Dwi Eko Lokononto Dinobatkan Sebagai Tokoh Pers 2025 oleh PWI Jatim

Sukabumiupdate.com
Senin 28 Apr 2025, 21:33 WIB
Pemred Beritajatim.com Dwi Eko Lokononto (kanan) saat menerima penghargaan sebagai Tokoh Pers 2025 dari Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim. (Sumber Foto: Istimewa)

Pemred Beritajatim.com Dwi Eko Lokononto (kanan) saat menerima penghargaan sebagai Tokoh Pers 2025 dari Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim. (Sumber Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.comDwi Eko Lokononto, yang akrab disapa Luki, Pemimpin Redaksi Beritajatim.com, dinobatkan sebagai Tokoh Pers 2025 oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, di Gedung Grahadi, Surabaya, pada Senin (28/4/2025).

PWI Jatim memberikan penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi Luki selama lebih dari empat dasawarsa dalam dunia jurnalisme.

"Beliau menunjukkan teladan bagaimana beradaptasi dan mengembangkan jurnalisme di dunia yang terus berubah," kata Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim dalam rilis yang diterima sukabumiupdate.com.

Lutfil juga menyatakan bahwa Luki layak diteladani sebagai sosok yang menguatkan optimisme dalam dunia jurnalisme di tengah derasnya informasi di media sosial.

"Bagaimana pun, Mas Luki ini berhasil menunjukkan bagaimana pers tetap hidup di tengah tantangan zaman," ujar Lutfil.

Baca Juga: AMSI Dukung Penguatan Fungsi dan Peran Dewan Pers di Era Digital

Dwi Eko Lokononto lahir di Jember, Jawa Timur, pada tahun 1964. Ia memulai profesi wartawan sejak menjadi mahasiswa, setelah mendirikan pers kampus Retorika pada tahun 1984.

Lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya pada 1991, ia langsung bergabung dengan Harian Sore Surabaya Post, sebuah surat kabar regional yang terkenal.

Bersama Surabaya Post, Luki dikenal sebagai sosok yang tidak hanya cakap menulis, tetapi juga lihai mendekati narasumber. Penampilannya yang necis dan tutur katanya yang halus membuat narasumber merasa percaya untuk memberikan informasi-informasi penting yang memperkaya reportasenya.

Jiwa kepemimpinan dan bisnisnya terasah ketika Surabaya Post akan dilikuidasi pada tahun 2001. Dari seorang jurnalis, Luki menjadi ketua tim penyelamat Surabaya Post.

Dari seorang reporter, ia naik menjadi redaktur, dan akhirnya menduduki posisi sebagai Direktur Niaga. Ia menjadi bagian dari manajemen yang mewakili 53 karyawan yang memiliki saham dan mempertaruhkan pesangonnya untuk menghidupkan kembali Surabaya Post.

Setelah keluar dari Surabaya Post, Luki memutuskan untuk membangun media massa sendiri bersama empat rekannya. Kali ini, ia mencoba hal baru: media massa dalam jaringan (daring) atau online. Pada 1 April 2006, lahirlah Beritajatim.com, sebuah media yang ia ikhtiarkan dengan berdarah-darah, namun kemudian bisa berkembang dengan baik.

Pelan-pelan, Beritajatim.com tidak hanya membangun reputasi sebagai media massa yang menjadi referensi sosial dan politik bagi warga, pelaku bisnis, akademisi, pekerja, serta pemangku kebijakan. Luki juga menjadikan Beritajatim.com sebagai salah satu role model media online lokal, karena keberhasilannya membangun model bisnis berkelanjutan dan terus memperkuat brand-nya.

Ia aktif berjejaring dan mengupayakan perbaikan ekosistem media melalui kegiatan di Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI). Sebagai wartawan yang dibesarkan di Jawa Timur, bapak dua anak ini juga menjadi penggerak utama Jatim Media Summit sejak 2022. Ajang ini bertujuan untuk membahas isu-isu strategis dalam industri media di Jawa Timur.

Selain itu, Luki mempelopori kolaborasi dengan International Media Support (IMS) dan ISTTS untuk mengembangkan playbook pemanfaatan artificial intelligence bagi wartawan dan newsroom media skala kecil.

Pada usia 61 tahun, Luki masih tampak penuh energi. Ia seolah ingin membuktikan bahwa ia bisa menaklukkan fenomena senjakala bisnis di industri media. Mungkin karena itu, ia senang berbagi pengalaman mengelola media online lokal ke berbagai provinsi di Indonesia atas penugasan AMSI maupun Dewan Pers.

Sebagai wartawan yang lama meliput dunia politik dan pemerintahan, Luki sering mendapat tugas dari Dewan Pers untuk berbagi pengalaman tentang bagaimana wartawan dan media harus tetap menjaga profesionalisme dalam liputan Pilkada, Pemilu, hingga Pilpres 2024. Ia terbang dari Aceh hingga Papua untuk menyemangati rekan-rekannya dalam memahami dunia politik di tengah era digital, post-truth, dan populisme.

Berita Terkait
Berita Terkini