5 Fakta Nyai Djuaesih, Tokoh Wanita Asal Sukabumi yang Disetarakan dengan RA. Kartini

Rabu 10 Mei 2023, 19:15 WIB
5 Fakta Nyai Djuaesih, Tokoh Wanita Asal Sukabumi yang Disetarakan dengan RA. Kartini. | (Sumber : NU Online)

5 Fakta Nyai Djuaesih, Tokoh Wanita Asal Sukabumi yang Disetarakan dengan RA. Kartini. | (Sumber : NU Online)

SUKABUMIUPDATE.com - Nyai Djuaesih adalah seorang tokoh, pendakwah dan juga aktivis kelahiran Sukabumi yang berjasa atas berdirinya Muslimat NU. Beliau juga turut menandai bangkinya wanita di tatar Sunda.

Bahkan, Nyai Djuaesih sudah disetarakan dengan RA. Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita. Sama dengan tokoh perempuan lainnya yang terkenal, Nyai Djuaesih juga mengutarakan pentingnya pendidikan bagi kaum wanita.

Nah, untuk mengenal lebih jauh tentang Nyai Djuaesih, berikut ada lima fakta tentang bilau yang dikutip dari Muslimat Nu.

1. Lahir dari Keluarga Pendakwah

Dari berbagai dokumen yang bersumber dari website NU, nama lengkapnya adalah Nyai Hajjah R. Djuaesih. Beliau lahir di bulan Juni 1901 di Sukabumi dan dikenal sebagai mubaligh.

Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Orang yang Bakal Sukses di Masa Depan, Kamu Termasuk?

Namun, tidak ada data detail mengenai dimana tepatnya Nyai Djuaesih dilahirkan. Hanya saja beliau merupakan anak dari seorang pendakwah R.O. Abbas dan R. Omara S.

2. Tidak Mengenyam Pendidikan Formal

Nyai Djuaesih lahir dari keluarga sederhana pada zaman kolonial Belanda. Ia sama sekali tidak mengenyam pendidikan formal. Nyai Djuaesih hanya dibekali ilmu agama oleh kedua orangtuanya.

Selebihnya, beliau belajar dari pergaulan dan lingkungannya. Setelah cukup umur barulah Nyai Djuaesih menikah dengan Danuatmadja alias H. Bustomi. Dari pernikahan itu Nyai Djuaesih dikarunia tiga orang anak.

Baca Juga: 5 Tips Agar Pasangan Tetap Mencintaimu Meski Sudah Berhubungan Lama

Sejak saat itulah Nyai Djuaesih memandang dan memperjuangkan pentingnya pendidikan bagi semua orang terutama kaum wanita. Saat mendapat kesempatan, Nyai Djuaesih menyekolahkan ketiga anaknya di sekolah formil sampai menamatkan MULO (red: SMP jaman Belanda).

3. Menjadi Seorang Pendakwah dan Bergaul di Lingkungan NU

Lahir dari keluarga pendakwah yang sederhana, Nyai Djuaesih tidak minder dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Nyai Djuaesih mempunyai kemampuan alamiah sebagai pendakwah dan mubaligh.

Nya Djuaesih cukup terkenal di Jawa Barat dan sering memberikan pidato ceramah agama kepada ibu-ibu di berbagai pelosok Jawa Barat. Ia sering memberi ceramah di Pandeglang, Tasikmalaya, Sukabumi, Ciamis dan Bekasi.

Baca Juga: 7 Pekerjaan yang Cocok Untuk Introvert, Minim Interaksi dengan Orang!

Sejak menikah dengan H. Bustomi yang merupakan pengurus NU Jawa Barat, Nyai Djuaesih mulai aktif dalam berbagai organisasi NU. Ia kerap kali mendampingi suaminya dan mulai bergaul.

Dari pergaulannya itulah Nyai Djuaesih merasa NU perlu mengorganisasi perempuan agar bisa sama-sama ikut berdakwah. Menurutnya, NU memiliki kewajiban untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam tak hanya kaum pria.

4. Perintis Berdirinya Muslimat NU

Nyai Djuaesih adalah tokoh perintis berdirinya Muslimat NU. Dalam perjalanannya, sumbangsih terbesar dalam gerakan perempuan di lingkungan NU.

Kiprahnya dalam Muslimat NU tidak bisa dianggap remeh. Mengutip dari NU Online, Nyai Djuaesih merupakan perempuan pertama yang berhasil naik mimbar resmi organisasi NU pada Muktamar ke-13 NU di Menes, Banten pada tahun 1938.

Baca Juga: Link Nonton Film Sewu Dino Full Movie, Film Horor Tentang Santet yang Mematikan

Dalam forum Muktamar Nu di Menes Banten tersebut. Nyai Djuaesih dengan lantang dan tegas mengutarakan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan. Ia juga menyampaikan supaya kaum wanita harus bangkit dan menyuarakan keinginan.

