SUKABUMIUPDATE.com - Cak Nun sapaan akrab Emha Ainun Najib saat ini ramai diperbincangkan warganet usai ucapan kontroversialnya tentang Presiden Jokowi.
Cak Nun memang terkenal di kalangan sastrawan, budayawan hingga pejabat negara, namun tetap ada sebagian masyarakat yang bertanya-tanya siapa sosok Cak Nun ini.
Melansir suara.com, pandangan dan karya-karya sastra Cak Nun telah tersebar dan dikenal secara luas dengan gaya penyampaian berbeda tentang keresahan hati soal masalah sosial dan keagamaan.
Baca Juga: Cak Nun Trending di Twitter Usai Perkataanya yang Menyebut Jokowi Mirip Firaun
Profil Cak Nun Emha Ainun Najib
Cak Nun yang memiliki nama lengkap Muhammad Ainun Nadjib, merupakan salah satu tokoh keagamaan, penyair, dan budayawan yang terkenal. Lahir di Menturo, Sumobito, Jombang, Jawa Timur pada tanggal 27 Mei 1953 yang berasal dari pasangan M. A. Lathief dan Halimah dan merupakan putra keempat dari lima belas bersaudara.
Ayahnya adalah seorang pemimpin lembaga pendidikan dan merupakan pengelola TK sampai SMP.
Cak Nun pernah menjalani pendidikan di Pondok Modern Gontor-Ponorogo dan menamatkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta. Namun sayangnya pendidikan formalnya di UGM, tepatnya di Fakultas Ekonomi, hanya mampu Cak Nun selesaikan 1 semester saja.
Baca Juga: Ancaman Resesi Global, Stafsus Menkeu Optimis Ekonomi RI Bisa Capai 5%
Perjalanan Karir Cak Nun Emha Ainun Najib
- Pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Yogyakarta (1970)
- Wartawan/Redaktur di harian Masa Kini, Yogyakarta (1973-1976)
- Pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta)
- Pemimpin Grup musik Kyai Kanjeng
- Penulis puisi dan komunis di beberapa media
Latar belakang Cak Nun sebagai seorang budayawan dan pendakwah menjadikan keberadaan Cak Nun sebagai tokoh penting dalam berbagai acara. Dari berbagai acara terutama dalam acara-acara keagamaan dan kebudayaan, Cak Nun memang mampu memberikan pandangan keagamaan, sosial, dan kebudayaan melalui dialog-dialog yang dilakukannya.
Pengalaman hidup yang dilaluinya menjadikan Cak Nun memilih untuk mengandalkan hidupnya sendiri sampai akhirnya dirinya terkenal sebagai seorang tokoh intelektual muslim di Indonesia. Cak Nun dikenal melalui kritik-kritiknya dalam berbagai bentuk, mulai dari puisi, esai, cerpen, film, drama, lagu, musik, seminar, hingga tayangan video.
Sebagai salah satu bentuk karyanya adalah bentuk kegelisahan Cak Nun dari adanya pelarangan jilbab oleh pemerintah Orde Baru yang sensitif karena adanya penampakan ekspresi keislaman sehingga pada tahun 1982 pemerintah Orde Baru melarang pemakaiannya di sekolah negeri. Dari keresahannya tersebut, Cak Nun lantas menuangkannya dalam sebuah karya berupa puisi yang berjudul “Lautan Jilbab”.
Baca Juga: Wisata Curug di Sukabumi, Cikaso Jadi Tempat Bersemayam Prabu Siliwangi?
Salah satu yang paling identik dengan Cak Nun adalah Maiyah. Kegiatan pengajian rutin ini berawal dari Padhangmbulan tahun 1994.
Maiyah sebagai majelis ilmu kemudian kemudian terus berkembang. Masyarakat Maiyah di berbagai daerah berupaya melingkar setiap bulan, untuk istiqomah Sinau Bareng. Alhasil, saat ini lebih dari 60 Majelis Masyarakat Maiyah diselenggarakan setiap bulan.
Sebelumnya diketahui, Cak Nun hingga saat ini namanya tengah trending topic di Twitter dan menjadi perbincangan hangat para warganet usai ucapannya disebut-sebut menyinggung Jokowi.
Emha Ainun Najib atau dikenal Cak Nun diperbincangkan karena ceramahnya di kajian Maiyah yang sempat menyebut Jokowi seperti Firaun.
Dalam sebuah video yang beredar Cak Nun mengibaratkan Jokowi sebagai Firaun hingga pengusaha Anthony Salim sebagai perlambangan Qorun.
Apa yang diucapkan Cak Nun langsung mendapat beragam tanggapan dari para pengguna Twitter.
Meski banyak yang mengkritik ucapan Cak Nun sebagai seorang cendekiawan, namun tidak sedikit yang membelanya. Sejumlah warganet mengatakan, hal tersebut memang merupakan gaya seorang Cak Nun yang kerap melontarkan kritik.
Sumber: Suara.com/Rishna Maulina Pratama