SUKABUMIUPDATE.com - Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009. Adapun Hari Batik Nasional 2024 kini sudah memasuki peringatan yang ke-15.
Batik juga sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2009. Batik memiliki berbagai motif dan makna yang sering kali dipengaruhi oleh budaya dan sejarah lokal, salah satunya Batik Sukabumi.
Menyoal Batik Sukabumi yang menjadi kebanggaan tersendiri, berikut sepenggal wawasan tentang Batik Sukabumi, mulai dari Lokatmala hingga Seragam ASN. Yuk, Simak!
Pesona Batik Lokatmala Khas Sukabumi
Sukabumi, termasuk wilayah di Jawa Barat yang memiliki Motif Batik khas, yakni Lokatmala. Lokatmala dalam bahasa Sunda artinya bunga Edelweis (Anaphalis Javanica), dengan harapan karya yang dihasilkan akan seabadi bunga Edelweis, seperti yang tumbuh di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Sukabumi.
Batik Lokatmala disebut juga Batik Sukabumi Masagi, yang terinspirasi dari ungkapan masyarakat Sukabumi serta memiliki makna dan nilai filosofis berbunyi “hirup mah kudu masagi”.
Batik Lokatmala Sukabumi berawal dari Fonna Melania (41 tahun), wanita kelahiran Sukabumi, 21 Mei 1975 yang aktif menyajikan batik khas Kota Mochi.
Pengaruh sang nenek dalam proses ketertarikannya terhadap batik membius Fonna untuk tidak sekadar membuat motif, melainkan menghadirkan filosofi dari motif batik itu sendiri.
Karya Batik Sukabumi Fonna selama ini hadir dengan segudang cerita dalam setiap goresan malam (lilin-red). Contohnya, Leungli: bercerita mengenai seekor ikan mas sahabat Putri Rangrang, dan Candramawat yang merupakan seekor kucing peliharaan Nini Anteh.
Baca Juga: Misteri Jalan Tamansari Bandung, Konon Dihuni Kuntilanak dari Sungai Cikapundung
Desain Batik Reugreug Khas Sukabumi
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Sukabumi menyelenggarakan lomba desain batik khas Kota Sukabumi dalam rangka perayaan HUT Kota Sukabumi ke 110.
Dari 171 peserta dari seluruh Indonesia, desain batik "Reugreug" karya Talitha Tri Deviani dari pelajar SMA Negeri 2 Kota Sukabumi berhasil memukau para juri dan keluar sebagai juara pertama. Desain batik Reugreug menampilkan kujang di atas buku, Ngahuma dan bercocok tanam, serta dua entitas penting dalam kehidupan masyarakat Sunda yang agraris, yaitu ikan mas dan buah pala.
Reugreug adalah kata dalam Bahasa Sunda yang berarti suatu kondisi yang dipenuhi oleh ketenteraman dan ketenangan. Secara tidak langsung, Batik Reugreug bermakna harapan agar Kota Sukabumi menjadi daerah yang tenteram. Seperti pembangunan monumen Reugreug Pageuh Répéh Rapih di masa kepemimpinan H. Zaenudin Mulaebary yang memang didasari oleh alasan kerukunan, keajegan, dan tentramnya Kota Sukabumi.
Batik karya Pelajar Sukabumi ini selaras dengan semangat "Reugreug Pageuh, Répéh Rapih" yang mendambakan kedamaian dan ketenteraman.
Seragam Batik ASN Sukabumi
Karya bangsa termasuk dari pelajar Sukabumi, tak dapat dipungkiri, mampu melahirkan desain batik khas dalam lomba Dekranasda Kota Sukabumi.
Berkaitan dengan hal itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Kusmana Hartadji pernah menyebut akan menjadikan desain batik dari 10 finalis lomba sebagai desain seragam batik resmi bagi seluruh ASN di Kota Sukabumi.
“Nanti setelah itu kita akan membuat edaran untuk batik yang 10 besar ini akan digunakan untuk seragam ASN di Kota Sukabumi ada 3000 sekian,” ujar Kusmana, beberapa waktu lalu.