SUKABUMIUPDATE.com - Atlet Poomsae Taekwondo, Defia Rosmaniar berhasil merebut medali emas pertama di Asian Games 2018 pada Minggu, 19 Agustus 2018. Di babak final Poomsae Taekwondo, Defia mengalahkan Marjan Salahshouri dari Iran.
Defia Rosmaniar lahir di Bogor pada 25 Mei 1995. Dalam wawancara dengan Tempo beberapa waktu lalu, dia mengatakan awalnya berlatih Taekwondo karena ikut-ikutan temannya. "Saya suka olahraga dan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Taekwondo di SMP," kata Defia.
Dari situ, Defia Rosmaniar mengikuti kejuaraan tingkat pelajar dan merebut juara. Keberhasilan ini membuat dia semakin termotivasi untuk memperdalam Taekwondo.
Menginjak sekolah menengah atas, pelatih meminta Defia Rosmaniar berganti nomor ke poomsae. "Alasannya, fisik saya waktu itu tidak cukup bagus untuk di kyurugi," ujarnya. Bergeser ke poomsae tidak membuat prestasi Defia mandeg, melainkan kian bersinar.
Hanya saja, turun di nomor poomsae bukan berarti bebas dari cedera. Suatu ketika, Defia Rosmaniar sempat menjelani operasi karena cedera. Ibunda Defia, Kaswati was-was dengan kondisinya sampai mempertanyakan pilihan karir putrinya itu. "Tapi Taekwondo sudah menjadi pilihan saya. Dijalani saja semuanya," katanya.
Untuk mencapai target maksimal dan meningkatkan rasa percaya diri, selama ini Defia Rosmaniar rajin berlatih untuk menambah kekuatan dan kecepatan. Sebelum menyabet emas di Asian Games 2018, Defia Rosmaniar pernah mendapat medali emas untuk nomor indvidu poomsae putri dalam Kejuaraan Asia Taekwondo 2018 di Ho Chi Minh, Vietnam, pada 24–28 Mei 2018.
Di ajang yang sama, Defia Rosmaniar juga mendapat medali perunggu untuk kategori pair poomsae saat berpasangan dengan Muhammad Abdurrahman Wahyu. Pada Kejuaraan Dunia Poomsae 2012 di Kolombia, Defia Rosmaniar meraih medali perunggu.
Sumber: Tempo