SUKABUMIUPDATE.com - Pria kelahiran 89 tahun silam ini merupakan salah satu pejuang yang ikut membentengi wilayah Pajampangan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dari Agresi Belanda.
Pengabdian Kardji yang kini tinggal di Kampung Cigaru Inpres, RT 01/07, Desa Pasirpanjang, bersama rekan-rekan seperjuangannya, sekitar tahun 1949, berusaha mengusir para penjajah, mulai dari wilayah Jampang Kulon, Surade, dan Ciracap.
Menurutnya, hal itu dilakukan dengan harapan dan cita-cita daerah Jampang bisa terbebas dari cengkraman para penjajah.
BACA JUGA:Â Sederet Prestasi Hiasi Remaja Asal Jampangkulon Kabupaten Sukabumi
Pada tahun 1955, Kardji pun menikah dengan wanita pujaannya, Kamilah yang meninggal dunia, sekitar dua tahun lalu.
Dari hasil pernikahannya itu, Kardji dikaruniai enam orang anak. Namun tiga orang di antaranya meninggal. Sedangkan yang masih ada hingga kini, yaitu Wardi (50 tahun), Iip (40 tahun), dan Herdi Riandi (25 tahun) masih mengenyam bangku kuliah.
Ternyata tak mudah bagi Kardji untuk menikmati hasil perjuangannya semasa dulu, dan diakui pemerintah. Setelah melewati berbagai proses dan tahapan, barulah pada 05 Mei 1987 menerima Surat Keputusan (SK) sebagai legiun veteran.
BACA JUGA:Â Bangga Terhadap Budaya, Yhoan Pesilat Cantik Asal Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi
Ia pun menerima uang pensiunan, sebesar 1,2 juta hingga Rp1,4 juta per bulan yang dipergunakannya untuk menutupi segala kebutuhan hidup sehari-harinya, termasuk membiayai anaknya hingga ke bangku kuliah.
Beruntung, pada tahun 2015 dirinya mendapatkan kenaikan sampai Rp2,1 juta sampai sekarang, sehingga sedikit membantu meringkan bebannya tersebut.
Kehidupannya yang sederhana pun tergambar, saat sukabumiupdate.com bertandang ke kediamannya. Tinggal di rumah panggung berukuran sekitar 6 x 8 meter, kondisi fisik Kardji pun tampak masih kelihatan sehat meski diusianya yang sudah tidak muda lagi.
BACA JUGA:Â Meida Rahmawati, Gadis Penari Jaipong, Siswa SMA I Kalibunder Kabupaten Sukabumi
"Sekarang hanya berdua dengan yang bungsu (Herdi-red) di rumah ini, Uwa (sapaan akrabnya) sudah tua dan tidak ada kegiatan seperti orang lain. Paling ke sawah, atau kebun. Sehari-hari ya mengurus mesjid,†paparnya, kepada sukabumiupdate.com, Jumat (10/11/2017).
Awalnya, Uwa Kardji pun mengaku, tak menyangka bakal mendapatkan tunjangan pemerintah bagi veteran seperti dirinya, karena waktu itu berjuang secara ikhlas demi memperjuangkan kemerdekaan.
“Kami semua berjuang dengan ikhlas, dan satu tujuan untuk mengusir penjajah. Orang Jampang banyak yang gugur, banyak yang kehilangan keluarga, harta benda. Inilah sebuah pengorbanan,†kenangnya seraya mengingat kembali masa-masa dulu yang pernah dilaluinya itu.