SUKABUMIUPDATE.com - Teka-teki pembuat batu bersusun di Sungai Cibojong RT 1/1 Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, terungkap sudah. Dia adalah Rahmat Apandi (35 tahun) warga kampung Pasirdoton RT 03/10 Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu.
Batu bersusun di sungai Cibojong itu pertama kali muncul pada Kamis (1/2/2018), jumlahnya sebanyak 90 lebih tumpukan batu. Fenomena ini menggerkan warga sekitar karena semalam sebelumnya Rabu (31/1/2018) terjadi fenomena gerhana bulan. Beragam opini pun bermunculan terkait batu bersusun ini hingga ada yang mengkaitkanya dengan hal mistis.
BACA JUGA: Terungkap! Ini Sosok Pembuat Batu Bersusun di Cidahu Sukabumi
Akibatnya, Camat Cidahu Ading Ismail merubuhkan batu bersusun ini dengan berbagai pertimbangan. Lalu, Senin (26/2/2018) batu bersusun kembali muncul jumlahnya sebanyak 99 buah masih dilokasi yang sama. Tapi batu yang saat ini tidak dirubuhkan karena pihak kecamatan memastikan bahwa batu bersusun dibangun oleh manusia dengan tujuan seni.
Rahmat Apandi merupakan warga biasa yang bekerja sebagai buruh serabutan sedangkan kemampuanya menyusun batu dilakukan dengan sendiri tanpa melihat video di You Tube dan tak terlibat dengan komunitas manapun.
Rahmat mengatakan, bisa membuat satu batu bersusun dalam waktu yang cukup singkat. Satu tumpukan batu bisa diselesaikan kurang lebih dua menit, adapun yang sudah dibuatnya sebanyak 150 buah. Jumlah sebanyak itu dibuat dalam satu hari tanpa dibantu orang lain.
BACA JUGA: Batu Bersusun Kembali Muncul di Cidahu Sukabumi
Menurut dia, tak ada maksud tertentu membangunan batu bersusun tersebut. Tujuanya hanya satu seni saja. Tak ada kaitanya dengan hal-hal lain, apalagi mistis karena mempelajarinya secara otodidak.
"Seni, tak ada tujuan lain," jelasnya.
Pria yang mengaku masih lajang ini belajar membangun batu bersusun ini dari kecil tanpa mencontoh orang lain. Baginya tak ada kesulitan, cukup mengambil batu dan menumpuknya dari yang terbesar dengan puncak batu terkecil.
BACA JUGA: Hancurkan Batu Bersusun, Camat Cidahu Tak Hiraukan Kekecewaan Warga
"Tak ada yang mempelajari. Tak ada kesulitan cuma pindahin batu saja," jelasnya.
Rahmat tak meminta lebih kepada masyarakat hanya ingin berkarya saja dengan batu bersusun ini. Tapi kalaupun meresahkan dia pasrah kalau hasrus dihancurkan.