SUKABUMIUPDATE.com - Arijal Andi (14 tahun) warga Kampung Mariuk, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, yang sempat viral di akun media sosial Facebook, lantaran memiliki tunggakan ke sekolahnya sebesar Rp 1.500.000, ternyata tinggal di rumah tidak layak huni (RTLH).
BACA JUGA: Sekolah di Simpenan Sukabumi Tanggapi Postingan Facebook Kisah Siswa Tunggak Bayaran
Sebelumnya Kepala Sekolah MTs Albairuni, Tegin Hermita mengungkapkan tunggakan Arijal ke sekolah bukan Rp 1,5 juta melainkan hanya Rp 760 ribu. Bahkan pihak sekolah tidak memberatkan orang tua Arijal untuk segera melunasi tunggakan tersebut.
Kendati demikian kehidupan Arizal berada di bawah garis kemiskinan. Ia bersama keluarganya tinggal belasan tahun di rumah berdinding bambu dengan tiga ruangan. Satu ruangan utama, kamar tidur dan dapur.
Ibunda Arijal, Purnama (36 tahun) mengungkapkan terpaksa membuat statment memiliki tunggakan Rp 1,5 juta ke sekolah, lantaran terdesak dengan kebutuhan biaya makan sehari hari, apalgi ayahnya Arijal hanya seorang tukang ojek.
"Ya mau bagaimana lagi, kakak saya mau transfer hanya untuk membayar tunggakan Arijal ke sekolah, makanya dilebihin, lebihnya itu untuk biaya kebutuhan yang lain juga," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (20/3/2019).
"Bapaknya Arijal hanya jadi tukang ojek, penghasilannya kadang dapat Rp 15ribu - Rp 20 ribu per hari," keluhnya.
Menurut Purnaman, anak pertama dari dari dua bersaudara tersebut merupakan anak yang berbakat. Bahkan pernah menjadi juara pertama tahfidz quran, juara kedua perlombaan adzan yang digelar di tempatnya mengajinya.
"Sempat juga membawa tim sepak bola SSB yang ada di Kecamatan Simpenan juara dua turnamen piala Menpora 2018 lalu," katanya.
Purnama mengaku, tidak pernah mendapat bantuan dari program pemerintah selama menempati rumah yang sudah belasan tahun ditempatinya itu. Saat ini dirinya berharap ada dermawan yang mau membantu keluarganya terutama membantu biaya untuk tunggakan sekolah anaknya.
"Rumah ini dulu warisan dari orang tua. Dari pada ngontrak, katanya mending tinggal disini, hanya program KIS aja yang ada, kalau bantuan yang lainya dari pemerintah gak pernah dapat," pungkasnya.
Sementara itu, Kasi Kesejahtraan Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Nana Sumarna mengakui bahwa rumah yang ditempati Purnama termasuk rumah tidak layak huni. Namun bukan berarti tidak memperjuangkan keluarga tersebut, untuk mendapatkan bantuan rehab rumah itu sudah beberapa kali mengajukan ke dinas sosial.
"Untuk program PKH memang belum dapat dan sudah diajukan juga, sementara untuk bantuan RTLH kemarin sudah di masukan untuk pengajuan ke dinas sosial lagi, sejauh ini memang belum ada tanggapan, mudah - mudahan setelah adanya kejadian ini pihak dinsos bisa segera membantu," tuturnya.
Nana juga menjelaskan kalau tunggakan Arijal, ke pihak sekolah sudah dilunasi secara bersama - sama oleh pihak kecamatan, Polsek Simpenan serta Desa Cidadap.
"Alhamdulillah sekarang sudah dilunasi tunggakan Arijal ke sekolah. Bahkan pihak camat dan pak Kapolsek, tadi juga bersama sama - memberikan bantuan uang ke Arijal oleh pak Kapolsek Simpenan," pungkasnya.