SUKABUMIUPDATE.com - Ivan Taufiq Nugraha, pemuda berusia 23 tahun asal Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi ini merupakan salah satu alumni Program Studi (prodi) D3 Paramedik Veteriner Sekolah Vokasi (SV) IPB University.
Setahun sebelum dirinya meraih gelar pada tahun 2022, Ivan telah menjadi seorang pengusaha di sektor kesehatan hewan, dengan fokus utama pada inovasi dalam perawatan hewan peliharaan serta pengembangan solusi untuk hewan unggas, ruminansia, dan perikanan.
Usahanya tidak terbatas pada produksi semata, melainkan juga mencakup pendekatan yang melibatkan integrasi ekosistem, termasuk riset, kerjasama dengan dosen-dosen terkemuka, dan kemitraan dengan animal influencer.
Saat masih berkuliah, Ivan dikenal berprestasi di kancah nasional maupun internasional. Salah satunya yakni peraih juara 1 dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tahun 2022 Jenjang Diploma.
Baca Juga: Ngulik Volika Sinci Sari, Mojang Sukabumi Peraih Mahasiswa Berprestasi Nasional 2023
Keberhasilannya dalam kompetisi mahasiswa tahunan yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional yang ada di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tersebut tidak hanya mengharumkan nama besar IPB, tetapi juga Sukabumi, tanah kelahirannya.
Sejak kecil, Ivan harus menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. Untuk menuju ke sekolah, ia harus berjalan kaki tiga kilometer, menempuh jalur berbukit, dan terkadang harus kehujanan.
“Saya tinggal di kebun teh, di kaki gunung, jauh dari akses kendaraan umum. Untuk ke sekolah, saya harus jalan kaki tiga kilometer setiap hari, bahkan saat hujan,” kenang Ivan tentang masa kecilnya yang penuh perjuangan kepada sukabumiupdate.com, Senin (2/12/2024).
Namun, bagi Ivan, kondisi tersebut justru menumbuhkan semangat juang yang tinggi. Meskipun jauh dari fasilitas pendidikan yang memadai, ia tidak pernah menyerah untuk mengejar cita-citanya.
Awalnya, sebagai alumni SMA Negeri 2 Sukabumi, Ivan bercita-cita menjadi mahasiswa berprestasi sejak kelas 2 SMA.
Inspirasi datang saat guru SMA-nya memutar video tentang perjalanan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), yang membuatnya terharu dan memupuk keinginan kuat untuk menjadi bagian dari mahasiswa IPB dan mengikuti ajang Pilmapres.
Ivan mencoba berbagai cara untuk masuk ke IPB, termasuk melalui SNMPTN, SBMPTN, Beasiswa Utusan Daerah (BUD), Prestasi Internasional dan Nasional (PIN), Seleksi Mandiri (SM), dan Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Baca Juga: Keren! Mojang Ciracap Sukabumi Ini Juara Nyanyi di Jepang, Harumkan Nama Indonesia
Meskipun dia tidak berhasil dalam lima tes pertama, Ivan akhirnya diterima di program studi D3 Paramedik Veteriner melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2019.
Kecintaan Ivan terhadap hewan membawa dirinya memilih Program Studi tersebut di IPB. "Saya suka hewan, dan ingin mendalami lebih dalam tentang bagaimana merawat dan menangani hewan dengan ilmu yang tepat," kata Ivan.
Tantangan baru muncul ketika dia dan keluarganya tidak mampu membayar biaya pendaftaran ulang dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pertamanya.
Di tengah kesulitan itu, Ivan tak kehilangan harapan. Berkat prestasinya sebagai lulusan terbaik SMA, ia mendapatkan beasiswa pendidikan untuk UKT pertama.
Setelahnya, beasiswa Bidikmisi membantu memperjuangkan pendidikannya. Ivan bahkan memutuskan untuk tinggal di Masjid Al-Ghifari IPB sebagai marbot demi meminimalisir biaya hidup.
