SUKABUMIUPDATE.com - Keripik singkong pedas mungkin sudah tidak asing bagi pecinta kuliner, berbagai merek ternama mulai menjajaki bisnis kuliner di setiap daerah tak terkecuali di Kota Sukabumi. Selain dikenal dengan Kota Mochi, kota ini juga punya ciri-ciri khas oleh-oleh yang menjadi primadona bagi wisatawan lokal, salah satunya adalah kripik pedas Ummi-Kakak.Â
Adalah Lovita perempuan berusia 35 tahun, warga Jalan Babakanlio RT 01/24, Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang, mulai tertarik merintis bisnis jual keripik singkong pedas sejak 2002 lalu. Berawal dari jualan ke setiap sekolah, kini wanita yang akrab dipanggil Ita itu, sukses menjual kripik setan (kripset)-nya tersebut ke luar daerah seperti Bogor, Riau, bahkan hingga Papua.Â
Kepada sukabumiupdate.com, Senin (20/2), Lovita mengaku tertarik dengan bisnis kripset ini dari bibinya yang sudah memulai usaha tersebut terlebih dahulu. "Awalnya tahun 2002 megang usaha bibi, karena bibi di Bandung jadi saya pegang, alhamdulilah laku. Kalau untuk usaha sendiri dari mulai 2007," ucap ibu dari dua anak ini.
Hanya dengan modal Rp7.5 juta, melalui pinjaman di salah satu bank, Lovita mulai mengawali bisnis tersebut. Awalnya ia hanya menjual kripik singkongnya itu dengan masuk ke sekolah-sekolah dengan harga Rp500. Namun seiiring berjalannya waktu, keripiknya ini mulai banyak dikenal, keripik pedas buatan mantan buruh pabrik ini pun mulai kebanjiran order.
"Alhamdulilah sekarang udah punya tiga langganan agen di Bogor, tapi ke sekolah juga masih, kadang juga suka ada pesenan dari Papua, biasanya yang pesen jauh itu para mahasiswa yang kuliah ke luar kota terus bawa oleh-oleh keripik ini, eh jadi banyak yang pesan. Kadang kalau ke Papua itu sampai sepuluh sampai 25 kilogram sekali pesan," cerita Lolita.
Lovita masih ingat betul saat modal pinjaman pertamanya itu ia gunakan untuk membeli dua karung singkong dan berbagai bumbu untuk perlengkapan memasak keripik singkong. Kini sepuluh tahun berlalu, ia sukses mengembangkan bisnis keripik singkongnya. "Kalau dulu mungkin orderan pakai mobil orang, sekarang udah mobil sendiri dan langganan pun jadi tambah banyak," ucapnya bersyukur.
BACA JUGA:
Terobosan Perajin Ijuk Kalibunder Kabupaten Sukabum
Dari Ciaul Kota Sukabumi, Say it with Flowers
Para Pendekar Cantik Penjaga Polres Sukabumi Kota, Berani?
Usaha yang dijalanani ini pun tak semulus yang dibayangkan, ia mengaku pernah mengalami down dengan bisnisnya tersebut. Namun berkat kerja keras pantang menyerah serta dukungan suami, ia kembali memulai bisnisnya hingga bisa kembali sukses.Â
"Sempat dulu hampir bangkrut, karena waktu saya hamil anak kedua, jadi enggak ada yang pegang. Suami juga kerja, makanya sempat rugi," terang istri dari Iwan Kuswandi itu.Â
Namun, diakui Lovita ia pun sempat mengeluhkan dengan harga kebutuhan harga pokok yang terus naik. Salah satunya dengan harga cabai merah yang meningkat drastis. Apalagi cabai merah adalah bumbu utama untuk membuat kripset singkong ini.Â
Namun meski begitu hal tersebut tak begitu berpengaruh baginya. Ia pun tak mengurangi rasa atau pun menaikan harga. Pasalnya ia sudah memiliki langganan sendiri
"Awalnya sempat bingung juga harga-harga mahal apalagi cabai merah, tetapi saya tetap pertahankan rasa terbaik bagi pelanggan. Kalau saya yang paling penting berbisnis itu jujur, dan terbukti masih disukai banyak orang," ucapnya bangga.Â
Selain kripset, Lovita mulai mengembangkan keripik singkong original, kerupuk jengkol pedas, dan makaroni pedas dan original. Tak hanya itu, Lovita yang awalnya hanya seorang ibu rumah tangga biasa itu, kini sukses membantu perekonomian keluarga tanpa harus bekerja di luar rumah. Dan tentu saja, ia pun andil dalam membuka lapangan pekerjaannya.