SUKABUMIUPDATE.com - Pemberontakan G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965 PKI menyisakan duka yang amat mendalam bagi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, setidaknya terdapat 10 pahlawan revolusi yang menjadi korban keganasan dari anggota PKI.
Kisah kelam bangsa Indonesia yang membekas sampai hari ini. Namun, dalam peristiwa G30S/PKI itu terdapat Jenderal TNI yang selamat dari penculikan dan pembantaian anggota PKI.
Perwira yang selamat itu adalah AH Nasution, ia adalah salah satu tokoh penting di TNI AD yang menjadi incaran penculikan di G30S/PKI. Akan tetapi, sang Jenderal harus kehilangan putrinya, Ade Irma Nasution dan ajudannya Lettu Pierre Tendean yang menjadi korban keganasan PKI.
Baca Juga: 10 Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi, Yuk Bunda Lakukan Hal Ini
AH Nasution berhasil kabur memanjat tembok dan terjatuh di halaman Kedutaan Irak untuk sembunyi. Akibat kejadian tersebut, dirinya mengalami patah di pergelangan kaki. AH Nasution kemudian wafat pada 6 September 2000, di Jakarta di usia 81 tahun.
Pendidikan AH Nasution
Abdul Haris Nasution adalah putra kedua dari pasangan H Abdul Halim Nasution dan Zahara Lubis. Ia lahir pada 3 Desember 1918 di Kotanopan, Sumatera Utara.
Abdul Haris Nasution berhasil menyelesaikan pendidikan di Hollandsche Inlande School (HIS) pada tahun 1932. Kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Raja Hoofden School, sekolah pamong praja di Bukit Tinggi.
Baca Juga: 9 Ciri Orang yang Pura-pura Bahagia dan Selalu Menyembunyikan Kesedihan
Pada tahun 1935, Abdul Haris Nasution melanjutkan pendidikan di Hollandsche Inlandsche Kweekchool (HIK), yaitu sebuah sekolah guru menengah di Bandung.
Kemudian dirinya mengikuti ujian Algemene Middelbaare School B (AMS) di Jakarta. Hal itulah menyebabkan Nasution memperoleh dua ijazah sekaligus pada 1938.
Perjalanan Hidup AH Nasution
Setelah berhasil menempuh pendidikan, dirinya kemudian menjadi guru di Bengkulu dan Palembang. Pada masa itu, Abdul Haris Nasution mulai dikenal dengan nama Pak Nas. Namun, ternyata pekerjaan sebagai guru kurang cocok baginya.
Baca Juga: 9 Kebiasaan yang Sering Dilakukan Orang Tidak Bahagia, Kamu Juga Termasuk?
Nasution mulai tertarik dengan militer dan mengikuti Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO) KNIL atau Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Bandung, pada 1940-1942.
Perjalanan AH Nasution di Militer
Dilansir dari buku 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia via joglo.suara.com, Abdul Haris Nasution dikenal sebagai penggagas Dwifungsi ABRI. Selain itu, dirinya juga dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasan perang 1 gerilya dituangkan di dalam bukunya yang fenomenal yaitu Strategy of Guerrilla Warfare.
Abdul Haris Nasution dianggap sebagai sosok yang bisa mengambil jarak terhadap kekuasaan. Meski mengaku mengagumi Soekarno, namun dirinya tidak menyangkal kalau sering terlibat konflik dengan presiden pertama RI ini.
Baca Juga: 13 Cara Orang Tua Memberikan Motivasi Kepada Anak Agar Rajin Belajar
Nasution adalah sosok yang berani terang-terangan menentang komunis. Pada tahun 1948, dirinya memimpin pasukan Siliwangi menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Setelah Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Nasution bergabung dengan militer Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Bersama dengan Soeharto dan Sudirman, Nasution lantas menerima pangkat kehormatan Jenderal Besar yang dianugerahkan pada tanggal 5 Oktober 1997 ketika ulang tahun ABRI.
AH Nasution Selamat dari Serangan G30S PKI
Dalam peristiwa G30S PKI, Abdul Haris Nasution memang selamat. Namun, AH Nasution harus kehilangan putrinya, yaitu Ade Irma Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean. Pada saat itu, ada tentara yang melepaskan tembakan, namun ternyata terpeleset.
Baca Juga: 10 Hal Penting yang Wajib Diperhatikan Orang Tua untuk Anak-anak di Zaman Modern
AH Nasution berhasil memanjat dinding lalu terjatuh ke halaman Kedutaan Irak untuk bersembunyi. Akibat kejadian tersebut, dirinya mengalami patah pergelangan kaki. Demikian informasi mengenai profil Abdul Haris Nasution. Semoga bisa menginspirasi kita semua.
Sumber: Joglo.suara.com