SUKABUMIUPDATE.com - Nama Mpu Tantular sangat dekat dengan Bahasa Sanskerta dalam dunia sastra. Ini karena Mpu Tantular menggunakan Bahasa Sanskerta sebagai basis untuk karya-karyanya, yang sering kali mengambil bentuk puisi kakawin.
Mpu Tantular hidup pada abad ke-14 di Majapahit sendiri adalah seorang pujangga ternama Sastra Jawa. Ia hidup pada pemerintahan raja Rājasanagara.
Mpu Tantular masih termasuk saudara sang raja yaitu keponakan dan menantu adik wanita sang raja.
Bahasa Sanskerta adalah bahasa kuno Asia Selatan yang merupakan cabang Indo-Arya dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini berkembang di Asia Selatan setelah moyangnya mengalami difusi trans-budaya di wilayah barat laut Asia Selatan pada Zaman Perunggu.
Baca Juga: 5 Mitos Batu Hitam di Dunia, Ada Misteri Sekitar Stadion Suryakencana Sukabumi!
Bahasa Sanskerta adalah bahasa suci umat Hindu, Buddha dan Jain. Akan tetapi, artikel ini akan lebih fokus untuk mengenal Siapa Mpu Tantular, bukan Bahasa Sanskerta, berikut informasinya yang dilansir dari berbagai sumber!
Mengutip p2k.stekom.ac.id, nama "Tantular" terdiri dari dua kata: tan ("tidak") dan tular ("tular" atau "terpengaruhi"). Artinya ia adalah orang yang "teguh". Sedangkan kata mpu merupakan gelar, yang artinya adalah orang pandai atau tukang.
Tantular adalah seorang penganut agama Buddha, tetapi ia orangnya terbuka terhadap agama lain, terutama agama Hindu-Siwa. Hal ini bisa terlihat pada dua kakawin atau syairnya yang ternama yaitu kakawin Arjunawijaya dan terutama kakawin atau Kitab Sutasoma.
Bahkan, salah satu bait dari kakawin atau Kitab Sutasoma ini diambil menjadi motto atau semboyan Republik Indonesia: "Bhinneka Tunggal Ika" atau berbeda-beda namun satu jua.
Mpu Tantular dikenal sebagai seorang sastrawan dan filsuf dari Indonesia pada abad ke-14. Dia terkenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sastra Jawa Kuno dan dianggap sebagai salah satu pendiri puisi kakawin (puisi epik Jawa Kuno) dan serat (prosa Jawa Kuno).
Baca Juga: 5 Contoh Batu Alam Indonesia, di Warudoyong Sukabumi Jenis Apa?
Mpu Tantular lahir sekitar tahun 1331 di Jawa Timur, Indonesia, dan diperkirakan meninggal sekitar tahun 1401. Ia hidup pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit yang menjadi puncak kejayaan budaya Jawa Kuno.
Salah satu karya terkenal Mpu Tantular adalah "Sutasoma", sebuah kakawin yang menggambarkan cerita seorang pangeran bernama Sutasoma yang menghadapi berbagai ujian dan cobaan dalam mencapai pencerahan spiritual. Kakawin ini mengandung pesan-pesan moral dan filosofis yang mendalam.
Mpu Tantular juga terkenal karena filsafatnya yang bernama "Tatwa" atau "Tatwa Panca Sila".
Filsafat tersebut mencakup konsep tentang kebenaran, keadilan, dan kehidupan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip moral. Ia mengajarkan pentingnya kesadaran spiritual, moralitas, dan keharmonisan dalam kehidupan.
Karya-karya Mpu Tantular memiliki pengaruh yang signifikan dalam sastra Jawa Kuno dan warisan budaya Indonesia. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh terbesar dalam sejarah sastra Indonesia, dan karyanya terus dipelajari dan diapresiasi oleh para sarjana dan peneliti dalam studi sastra dan sejarah budaya Indonesia.
Seperti diketahui, Mpu Tantular memiliki hubungan erat dengan bahasa Sanskerta dalam karyanya. Bahasa Sanskerta adalah bahasa klasik India yang juga memiliki pengaruh yang kuat dalam sastra Jawa Kuno.
Sumber: Berbagai Sumber.