta biaya sekolah kedua anaknya, Nur Sabtia (15 Tahun) yang duduk di bangku SMP Kelas VIII dan Ineu Suryanti (12 Tahun) kelas IV SD.
Saminem berjualan cilok meneruskan suaminya, Lili Suhaeli (69 tahun) yang sakit stroke. Lili menuturkan, awalnya istrinya itu meminta izin untuk berjualan di depan masjid dekat rumahnya. Tetapi setelah beberapa hari jualan, Saminem meminta izin untuk jualan cilok dengan dipikul keliling kampung. Lili mengaku tidak tega melihat sang istri harus berjualan cilok dengan cara dipikul.
"Sebetulnya saya juga tak tega tetapi mau gimana lagi, saya sudah coba melarang, tetapi istri saya tetap kekeh. Saya pun tidak bisa melarangnya karena saat ini saya tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari lantaran sakit," bebernya.
Lili dan Saminem tinggal di rumah berukuran 7 X4 bersama dua anaknya. Sejatinya pasangan ini memiliki tiga orang anak, namun anak yang laki-laki meninggal.