“Pada waktu kuliah karena gak punya uang jadi saya tinggal di masjid IPB sambil jadi marbot, saya tinggal selama tiga tahun, Itu semua justru membentuk karakter saya, bahwa untuk sukses, kita harus berjuang lebih keras, tak peduli seberapa sulitnya rintangan di depan kita,” ujar Ivan.
Selain akademik, Ivan juga tertarik untuk mengembangkan diri dalam dunia bisnis. Saat kuliah di IPB, ia memulai bisnis peternakan ayam.
"Saya memulai bisnis peternakan ayam dari delapan ekor waktu semester lima, dan kini sudah berkembang menjadi delapan ribu ekor," ungkap Ivan.
Perjalanan bisnisnya bukanlah tanpa hambatan. Ia harus menghadapi tantangan yang datang dari berbagai arah, termasuk minimnya modal dan pengalaman. Namun, semangat untuk terus belajar dan berkembang mendorong Ivan untuk bertahan.
"Saya belajar banyak dari bisnis ini. Bukan hanya tentang ayam, tapi juga tentang cara memimpin, mengelola, dan bertahan dalam kondisi yang sulit," ujar Ivan.
Ia juga sempat bekerja paruh waktu sebagai asisten dokter hewan di Bogor Pet Center, Ivan membagi waktunya antara kuliah, bekerja, dan mengabdi sebagai marbot masjid. Semua ini tak menyurutkan semangatnya untuk terus mengejar prestasi.
Ivan masih mengejar mimpinya untuk menjadi mahasiswa berprestasi dengan mendaftar ke Komunitas Mahasiswa Berprestasi.
Namun, perjalanan tersebut tidak berjalan mulus, karena ia ditolak masuk ke dalam komunitas tersebut karena tidak memenuhi salah satu persyaratan.
Kemudian, pada tahun kedua, Ivan mulai aktif mengikuti berbagai kompetisi dan berhasil meraih 31 prestasi nasional dan internasional, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
Beberapa pencapaiannya antara lain mencakup pendirian perusahaan produk inovasi kesehatan hewan PT. Sutan Vet Medika, partisipasi sebagai delegasi Program Pertukaran Pelajar Indonesia di National University of Singapore tahun 2021 dan 2022, medali Emas Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 tahun 2021, peran sebagai Koordinator Cage Free Laying Hens Animal Friend Jogja tahun 2022, serta berbagai penghargaan lainnya dalam kompetisi esai dan festival universitas di tingkat nasional dan internasional.
Ivan juga berhasil menciptakan tiga produk inovatif dan memiliki dua hak kekayaan intelektual. Selain itu, sebagai kelanjutan dari partisipasinya dalam PIMNAS, ia mendirikan startup bernama PT. Sutan Vet Medika yang salah satu produknya, Sutan, merupakan suplemen nafsu makan kucing dan anjing yang dikemas dalam kapsul.
"Membantu hewan peliharaan untuk lebih sehat supaya bisa memberikan kebahagian bagi para pemiliknya," kata Ivan.
Dari deretan prestasi yang ia raih, Ivan kemudian mengikuti tahapan seleksi mahasiswa berprestasi.
Meski sempat menunda waktu wisudanya karena mengikuti ajang talenta Pilmapres tingkat nasional, pengorbanan Ivan tidak sia-sia. Hasilnya, ia mendapatkan Juara 1 Pilmapres di Jenjang Diploma.
Ivan percaya bahwa keyakinan adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan. Ia selalu yakin bahwa ia bisa mencapai tujuan yang ia tetapkan.
"Saya sudah nebak dari awal bahwa saya bakal juara satu (Pilmapres). Karena saya percaya pada diri sendiri, dan saya yakin Allah akan memberikan yang terbaik sesuai dengan apa yang kita yakini," ungkap Ivan.
