SUKABUMIUPDATE.com - Perjuangan Dyah Sujirah atau Sipon, mencari sang suami Wiji Thukul yang hilang sejak tahun 1998 terhenti. Sipon meninggal dunia pada Kamis (5/1/2022) di Solo.
Melansir tempo.co, kabar ini dibenarkan oleh Wahyu Susilo adik Wiji Thukul. Sipon meninggal di kediamannya di Surakarta atau Solo karena mengalami serangan jantung.
"Iyo Mbak. Doakan damai di sisiNya, ya," tulis Wahyu membalas pesan Whatsapp Tempo, siang ini.
Di halaman Instagramnya, Wahyu mengunggah foto kakak iparnya bersama abangnya, Wiji Thukul, korban penculikan 1998, yang hingga kini belum ditemukan jasadnya.
"Sugeng tindak Mbak Pon. Semoga ketemu Kangmas Thukul. Fajar Merah dan Nganthi Wani tabah ya," tulis Direktur Eksekutif Migrant Care itu. Fajar Merah dan Nganthi Wani adalah anak Sipon dan Wiji Thukul.
Setelah dari RS Hermina Solo, jenazah Sipon akan disemayamkan di rumah duka, Kalangan RT 01 Rw 14, Jagalan, Jebres, Surakarta.
Baca Juga: Dilelang, Surat Bunuh Diri Penyair Prancis Ini Laku Rp 4,9 Miliar
Dyah Sujirah, selama ini berjuang mencari keberadaan suaminya. Ia terus menunggu kabar dan meminta pertanggungjawaban pemerintah untuk mengembalikan jasad suaminya.
Perjalanan Sipon dan Widji Thukul.
Demi membiayai adik-adiknya agar bisa sekolah, Wiji Thukul yang tengah sekolah di Jurusan Tari Sekolah Menengah Karawitan Indonesia di Solo hingga kelas dua berhenti di tengah jalan. Wiji Thukul bekerja serabutan, mulai dari penarik becak, loper koran, hingga tukang pelitur di perusahaan mebel.
Pada 1988, Wiji Thukul menikahi Sipon dan membantu pekerjaan istrinya yang merintis usaha sablon. Sambil membantu istrinya, Wiji Thukul mulai menabalkan dirinya sebagai aktivis yang membantu para buruh. Ia selalu berada di garis depan setiap kali berdemonstrasi.
Wiji Thukul kemudian bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik. Dalam setiap orasinya, Wiji Thukul selalu membacakan puisi-puisinya yang bergelora mengobarkan perlawanan.
Wiji Thukul disebut menghilang pada 10 Februari 1998. Sejak tragedi pembantaian di kantor Partai Demokrasi Indonesia, 27 Juli 1996, Wiji Thukul berpindah-pindah tempat demi menghindari kejaran aparat.
Baca Juga: Penyair Jawa Barat Tolak Gerakan Puisi Esai Nasional Denny JA
Dalam pelariannya, Wiji Thukul selalu menulis puisi-puisi perlawanannya. Sejak dinyatakan hilang, Sipon selalu mencari keadilan dan menuntut jasad suaminya dikembalikan.
Sumber: Tempo.co