SUKABUMIUPDATE.com - Sudah sejak 1991, Cucu (56), warga Jalan Bhikakarya, Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, bekerja di Kota Abha, Selatan Arab Saudi.
“Di sini saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sudah 26 tahun. Pulang pun tidak setahun sekali,†jelas cucu kepada sukabumiupdate.com, Kamis dan Jumat (15/16/6).
BACA JUGA:Â Tiga Ramadhan di Negeri Singa, Wanita Simpenan Kabupaten Sukabumi Tak Kangen Masakan Indonesia
Ada beberapa perbedaan Bulan Ramadhan di Indonesia dan Arab Saudi. Di negara tempat Rasulullah SAW dilahirkan tersebut menurut Cucu, usai Shalat Tarawih ada aktivitas silaturahim mengunjungi rumah-rumah sanak saudara, atau menrima tamu untuk salam-salaman.
"Berbeda dengan di Indonesia, kalau sudah selesai Shalat Tarawih kan biasanya langsung tidur,†katanya.
BACA JUGA:Â 12 Tahun di Hong Kong, Wanita Sukabumi Ini Kangen Bakso Kampung Pamatutan
Lebih jauh, melalui pesan WhatsApp, Cucu menjelaskan jika perbedaan waktu Indonesia dengan Arab Saudi adalah empat jam. Karena saat ini Arab Saudi tengah musim panas, sehingga waktu berbuka puasa pada jam 6.45, dan sahur pukul 04.09.
Karena tinggal di negara mayoritas Muslim, nyaris tidak ada rintangan apapun selama menjalankan ibadah shaum Ramadhan di Arab Saudi.
BACA JUGA:Â Dari Taipei, Rindu Siti pada Suara Beduk di Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
“Di sini juga ada makanan khusus bila bulan Ramdhan, sepert sambusa atau kalau di Indonesia disebut pastel. Ada sorbah atau sup, dan yang manis-manisnya ada semacam puding dan makanan khas bulan Ramadhan. Tapi di sini tidak ada kolak, sama es campur,†urai ibu dua anak itu.
Soal minuman khas berbuka puasa, Cucu menambahkan, ada minuman yang khusus ada saat Bulan Ramdhan, seperti kopi arab, sirup, dan tentunya air zamzam.
BACA JUGA:Â Valle, Pemuda Kota Sukabumi Ini Dua Kali Puasa dan Lebaran di Atas Kapal di USA
Diceritakannya lebih jauh, perempuan Arab Saudi jarang melakukan aktivitas ngabuburit. Ngabuburit untuk melihat-lihat jajanan kuliner lebih banyak dilakukan Kaum Adam, sedangkan kaum wanitanya lebih banyak menyibukkan diri dengan memasak.
BACA JUGA:Â Berpuasa di Negeri Orang, Gadis Kota Sukabumi Melawan Rasa Kangen
Sama halnya Shalat Tarawih, kebanyakan perempuan melakukannya di rumah saja. “Di Kota Abha perempuannya juga tidak ada yang Sholat Ied di masjid, kecuali di Mekah dan Jeddah. Di sini kita paling di rumah masing-masing saja.â€
Berbicara hal paling dirindukan dari Indonesia, menurut cucu, adalah keluarga. "Buka Puasa dan sahur bersama keluarga, itu paling dirindukan," Cucu mengakhiri perbincangan.