Keyakinan ini membawanya pada kemenangan di ajang Pilmapres. “Saat diumumkan sebagai pemenang, campur aduk rasanya. Saya sampai nangis. Itu keren banget sih,” kenang Ivan tentang momen puncak yang mengubah hidupnya.
Perjalanan Menuju Mahasiswa Berprestasi Nasional
Tentunya, perjalanan Ivan tidaklah mulus. Ada banyak tantangan yang harus ia hadapi, baik dari dalam diri maupun lingkungan sekitar. Tidak semua orang mendukung langkahnya, dan Ivan harus berjuang sendirian. “Ada orang yang enggak mendukung, dan bahkan mengatakan kalau saya harus melakukannya sendiri. Tapi itu justru membuat saya semakin yakin dan semangat untuk terus maju,” katanya.
Tantangan lainnya datang dari dunia akademik dan kompetisi. Ivan harus belajar keras, mempersiapkan diri sebaik mungkin, dan menghadapi rasa takut untuk tampil di depan juri. “Saya tidak pernah belajar dua kali. Kalau saya belajar di kelas, saya benar-benar fokus dan berusaha semaksimal mungkin untuk memahami setiap materi yang diajarkan,” ungkap Ivan tentang metode belajar yang ia terapkan.
Namun, dalam perjalanan ini, Ivan tidak sendirian. Ia mendapat dukungan luar biasa dari keluarga dan dosen-dosen di kampus.
“Orang tua saya, khususnya ibu, selalu mendoakan saya. Di kampus, dosen seperti Pak Aziz dan Dr. Hemi selalu meyakinkan saya bahwa saya pasti bisa,” katanya.
Mengikuti Pilmapres memberikan Ivan pengalaman yang sangat berharga. Selain menguji kemampuan akademik, ajang ini juga mengasah kemampuan Ivan dalam berbicara di depan umum, berpikir kritis, dan menghadapi tekanan.
"Proses di Pilmapres itu membuka wawasan saya. Selain kompetisi, saya juga belajar banyak tentang diri saya sendiri dan bagaimana mengatasi ketakutan," katanya.
Selain itu, Ivan merasa sangat bersyukur karena bisa mendapat bimbingan langsung dari dosen-dosen yang sangat mendukung. “Pak Aziz dan Dr. Hemi benar-benar membantu saya selama kompetisi. Mereka memberikan dukungan yang tak ternilai harganya,” kata Ivan mengenang perjuangannya di Pilmapres.
Visi ke Depan: Menjadi Bagian dari Satu Persen di Indonesia
Ivan berharap kisah hidupnya bisa menginspirasi generasi muda di Sukabumi untuk tidak pernah menyerah dan selalu percaya pada potensi diri mereka.
“Khususnya untuk orang Sukabumi, saya yakin kita punya potensi besar. Kita sering kali tidak sadar akan potensi yang kita miliki, karena lebih fokus pada orang lain. Coba kalau kita sadar, Sukabumi bisa lebih hebat. Saya berprestasi untuk orang Sukabumi,” ungkap Ivan dengan semangat.
Ivan tidak hanya puas dengan satu prestasi. Ia bercita-cita menjadi bagian dari satu persen orang yang paling berpengaruh di Indonesia.
“Saya pengen jadi orang satu persen di Indonesia. Enggak apa apa kalau orang lain tertawa melihat saya berbeda, tapi saya tertawa melihat mereka semua sama,” ujar Ivan, yang selalu percaya bahwa perbedaan adalah kekuatan.
Berjalan tiga tahun, kini bisnis Ivan dalam sektor kesehatan hewan telah meraih omzet hingga Rp120 juta/bulan. Hingga kini ia terus menekuni bisnisnya itu dengan harapan menjadi produsen produk terbaik di bidang veteriner.
Ivan Taufiq Nugraha, dengan dedikasi dan semangatnya, membuktikan bahwa impian dapat diwujudkan dengan keyakinan dan kerja keras.
Reporter: Turangga Anom (Magang)