SUKABUMIUPDATE.com - Andries Christoffel Johannes de Wilde adalah seorang administratur perkebunan yang pertama kali mencetuskan nama Soeka Boemi. Pengenalan nama Soeka Boemi ini tepatnya pada 13 Januari 1815 silam.
Pria yang dikenal dengan nama Andries de Wilde ini mencantumkan nomenklatur Soeka Boemi dalam dua suku kata. Hal itu berkaitan dengan tempat dirinya menginap yakni di Kampung Tji Colle yang saat ini daerah Cikole.
Melansir sukabumikota.go.id, Andries de Wilde mengirim surat kepada salah satu kerabatnya yang bernama Pieter Englhard. Pria berkebangsaan Belanda itu mengajukan permohonan kepada pemerintah terkait perubahan nama Tji Colle (nama sungai yang membelah Kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi pada 13 Januari 1815.
Sejak saat itu, nama Cikole kemudian resmi menjadi nama Soekaboemi berdasarkan usulan Andries de Wilde. Selang 12 hari, yakni pada 25 Januari 1813, Andries de Wilde diketahui membeli tanah di Sukabumi.
Luas tanah di Sukabumi yang dibeli Andries de Wilde mencapai 58 ribu ringgit Spanyol pada masa itu, dengan luas sekitar lima per dua belas bagian di seluruh tanah yang ada di wilayah tersebut.
Baca Juga: Obat Dari Kotoran Manusia, Mungkinkah? Ilmuwan: Feses Itu Praktis
Lantas, siapa Andries de Wilde yang dikenal sebagai Pencetus Nama Sukabumi? Berikut ulasannya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
Mengenal Andries de Wilde Pencetus Nama Sukabumi
Selain dikenal sebagai Pencetus Nama Sukabumi, Andries de Wilde juga merupakan sosok tuan tanah sekaligus ahli bedah pada masa kolonial Belanda.
Tuan tanah dengan nama lengkap Andries Christoffel Johannes de Wilde itu adalah pria berkebangsaan Belanda yang lahir pada 21 November 1781 dan meninggal dunia pada 27 April 1865, di usianya yang ke-83 tahun.
Andries de Wilde adalah seorang ahli bedah pasukan artileri Belanda sekaligus tuan tanah pertama di daerah priangan. Pencetus Nama Sukabumi itu diangkat menjadi Pembantu Gubernur Jendral Herman Wilem Daendels.
Sejarah amat dekat dengan salah seorang sahabat Andries De Wilde, yakni Liutenant Gouverneur Thomas Stamford Raffles (Gubernur Inggris untuk Indonesia).
Semasa hidupnya, Andries de Wilde pernah diangkat menjadi seorang Assistant to the Resident at Bandong (Residen Bandung) pada Agustus 1812. Namun, ia tak menjabat lama karena adanya selisih paham dengan Residen Macquoid.
Raffles, pada saat itu, mengangkat Andries de Wilde kembali sebagai pengawas penanaman kopi (Koffie OPZIENER) di daerah Tarogong-Garut.
Baca Juga: Kota Mochi Tampan Abis! Sukabumi Ganteng vs Cantik Ternyata Beda Tipis
Andries de Wilde disebut tuan tanah karena selain menjadi pemilik 5/12 tanah di Sukabumi, ia juga berhasil memperoleh tanah Ujungberung di tahun yang sama usai bekerjasama dengan Raffles, McQuoid, dan Engelhard.
Tanah milik Andries de Wilde berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrangodi di sebelah utara, Sungai Cimandiri di sebelah selatan. Sementara di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten serta Sungai Cikupa di sebelah Timur.
Selain tuan tanah, Andries de Wilde diketahui adalah seorang ahli bedah. Sebagai dokter bedah, Andries de Wilde bahkan pernah mengadakan ekspedisi atau tour vaksinasi cacar ke daerah Priangan pada 1807.