SUKABUMIUPDATE.com - Kehidupan Ida Ayu Riski Susilowati, siswi kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan Bhakti Karya Karanganyar, bisa menjadi salah satu kisah inspiratif yang menyadarkan kita tentang asam garam kehidupan. Jika gadis seusianya fokus belajar dan sesekali bermain bersama teman-teman, Ayu Riski harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ayu Riski tinggal di Karanganyar bersama seorang adik yang juga masih bersekolah. Ayah Ayu Riski, Sukirno, sudah meninggal dua tahun lalu. Adapun ibunya, Sumiyati berdagang makanan di Bekasi, Jawa Barat. Setelah tamat dari sekolah menangah pertama, anak ketujuh dari sepuluh bersaudara ini memutuskan tinggal di Karanganyar bersama neneknya. Namun beberapa bulan lalu neneknya meninggal.
Kini Ayu Riski harus membiayai kebutuhan dia dan adiknya dengan berjualan cilok di sekolah. Sebenarnya, apa cita-cita Ayu Riski? "Sebenarnya saya mau jadi petinju. Itu cita-cita saya saat masih kecil," kata Ayu Riski saat ditemui di sekolahnya, Rabu 24 Oktober 2018. Meski begitu, Ayu Riski belum punya gambaran apa yang akan dilakukan setelah lulus nanti.
Dia belum pernah bergabung dengan klub tinju atau sejenisnya. Tapi dia mengikuti setiap agenda olahraga tinju, tahu siapa-siapa saja tokohnya, dan suka menyaksikan tayangan tinju di televisi. "Di rumah juga suka menirukan gerakan petinju," kata dia.
Ayu Riski mengaku punya sansak sebagai sarana latihan sekaligus sasaran pukulan di rumah. "Itu sansak buatan sendiri," kata dia. Di halaman rumahnya juga ada beberapa pohon pisang yang menjadi ajang latihan tinjunya.
Alasan Ayu Riski ingin menjadi petinju cukup menarik. Dia ingin memiliki kemampuan membela diri jika menghadapi pelecehan. Keinginan itu muncul lantaran banyak berita tindak kekerasan dan kriminalitas yang sebagian besar menyasar perempuan.
Sumber: Tempo