“Di dalam agama Islam, bukan saja kaum laki-laki yang harus dididik mengenai pengetahuan agama dan pengetahuan lain. Kaum wanita juga wajib mendapatkan didikan yang selaras dengan kehendak dan tuntutan agama. Karena itu, kaum wanita yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama mesti bangkit,” begitulah seruan Nyai Djuaesih dalam forum permusyawaratan tertinggi NU.

Atas keberaniannya itu, Nahdlatoel Oelama membuat laporan mengenai keberanian Nyai Djuaesih saat naik mimbar di Muktamar NU tersebut. Kemudian peristiwa itu diabadikan dalam berita Nahdlatoel Oelama yang tercatat pada Nomor 6 tahun ke-10 edisi 19 Januari 1941 halaman 4/86.

Baca Juga: Review Film Sewu Dino, Kisah Gadis Muda Terjebak Praktik Santet 1.000 Hari

“Kemudian dari pada itu, tampillah ke muka, Nyai Djuaesih, voorzitter (ketua) Muslimat NU Bandung yang telah memerlukan datang di kongres ini, berhubung kecintaan dan tertarik beliau kepadanya. Dengan panjang lebar menerangkan akan asas dan tujuan dari NU adalah suatu perkumpulan yang sengaja mendidik umat Islam ke jurusan agamanya dengan seluas-luasnya. Di dalam agama Islam bukan saja kaum laki-laki yang harus dididik tentang soal-soal yang berkenaan dengan agamanya, bahkan kaum perempuan juga harus mendapat didikan yang selaras dengan kehendak dan tuntunan agama, sebagaimana lakinya. Inilah nantinya yang akan dapat membawa keamanan dunia dan akhirat,” demikian bunyi laporan Berita Nahdlatoel Oelama pada waktu itu.

Nyai Djuaesih memiliki sumbangan besar dalam gerakan kaum perempuan di lingkungan NU. Gagasannya mendirikan organisasi khusus kaum wanita di NU sangat vital sekali.

Menurut Nyai Djuaesih, NU mempunyai kewajiban untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam bukan hanya kaum lelaki saja. Beliau mengusulkan agar kaum perempuan NU bisa menjadi anggota dan aktif mewadahi organisasi sendiri.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Film Horor Sewu Dino, Diangkat Dari Kisah Nyata!

Meskipun Nyai Djuaesih menjadi salah satu tokoh penting dalam perintis organisasi perempuan NU, ia tidak tidak pernah menduduki jabatan tertentu di kepengurusan pertama Muslimat NU Jawa Barat.

Namun, di periode 1950-1952, barulah Nyai Djuaesih menjabat sebagai Ketua Muslimat NU.

5. Nyai Djuaesih Disetarakan dengan Tokoh RA. Kartini

Peran Nyai Djuaesih sangat vital dalam mengangkat harkat dan martabat perempuan NU. Bahkan, atas dedikasinya itu membuat ia disetarakan dengan tokok RA. Kartini. Pengakuan beliau diberikan oleh aktivis perempuan yang juga anggota DPRD Jawa Timur, Ibu Nurfitriana Busyro.

Ibu Nurfitriana Busyro menulis dalam artikel menyambut Hari Santri tahun 2018 dalam portal matamaduranews.com. Di dalam artikelnya Ibu Nurfitriana Busyro menyebut tiga santriwati yang memiliki jasa besar dalam perjuangan emansipasi perempuan di Indonesia.

Baca Juga: 5 Tips Sukses Dalam Berkarir, Yuk Intip Kunci Rahasianya!

Mereka semua adalah Nyai Siti Walidah Dahlan, Raden Adjeng Kartini, dan Nyai Hajjah R. Djuaesih. Ibu Nurfitriana Busyro memandang Nyai Djuaesih yang kelahiran Sukabumi sangat layak untuk disejajarkan dengan kedua tokoh perempuan besar tersebut.

Kehebatan Nyai Djuaesih diakui oleh Ibu Nurfitriana Busyro dan menurutnya keberhasilannya menembus tradisi NU dikenal sebagai organisasi tradisional yang patriarkis dalam memperlakukan perempuan.

Terlebih ketika itu banyak pandangan yang menampik kehadiran perempuan di ajang organisasi dengan alasan Syar’i. “Seorang pendakwah yang lugas dan penggerak emansipasi yang otodidak yang kemudian menginspirasi lahirnya Muslimat NU,” tulis Ibu Nurfitriana Busyro bersaksi tentang Nyai Djuaesih.

Sumber: muslimatnu.or.id

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)