SUKABUMIUPDATE.com - Nur Afifah, wanita asal Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, berhasil mengharumkan nama daerahnya dengan meraih peringkat 2 di ajang Da'i Muda Pilihanku TV One. Ajang bergengsi ini diselenggarakan di Jakarta Islamic Center oleh TV One dan Muslim Center pada 15-16 Februari 2025.
Nur Afifah lahir pada 22 Agustus 2002 dan kini berusia 22 tahun. Ia merupakan mahasiswa double degree di Institut Madani Nusantara Sukabumi dengan program studi Komunikasi Penyiaran Islam serta Universitas Insan Cita Indonesia di program studi Digital Neuropsikologi. Selain itu, ia juga merupakan kader Pondok Modern Al-Ghozali Gunung Sindur Bogor.
Baca Juga: Membangun Desa Maju dan Mandiri, DPMD Sukabumi Apresiasi Kepemimpinan Marwan-Iyos
Dalam perjalanan menuju ajang Da'i Muda Pilihanku TVOne, Nur Afifah terlebih dahulu mengikuti beberapa kompetisi lainnya.
"Sebetulnya saya itu mengikuti tiga event perlombaan sebelum masuk ke tvOne. Saya mengikuti festival da'i nasional dari tanggal 5-6 Februari 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan berhasil mencapai semifinal. Setelah itu, saya masuk final dalam Musabaqah Syarhil Qur'an (MSQ) tingkat Jawa Barat yang diselenggarakan di Sunanul Huda Sukabumi pada 12 Februari 2025. Jadi setelah pulang dari Jombang, saya belum sempat istirahat dan hanya memiliki waktu tiga hari untuk mempersiapkan diri menghadapi MSQ," ungkapnya.
Baca Juga: IRT di Cibadak Ini Lepaskan Status Penerima Bansos, Dinsos Sukabumi Berikan Apresiasi
Nur Afifah mendapatkan informasi mengenai ajang Da'i Muda Pilihanku TV One secara mendadak.
"Saya mendapat info dari seseorang yang mengirimkan pengumuman kompetisi di tvOne. Awalnya saya mengikuti seleksi online, dan pendaftarannya hanya dibuka selama lima hari. Saya baru mengetahui informasi ini H-1 sebelum pendaftaran ditutup. Dengan waktu yang sangat singkat, saya tetap mengirimkan video seleksi online beberapa jam sebelum batas akhir pendaftaran," ceritanya.
Baca Juga: Pembatasan Medsos untuk Anak Sudah 90 Persen, Menkomdigi: Segera Diresmikan Prabowo
Tanpa disangka, Nur Afifah berhasil lolos seleksi dan diundang ke Jakarta untuk mengikuti tahap selanjutnya.
"Saya tidak menyangka akan masuk ke tvOne. Saya bahkan sempat lupa karena tidak ada kabar, tetapi tiba-tiba panitia menghubungi saya dan memberitahu bahwa saya lolos seleksi dan harus berangkat ke Jakarta keesokan harinya," katanya.
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Raih Rp51,36 Triliun, Pertumbuhan Investasi 11 Persen pada 2024
Kompetisi ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun tvOne ke-17, yang juga menghadirkan berbagai agenda lainnya. Dari total peserta yang diseleksi, hanya 30 orang yang lolos ke tahap semifinal, dan dari mereka, hanya 5 peserta terbaik yang melaju ke babak final.
"Pada tanggal 15 Februari diadakan semifinal dengan top 30 peserta, dan tanggal 16 Februari diadakan final yang diikuti oleh 5 peserta terbaik di sore hari," jelasnya.
Baca Juga: Muhammad Jaenudin Dorong Desa di Jabar Kembangkan Minimal Satu Destinasi Wisata
Menghadapi persaingan yang ketat, Nur Afifah mengaku mengalami tantangan besar.
"Sangat sulit karena lawan-lawan saya luar biasa. Beberapa di antaranya merupakan alumni Aksi Indosiar yang sudah memiliki pengalaman dan performa yang matang. Selain itu, tantangan lainnya adalah kami harus menyampaikan ceramah dalam waktu yang sangat singkat, yaitu hanya 3 menit. Jadi dalam waktu sesingkat itu, kami harus mampu menyampaikan materi dengan baik," paparnya.
Motivasi terbesarnya dalam berkompetisi adalah dukungan dari keluarga dan teman-temannya.
Baca Juga: Tinggalkan Bahan Kimia, Gula Kelapa Organik dari Ciracap Sukabumi Tawarkan Aroma Khas
"Yang menjadi dorongan saya untuk terus maju tentu saja keluarga. Selain itu, saya juga mendapatkan semangat dari teman-teman yang saya temui dalam berbagai perlombaan sebelumnya. Bahkan ada salah satu teman saya yang juga masuk ke top 30 tvOne, sehingga itu menjadi motivasi tambahan untuk saya meraih peringkat," tuturnya.
Keberhasilannya meraih peringkat 2 di ajang ini membawa kebahagiaan dan kebanggaan bagi banyak pihak.
Baca Juga: Skizofrenia: Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
"Saya sangat terharu, terutama karena saya ditemani oleh rekan saya, Nazilah. Dia sampai menangis karena menyaksikan langsung perjuangan saya. Dia juga langsung menelepon keluarga saya yang menyaksikan dari rumah, dan mereka semua menangis terharu. Kampus juga memberikan apresiasi kepada saya," tutupnya.